Santiago, Chilli

381 46 1
                                    

Aira diizinkan pulang ketika mamanya datang menjemput. Lestari sangat paham kenapa anaknya bisa seperti itu. Setibanya mereka di rumah Lestari membiarkan Aira untuk beristirahat. "eh, kok lo udah pulang ?" tanya Ayman yang baru saja pulang kuliah dan ingin merebahkan dirinya dikasur.

"kenapa lo ?" Ayman mendekat kea rah Aira.

"kok lo nangis ?" Ayman mendengar sesegukan Aira serta napas yang tak beraturan membuat bahunya turun naik tak beraturan.

Ayman menyentuh bahu Aira, "kenapa, ai ?" ucapnya dengan suara lemah lembut.

Nangisnya semakin menjadi, Ayman semakin bingung harus berbuat apa. Tanpa kendali Ayman memeluk Aira, menenggelamkan wajah Aira didadanya. "tenang." Ayman berusaha menenangkan.

"kenapa si gue lemah ? kenapa gue gak kaya mereka ? kenapa si gue ada Cuma buat menyusahkan ? apa gue sesampah itu ? bunuh gue Ayman." Aira menjerit dalam dekapannya.

"ssst! Aira itu kuat, lo itu limited jangan samain sama mereka ya," ucap Ayman dengan tulus.

Ayman mengusap – usap pungung Aira sampai napasnya kembali teratur. "jadi diri lo sendiri." Senyum tulus tercetak dibibir Aira.

"tidur gih, gue mau ganti baju."

"IH PANTES BAU," ledek Aira.

"reseh lo."

Aira tertidur selama empat jam, itupun dibangunkan oleh neneknya. "bangun, magrib," ucap nenek.

Mata Aira menetralisir dengan cahaya lampu, nyawanya masih berada diawang – awang. Kepalanya terasa pening, karena tidur selepas menangis. Mengingat ia memeluk Ayman wajah Aira merona seraya menahan senyum "jingan," umpat Aira.

"napa lo ?" tanya Ayman dari ambang pintu.

"ngapain lo disitu ?" tanya Aira.

"ngebangke," sautnya.

"pantes bau," timpalnya.

"Hp lo brisik, noh. Bunyi mulu kaya sapi kawin." Aira bangkit dari Kasur mencari ponselnya.

"di meja makan, kutil." Aira mendorong Ayman sampai terjungkal kebelakang.

"KURANG AJAR LO, BADAK." Ayman mengaduh kesakitan, Aira tetap tidak peduli.

Aira celingak celinguk mencari ponselnya, ternyata tersempil dibelakang magic com. Membuka salah satu aplikasi chat, terdapat 400 notif dari grup dan teman – temannya serta 10 panggilan tak terjawab. Aira menengok kearah jam "perasaan baru 4 jam gue off," gumam Aira.

Aira membuka roomchat grup kelas, disana Namanya tertag. Satu persatu dibacanya. Senyumnya mengembang tetapi lama kelamaan senyum itu memudar "sial."

XII IPS 1

Nada :

EXO COMEBACK, GUYS

Rara :

SEHUN GNTNG BING BING

Misha :

D.O sm xiumin g ada_-

Sea :

OY, OPER JAWABAN MTK DONG

Dino :

EKO, ADA PR, KAN ?

Alisha :

Gils, capslok jebol

Zigo :

@airaa PAP dongg

Sea :

@airaa jadi pacar abang yuk

Misha :

Najis

Zigo :

(2)

Lisa :

(3)

Dino :

(17+++)

"ai, jalan yuk," ajak Ayman.

"gak, jangan maksa." Aira membuang muka.

"apasi, lo tuh marah – marah mulu si, gak jelas deh."

"brisik tau gak si lo, ngapain gangguin gue mulu si. Mending belajar sono ngurusin atom – atom." Aira bangkit dari duduknya.

"kenapa si cantik ?" Ayman memegang dagu Aira, mata mereka saling mengunci.

"misi." Aira menepis kasar tangan Ayman.

Mood berantakan, pikiran kacau, serta kepala pusing. Udara segar tak dapat menenangkan dirinya. Perkiraannya salah ia mulai banyak teman karena otaknya, jika saja ia bodoh seperti kelas 11. Tidak ada satupun orang yang ingin bertemannya bahkan menyapapun enggan. Hanya ada orang yang mencemooh, membicarakannya dibelakang. Kenapa semiris ini ? keadaan seperti ini membuat Aira berpikir untuk cutting, cara terakhir membuatnya tenang.

Pohon rindang itu mengingatkan masa kecilnya. Gadis kecil yang tidak ingin meminum obat dengan alasan bosan. Pasalnya sudah selama 8 bulan gadis itu meminumnya nonstop. Wajar jika memilih untuk melarikan diri dari rumah sakit. Setiap bulan ambil darah, rontgen paru – paru.

Sang ayah tiba dengan wajah bengis, "saya mau kita pisah," ucapnya kepada sang ibu tepat didepan dirinya.

"aku buat salah apa sama kamu ?" tatapan Lestari mulai sendu.

"saya tidak sudi, uang saya abis untuk mengobati anak kamu yang penyakitan ini." Pria itu menunjuk Aira tepat didepan wajah polosnya.

"Aira," panggil Ayman.

Lamunan Aira buyar "Dicariin bokap lo." Wajahnya pucat pasi mendengar ucapan Ayman. Badannya bergetar hebat. "mau apa dia ?" gumamnya.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

*hargailah karya seseorang dengan tidak menjiplak ceritanya serta jangan lupa tinggalkan jejak kalian. terimakasih.

Sekolah MiliterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang