Chapter 39 : Naru the Silener

1 0 0
                                    


Ini tato apa sih? Hampir seluruh bagiannya berwana merah kesal Bobby dalam hati, hanya saja dia sangat yakin bila tato ini telah berubah warna seluruhnya menjadi warna merah sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi, sedangkan si Naru malah semakin gigih mencoba mendekati dirinya meskipun dalam keadaan yang sudah cukup memprihatinkan.

Tapi Bobby tidak mau mengalah, memanfaatkan momentum dari keuntungan dirinya yang hanya mengalami luka lebam Bobby jelas sadar kondisi dari Naru seharusnya sudah tidak memungkinkan untuk dirinya melanjutkan pertarungan, tapi kegigihan Naru membuat Bobby mengakui kehebatan dari sang lawannya tersebut.

Bobby terus menerus menghindari sergapan Naru yang semakin lama semakin tajam, sedangkan dirinya sendiri berusaha sebisa mungkin untuk meminimalisir penggunan prana dan tenaga dalamnya karena menghawatirkan tato di perutnya yang semakin menjalar perubahan warnanya setiap kali dia menggunakan tenaga dalamnya.

Dari perhitungannya sendiri Bobby yakin dia hanya bisa menggunakan satu kali lagi pengendalian prana angin, jadi dia harus dapat memilih pilihan sebijak mungkin dalam menggunakan kemampuannya. Atau pilihan lain yang terlintas dipikirannya adalah terima apapun kensekuensi dari kutukan tato tersebut asalkan dapat mengalahkan Naru dalam satu serangan.

Sibuk berpikir tanpa sadar Naru sudah terlalu dekat dengan dirinya. Bobby segera kehilangan kemampuan pengendalian prananya seketika Naru telah siap melayangkan pukulannya

"maaf saja jurusku bukan hanya aktif saat kau menggunakan prana"

Mendengar ucapan Naru mengejutkan Bobby, sial pikirnya ternyata ad acara lain mengaktifkan tato ini pikir Bobby.

"satu pukulan ku ini akan menyelesaikan semuanya" ucap Naru sembari melayangkan kepalan tangannya yang telah bersinar berwarana merah.

Bobby tidak dapat menghidari pukulan kali ini, tinju telak telah bersarang di wajahnya. Meski terluka parah pukulan Naru tetap dahsyat seperti biasanya, membuat Bobby terpental cukup jauh.

Bobby yang menahan sakit di wajahnya mulai menghawatirkan tato di perutnya yang akhirnya penuh tidak menyisakan sedikitpun warna hitam dan telah berganti menjadi warna merah menyala yang bahkan menimbulkan cahaya.

"tinjuku juga dapat mentriger tato itu" ucap Naru sambil tersenyum meskipun terlihat dirinya sudah kesulitan untuk bergerak tapi dari bibirnya terlihat Naru seolah tersenyum puas "hehehe kesatria takdir kau adalah lawan yang sangat luar biasa, tapi aku menang karena jurusku akhirnya sepenuhnya aktif"

***

"apa hanya kau yang tersisa dari klan mu?"

"siapa kau?"

"aku bukan orang jahat, bila kau mau, kau boleh ikut dengan ku"

"kau mahluk yang mencurigakan, siapa kau sebenarnya?"

"kau ini merepotkan ya? Sini biar ku paksa kau ikut"

"..."

BAK BUK DUK

Beberapa jam berikutnya.

"Dimana aku? Tempat apa ini?" aku tersadar, sepertinya aku pingsan? Oiya aku di hajar oleh mahluk aneh yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Aku tidak tahu siapa dia tapi aku belum pernah melihat ras aneh seperti itu.

"kau sudah sadar?"

"KYAAA..." dia ada di sebelah ku, mahluk yang baru saja menghajarku tanpa belas kasihan ini?

"jangan takut! Kau baik-baik saja?"

"bodoh? Bagaimana aku tidak takut, aku hampir mati tahu setelah kau hajar barusan!"

Emblem of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang