Chapter 32 : Chimera

1 0 0
                                    

Ditempat Bobby berada

Dess... sebuah tendangan telak menghantam wajah, yang cukup membuat Bobby jatuh tersungkur.

"Bagai mana kesatria takdir? mau menyerah?" ucap Naru sombong.

Sialan pikir Bobby, ada yang tidak beres dengan pertarungannya kali ini, entah kenapa Bobby seolah merasa serangannya terasa hampa atau seolah tidak memiliki tenaga dalam disetiap pukulan yang dia lancarkan, belum lagi Bobby merasa dirinya seolah melambat ke kecepatan normal sesaat sebelum dirinya melempar serangan kepada Naru.

"sepertinya kau belum mengerti perbedaan kemampuan kita" ucap Naru sekali lagi.

"sial... trik busuk apa yang kau gunakan?"

"trik busuk? Hahaha... salah, kalian lah yang melakukan trik busuk yang kulakukan ini adalah pertarungan normal"

Belum selesai Naru menghabiskan perkataannya, Bobby segera bangkit dan melangkah menggunakan kecepatan supernya.

Tapi sama seperti sebelumnya, tepat saat Bobby hendak melepaskan Jet Smashnya, Bobby merasa seolah akeselerasinya menurun, dan dengan cepat juga Naru menangkap pukulan Bobby yang dilanjutkan dengan membalas serangan.

Pukulan Naru yang telak di perut membuat Bobby hampir memuntahkan seluruh sarapan pagi yang dia makan. Dalam keadaan tertunduk dan terbatuk-batuk karena menahan rasa sakit dari pukulan Naru, Bobby mencoba menembakan peluru angin dari ujung jari telunjuknya secara mendadak. Hanya saja tidak ada peluru angin yang muncul seolah prana Bobby kembali tersegel.

Naru sepertinya tidak ingin membuang kesempatan untuk menghajar Bobby satu kali lagi, kali ini Naru mengayunkan lagi kakinya tepat kearah muka Bobby. Bobby yang sudah sedari awal menyadari serangan dengan cepat mencoba menangkis menggunakan tangan kanannya.

Walah telah ditahan, kekuatan tendangan Naru cukup untuk membuat Bobby terdorong dan terpental.

"bagai mana masih mau lanjut?" tanya Naru dengan santainya

Bobby yang merasa diremehkan segera melompat mundur dengan kecepatan angin yang luar biasa, serta kembali mengarahkan telunjuknya seolah tengah menembakan pistol ke arah Naru.

"belum, dan sepertinya aku mulai paham trik macam apa yang kau gunakan" ucap Bobby membalas "AIRSOFT GUN" Bobby menembakan prananya anginnya yang menyerupai peluru dari ujung jari.

Naru yang terkejut akan serangan mendadak itu segera menghindar, benar saja andai Naru tidak segera menghindar mungkin tubuhnya akan berlubang sama persis seperti batang pohong yang berlubang tepat dibelakang dirinya, prana angin yang ditembakan Bobby benar-benar mirip sepereti peluru.

"hehehe sudah kubilang aku mulai tahu semua trikmu jadi kali ini situasi akan berbalik" ucap Bobby dengan senyum seolah kemenangan akan segera dia dapatkan

"cih... merepotkan, kalau begitu coba saja kalahkan aku bila dirimu mesara sudah unggul" balas Naru kesal.

***

Dilain tempat (masih di dalam hutan)

"hey sepertinya aku bernasip bagus, kali ini tidak kusangka aku malah menemukan kakap" ucap Anzcops, salah seorang anggota 3 Gembok Maha Agung "aku memang sempat mendengar kalau raja kerajaan Cahaya tidak ikut memimpin perang, tapi tidak kusangka ternyata aku malah dapat bertemu langsung disini, kenapa raja Seagete kau tersesat ya?"

"cih... malah ketemu sampah" jawab Seagate yang merasa rencananya untuk menyerang langsung Hackins secara diam-diam telah ketahuan "cepat kau pulang sana mahluk rendah, aku tidak ada urusan dengan ikan teri sepertimu!"

"siapa yang maksud ikan teri hah? Asal kau tahu aku ini mahluk terkuat yang pernah dilahirkan di dunia manapun" jawab Ancops mulai kesal

"gonggongan mahluk lemah memang selalu membuat moodku jelek, ya sudah lah, akan ku hajar saja kau sebagai pemanasan sebelu aku menghajar si brengsek Hackins"

"GGGRRROOOAAAARRRRR..............................." Tepat sebelum Ancops dan Seagate saling tukar pukulan, terdengar suara keras yang memekakan telinga menggema di seluruh penjuru pulau, bahkan seluruh burung liar berterbangan dari hutan takut mendengar suara besar tersebut. Tidak sedikit hewan-hewan liar berhamburan panik.

"Suara apa itu?" ucap Seagate terkejut sambil menutup kedua telinganya.

***

Suara raksasa yang memekakan telinga tidah hanya membuat terkejut Seagate dan Anzcops, bahkan perang besar yang tengah terjadi antara kerajaan Tanah melawan kerajaan Cahaya sempat terhenti sesaat.

Di lain pihak di lokasi pertarungan Bugas dan Eman melawan Yantok

"suara apa ini? Telingaku sampai sakit" ucap Eman yang memegang kedua telinganya karena tidak tahan akan kebisingannya.

"sial kita bahkan tidak bisa fokus bertarung karena suara merpotkan ini" ucap Bugas yang mulai panik.

Sementara para kesatria lain yang kebetulan satu kelompok dengan Eman dan Bugas tengah dihajar habis oleh Yantok seorang diri, seperti yang di duga kesatria biasa tidak akan sanggup menghadapi jendral musuh meski jumlah mereka jauh lebih banyak apalagi kalau jumlahnya hanya 8 orang.

Dalam keadaan dimana suara yang memekakan telinga ini masih terdengar, Yantok seolah tidak terpengaruh sama sekali seakan suara itu tidak ada.

"ini buruk, musuh kita bahkan tidak terpengaruh dengan suara ini, terbuat dari apa telinganya? Baru kali ini aku melihat mahluk super budek seperti dirinya" ucap Bugas sambil tetap memegang kedua telingannya.

"tidak gas, perhatikan baik-baik meskipun dia tidak menutup telinganya, tapi gerakannya terhenti, dan lagi kalau kau perhatikan terkadang samar-samar tubuh orang itu seolah-olah seperti akan menghilang" jelas Eman yang masih bisa konsentrasi dibawah pengaruh suara raksasa.

"kau benar, ini pasti ada hubungannya dengan kemapuannya yang tidak bisa mati itu"

Belum selesai Bugas berbicara kepada Eman, sesosok laki-laki tiba-tiba terjatuh dari atas pohon

"sial... suara ini berisik sekali, meski sudah sering mendengarnya tetap saja suara ini terlalu keras" teriak lelaki yang baru saja jatuh dari pohon.

Melihat sosok tersebut, Eman dan Bugas terkejut, karena apa yang dia lihat adalah sosok Yantok dan sosok itu sangat mirip dengan sosok yang sekarang masih berdiri mematung dehadapan mereka berdua.

Tidak ada yang mengerti tapi yang jelas sosok Yantok Madason ada 2 orang.

***

Bobby dan Naru sama-sama menghentikan pertarungan mereka, sambil memegang kedua telinga mereka masing-masing

"suara mengerikan apa ini?" ucap Bobby sambil terus menahan sakit gendang telinganya

"sial... yang mulia pasti telah melepaskan hewan peliharaan kesayangannya" gerutu Naru kerena mendengar suara yang sangat kuat tersebut.

Tidak sengaja mendengar ucapan samar Naru Bobbypun berpikir Hewan macam apa yang memiliki suara sebesar ini?

"Gawat sepertinya Chimera akan segera mengamuk" ucap 3 Gembok Maha Agung secara bersamaan di ketiga lokasi yang berbeda.

Emblem of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang