Chapter 52 : Black Thunder Javelin

1 0 0
                                    


"berhasil" ucap Bugas terlihat senang saat jurus andalannya telah mengikat si Sunny

"Bagus Gas, tahan terus sampai dia kehabisan napas" Balas Bobby ikut senang

"tidak bisa"

"kenapa?"

"jurus ini berbeda dari jurus Water Prison yang ku pakai saat melawan putri Linia dulu"

"..."

"jurus ini jauh lebih menguras tenaga dalamku, jadi dengan sisa tenaga dalam ku yang sekarang, mungkin aku hanya bisa menahannya selama 5 menit, tidak tapi 3 menit lagi"

"itu terlalu sebentar" ucap Bobby terkejut setelah mendengar penjelasan dari Bugas.

"santai saja, kita habisi saja si Sunny dalam sisa waktu yang tersedia" balas Eman memotong pembicaraan "sisa waktuku saat mode ini juga sudah tidak banyak lagi, setidaknya dengan kita berhasil menahan pergerakannya itu sudah sangat membantu untuk memastikan serangan terkahirku akan menghabisinya. Lagi pula Sunny sekarang tepat berada di dalam air yang artinya seranganku berikutnya akan benar-benar dapat dia terima secara penuh"

"secara penuh? Maksudmu selama ini seranganmu selama ini belum kekuatan penuh?" tanya Bobby tertarik dengan pernyataan Eman.

"Bukan, aku sudah heran sejak serangan awalku mengenai dirinya, kenapa kekuatan petirku yang telah meningkat berkali-kali lipat ini seolah tidak membuahkan hasil. Akhirnya aku ingat, elementku lemah terhadap tanah, karena tanah itu adalah konduktor yang buruk yang artinya petirku hanya menyerangnya dengan kekuatan mungkin tidak Sampai 10%. Tapi begitu tubuhnya diselimuti air seperti itu sudah dapat dipastikan 1milian% serangan berikutnya akan telak mengenainya"

"itu terdengar masuk akal, ayo lakukan" balas Bobby memberi perintah

Segera setelah percakapan antara Bugas, Bobby dan Eman selesai, Eman segera mengakat satu tangannya ke udara, dan dalam sekejap prana petir berkumpul diujung tangannya membentuk sebuha bola petir raksasa yang kemudian terus memadat dan menggumpal hingga hanya berbentuk sebesar kepalan tangan.

Dari bola listrik berwarna kehitaman itu lah eman siap melempar serangan penuhnya. Bobby dan Bugas yang melihat jurus itupun tak mampu berkata apa-apa, karena dahsyatnya energi yang mengalir dalam sebuah bola petir tersebut.

Begitu merasa serangannya sudah siap, Eman segera mengarahkan tangannya tepat membidik Sunny sebagai sasaran.

"bersiaplah Sunny terimalah serangan terkuatku ini BLACK THUNDER JAVELIN"

Dalam sekejap bola energi yang terbentuk dari prana petir itu melesai bagaikan sebuah lebing yang tajam maju lurus tepat menumbak kea rah tubuh Sunny yang masih terkunci di dalam jurusnya si Bugas sebagai sebuah sasaran. Tanpa mampu menghindar Sunny menerima dengan telak jurus dahsyat si Eman, ditambah dengan bola air dari si Bugas tidak ada harapan bagi Sunny untuk menghidari serangan itu.

Terlihat dengan jelas lembing petir yang sangat tajam itu terus mencoba menusuk tubuh Sunny, dan sengatan listriknya terus menyambar didalam penjara air, seharusnya tidak ada mahluk yang dapat menahan seranga sangat dahsyat dari pasangan emas Eman Bugas kali ini.

Tapi, bahkan sampai penjara air itu pecah tumbak petir yang tersu menancap dada si Sunny belum berhasil menembus tubuhnya. Bahkan Sunny terlihat dengan sekuat tenaga mencoba untuk mengenggam lembing petir hitam itu

"HHUUUAAAAHHHH......" dengan sekuat tanaga Sunny berteriak menahan serangan kali ini, dengan kuatnya Sunny menginjakan kaki dilantai istana yang terbuat dari berlian untuk menahan agar dirinya tidak terdorong oleh sarangan kali ini

Meski begitu tetap saja perlahan demi perlahan lantai istana tidak mampum menahan dorongan serangan dari Eman kali ini.

Bobby, Bugas dan Eman yang melihat itu sangat terkeju akan ketangguhan lawannya, di dalam pikiran mereka bertiga bukan tidak mungkin serangan ini akan digagalkan oleh si Sunny, sehingga tanpa pikir panjang Bobby segera melompat untuk memberikan pukulan kearah Sunny agar si Sunny kehilangan fokusnya dan kalah dari serangan petir tersebut.

Tapi Eman yang sekarang adalah mahluk tercepat dirangan itu segera mendorong Bobby agar tidak melakukan tindakan Bodoh, karena bila Bobby memukul Sunny dapat dipastikan aliran listriknya akan menyambar tubuh Bobby juga, membuat damage yang harusnya full diterima oleh si Sunny akan terbagi rata ke tubuh Bobby juga.

Sehingga merka memutuskan untuk berharap penuh terhadap serangan ini dan percaya bahwa Sunny tak akan mampu menahannya.

Tapi... harapan mereka tiba-tiba sirna saat melihat Sunny tersenyum kembali setelah beberapa detik sebelumnya Sunny terlihat menderita menahan serangan itu dengan sekuat tenaga. Petir Eman, berhasil ditahan bahkan digenggam seolah oleh Sunny seolah petir tersebut seperti tombak padat, dan dengan segera Sunny melempar tombak itu kearah belakang tubuhnya dan menghacurkan apa saja yang melalui benda tersebut.

Terlihat seperti luka gosong berwarna hitam membekas ditubuh Sunny yang pakaiannya telah tersobek pada bagian dada. Dan terlihat jelas sekarang dimana Sunny menyimpan 2 liontin yang dia punya, ternyata liontin-liontin tersebut sepanjang hari terus dipakainya dan disembunyikan dibalik bajunya.

Dengan kedua tangan yang masih menghasilkan asap dan terlihat gosong Sunny membetulkan gaya rambutnya dan mulai tertawa

"hahahahha... ini pertama kalinya aku merasakan rasa sakit sampai seperti ini"

Medengar itu trio Bobby, Bugas dan Eman hanya bisa menelan ludah tanpa dapat berkata apa-apa

"luar biasa, sesaat aku berpikir mungkin aku tadi akan kalah, tapi aku masih selamat hahahahah"

"..."

"oke karena kalian sudah sampai sejauh ini, sangat memalukan bila aku tidak serius menggunakan seluruh prana tanah ku untuk menghadapi kalian. Oke mari kita mulai ronde ke 2"

Sunny akhirnya akan serius.

Emblem of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang