Chapter 16 : Leviathan

6 0 0
                                    


Skypee pulau kekuasaan 4-Gerbang Faurze. Istana Faurze

"mana mulut sombongmu tadi?" ucap Faurze yang masih dalam keadaan kesal.

Terkapar hampir tidak berdaya telihat sosok tubuh yantok yang mengaku sebagai 3 Gembok dalam keadaan merana, luka lebam menghias di sekujur tubuh jangankan untuk berdiri bagi yantok keadaannya sekarang ibarat di ambang hidup dan mati.

Tapi tubuh lelaki ini sungguh kuat, aslinya satu pukulan Faurze dapat membunuh seekor monster berlevel tinggi dengan sangat mudah, tapi tidak bagi Yantok, dia telah menerima lebih dari 1000 pukulan dan masih tetap hidup.

"hah-hah-hah... kau sial membiarkanku dalam keadaan masih hidup" Ucap yantok membalas pertanyaan dari Faurze.

Mendengar ucapan sombong tersebut, membuat Faurze kembali naik darah.

Dengan penuh amarah Faurze mencekik leher si Yantok menggunakan tangan kirinya dan mengangkatnya ke atas, membuat kaki Yantok tidak dapat menyentuh lantai.

"delam keadaan hampir matipun kau masih bisa berlagak sombong?"

"sudah kubilang kau akan menyesal karena tidak membunuhku pada serangan sebelumnya"

"cih... sepertinya kau memang ingin secepatnya mati, kalau begitu makan ini" Faurze mengepalan tangannya siap untuk meninju, tapi tidak sepeti tinju-tinju sebelumnya yang hanya memanfaatkan kecepatan tinggi, kali ini Prana angin telah difokuskan berkumpul dan berputar membentuk Bor mengelilingi tinjunya, dan Faurze sudah benar-benar siap menghabisi Yantok dengan satu serangan terkahir ini.

"hahahaha... terlambat, KAU YANG KALAH..." teriak yantok dalam keadaan masih tercekik, Yantok pun menggenggam erat tangan Faurze menggunakan kedua tangannya sembari melepaskan aura dari sekujur tubuhnya.

Merasakan aura Yantok yang tidak biasa Faurze sadar akan terjadi sesutau yang dapat membahayakan dirinya, tapi genggaman Yantok pada tangan kirinya sungguh kuat membuat Faurze tidak dapat melepaskan genggaman tersebut. Faurze akhirnya memutuskan untuk segera melancarkan serangan penghabisan sebelum jurus Yantok aktif, dan melayangkan tinju yang telah dilapisi Prana angin berbentuk Bor itu tepat kearah perut Yantok.

"kau lawan yang hebat... tapi SELAMAT TINGGAL!" Ucap Yantok dan Faurze secaara bersamaan.

***

MAD TITAN

Kapal yang tengah ditumpangi oleh rombongan Bobby dan yang lainnya masih berlayar di tengah luasnya Samudra tidak terasa waktu yang mereka habiskan untuk mencari Pulau-Ju telah berlalu selama 20 hari, obak dan badai yang muncul hampir tidak terduga telah berkali-kali menepah mereka selama pelayaran, untung saja ada panduan dari Captain Mico, seorang mantan bajak laun yang menguasai kemampuan navigator.

20 hari pelayaran yang belum menemukan hasil membuat beberapa awak mulai Lelah dan prustasi, bahkan Bugas mulai menanyakan apakah orang yang mengaku bernama captain Mico ini sebenarnya tau dimana lokasi Pulau-Ju.

"hey bung... kau yakin tau dimana lokasi Pulau-Ju?" ucap Bugas tidak sabar.

"tentu saja, percayakan padaku"

"jangan-jangan kau ini menipu kami? Sudah 20 hari kita hanya mondar-mandir di tengah lautan seperti ini"

"Bugas... hentikan itu" ucap Raja July dengan kesal terhadap Bugas. Kenyataannya sang raja juga mulai ragu apakah mereka akan mencapai pulau tersebut, tapi demi mimpinya dia mencoba bersabar dan tetap percaya.

"kan sudah pernah kubilang, kita tidak akan mencapai Pulau-Ju bila belum tersesat di tengah kabut abadi. Karena itu yang pertama harus kita cari itu adalah sosok kabut dan letak kabut ini biasanya tepat ditengah Samudra"

Emblem of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang