Chapter 31 : Yantok Madason

1 0 0
                                    


Di tengah hutan, kelompok Eman dan Bugas.

"Hei kalian curang! Kalau berani satu lawan satu dong" teriak Yantok kesal

"tidak ada kata curang dalam perang dan cinta" balas Eman yang dengan sangat cekatan melempar pisau-pisaunya.

"ah... sial" gerutu Yantok sambil terus menghindari setiap serangan pisau lempar dari Eman, tidak hanya pisau ayunan pedang dan kapak dari 8 prajurit yang kebetulan berada di lokasi yang sama dengan Eman dan Bugas silih berganti menyerang setiap langkah dari si Yantok, tapi serangan paling tajam itu adalah ayunan pedang si Bugas. Sudah berkali-kali Yantok hampir kehilangan kepala setiap kali Bugas mengibaskan pedangnya.

Pertarungan sengit terus terjadi tanpa perlawanan bearti dari si Yantok, entah kenapa Yantok yang mengaku telah berhasil mengalahkan salah satu 4 gerbang malah tidak membalas untuk menyerang, membuat serangan dari pasangan emas Eman dan Bugas makin menjadi-jadi. Tanpa sadar sepertinya Yantok membuat kesalahan dalam pergerakannya, dan kesempatan ini dengan segera dieksekusi oleh Eman.

Eman melompat dengan kecepatan tingginya dan menusukan cakarnya tepat kearah Yantok yang tidak menyadari serangan tersebut, namun insting Yantok meberitahu dirinya akan bahaya kematian yang mendekat, membuat yantok dengan replek segera menghindari serangan fatal tersebut, hanya saja kesalahan kecil yang diperbuatnya telah menghasilkan kerugian besar, dalam sekejap tangan kiri Yantok putus.

Yantok yang menjatuhkan tubuhnya ketanah agar dapat menghidari kematian segera memegang bahunya yang telah kehilangan tangan.

Menggunakan tangan kanannya yantok berusaha menahan semburan darah segar dari bekas potongan tangannya yang telah terputus

"sialan, hampir saja cakar itu menusuk jantungku" ucap Yantok yang terlihat seperti menahan rasa sakit.

"sudah lah kau menyerah saja, lihat kau bahkan telah kehilangan satu tangan" balas Bugas menjelaskan kondisi saat ini.

"wajar bila aku terkena serangan, kalian bersepuluh sedangkan aku sendirian, kalian itu curang"

"sudah dari awalkan kami bilang, tidak ada yang namanya curang dalam perang, lagi pula kau sendiri tadi yang bilang, kau mampu mengalahkan salah satu 4 Gerbang, jadi sangat wajar bila kami harus bersama-sama menyerangmu" lanjut Eman

"sepertinya orang ini hanya berbohong Man, tidak mungkin dia dapat mengalahkan salah satu 4 gerbang, toh kita bahkan belum menggunakan pengendalian prana kita, dia sudah sekarat" balas Bugas lagi

"ayo gas... segera kita selesaikan saja urusan kita di sini, tidak baik menyiksa musuh terlalu lama"

"oke" ucap Bugas sambil melompat kembali menyerang Yantok

"terserah kalian, toh pada akhirnya yang tetap aku yang akan menang"

"ooo... kau masih bisa sombong dasar buntung" balas Bugas marah yang membuatnya segera maju untuk memenggal kepala si Yantok, tapi sama seperti sebelumnya Yantok tetap hanya menghindar tanpa melakukan perlawanan, hingga akhirnya setelah penyerangan yang cukup memakan waktu dari Bugas dan Eman akhirnya Yantok lagi-lagi membaut kesalahan fatal dalam melakukan pergerakan.

Tanpa membuang kesempatan, Bugas dengan segera menebas Yantok tepat kearah leher. Nyaris tapi Yantok berhasil menghindari tebasan tersebut, namun dengan segera cakar Eman bertindak sebagai serangan berikutnya yang membuat Yantok harus segera melompat untuk menghindari serangan kali ini.

Tergelincir. Tanpa disadari, entah sejak kapan terdapat genangan air telah membasahi area Yantok berpijak dan membuatnya terjatuh.

Belum sempat untuk berdiri Eman telah menggunakan prana listriknya, membuat yantok tersengat dan tak mampu bergerak.

Selesai... satu ayunan pedang kepala Yantok terlepas dari lehernya.

"sialan... orang ini cukup gesit, meskipun telah kita kepung bersepuluh, tetap saja perlu waktu untuk mengalahkannya" ucap Eman yang lega telah memenangkan pertarungan

"kita istirahat sejenak, mau ambil napas" jawab Bugas yang cukup kelelahan karena pertarungan melawan Yantok

8 orang pasukan yang juga sedari tadi ikut menyerang Yantokpun mulai beristirahat untuk mengambil napas dari lelahnya menyerang terus-menerus secara membabi buta dalam tempo waktu yang cukup lama.

"gimana keadaan kalian? Sudah cukup kan istirahatnya?"

"tentu saja, ayo kita lanjutkan penyerangan kita ke kerajaan tanah" balas Bugas menjawab pertanyaan yang baru saja dia dengar.

Tiba-tiba Eman sadar akan keanehan dan langsung kaget, karena suara yang dijawab oleh bugas adalah suara dari si 3 Gembok Yantok "tidak mungkin, itu suara orang tadi"

Mendengar keterkejutan Ema, Bugas segera berdiri dan mengangkat kembali pedangnya "tidak mungkin ada mahluk yang masih hidup setelah kepalanya terpotong"

"sayangnya mahluk seperti itu ada, salah satunya adalah semut dan kecoa, mereka masih dapat hidup meskipun kehilangan kepala" jawab kepala Yantok yang masih tergeletak di tanah sedangkan tubuhnya telah berdiri bahkan dengan ke 2 tangan yang kembali utuh.

Semua yang melihat kejadian ini merinding ketakutan. Belum pernah mereka menyaksikan kejadian yang mengerikan seperti ini.

Tubuh Yantok yang masih berdiri mulai bergerak dan mengangkat kepalanya serta memasang kembali kepala tersebut di tempatnya semula. Dan Yantok kembali sembuh, bahkan seluruh noda darah di bajunya hilang.

"kau... sebenarnya mahluk apa?" ucap Bugas yang masih dalam keadaan tekejut

"aku mengerti sekarang, dia bukan manusia, dia monster kau ingat kan Gas saat kita melawan monster kelelawar yang hampir tidak bisa mati waktu itu?"

"iya aku ingat, monster yang dapat menyembuhkan diri terus-menerus selama dia bisa meminum darah"

"aku rasa orang ini juga memiliki kemampuan khusus untuk menyembuhkan diri sebelum mati, asalkan syaratnya terpenuhi"

"masuk akal, jadi kita hanya perlu mengalahkannya lagi sambil mencari tahu syarat baginya agar dapat hidup kembali, sial ini akan sulit pasti dan pasti memakan waktu serta stamina"

"tidak ada cara lain, kita harus terus menyerangnya sampai kita menemukan kelemahannya" tutup Eman dan segera menyerang Yantok lagi

"mencari kelemahan ku ya? Rencana yang cukup bagus, asal kau tahu saja ya, aku ini tidak bisa mati, jadi tidak ada cara untuk kalian mengalahkan..." belum habis Yantok berbicara, pedang Bugas telah terlempar dan tepat mengenai kepala.

Sekali lagi Yantok terkapar dan terlihat seperti telah meregang nyawa.

Namu dalam hitungan detik Yantok kembali melompat berdiri, mencabut pedang dari dahinya, serta melempar kembali pedang tersebut kearah Bugas.

Diluar dugaan lemparan Yantok sangat kuat, bahkan Bugas hampir tidak dapat menghindarinya, kuatnya lemparan tersebut bahkan dapat dilihat dari tertancapnya pedang tersebut di sebuah batu sampai mata pedangnya tidak tersisa.

"baiklah kalian bersepuluh, kita akan mulai ronde ke 2" ucap Yantok bersemangat, dan sepertinya kali ini dia akan membalas serangan.

Emblem of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang