Bukarest, Rumania

375 28 4
                                    

3 tahun kemudian

Hari – hari berlalu begitu berat dan terasa lama, ya semua karena ia menjalani harinya tanpa Sea. Teman – teman yang sudah sibuk kuliah, tugas kuliah, part time dan lain – lain. Di kampusnya ia bertemu seorang kakak tingkat, ya awalnya membantu lama – kelamaan jadi modus. Kakak tingkat itu bernama Haikal. Sifatnya slengean banget, hobi ngegame dimana pun dan kapanpun.

Aira merasa rishi bila didekatnya, suatu hari gadis itu diajak pulang bareng, tanpa babibu Haikal menanyakan hal privasi.

"Ai, kata orang – orang di kampus lo udah punya pacar ya ?"

"iya," jawabnya singkat.

"Tapi kok gue gak pernah liat lo dianter jemput ya ?" tanyanya lagi.

"Karena dia pacar gue bukan tukang ojek," ketus Aira.

"Jangan – jangan lo halu ya ?" oke, pertanyaannya sudah membuatnya geram.

"Pacar gue jauh, kuliah di LN." Aira menjawab tanpa menoleh.

"hati – hati lo, bisa aja dia selingkuh dan lo gak tau," ujarnya.

"Pacar gue orangnya setia bukan buaya."

"Daripada LDR mending sama gue yang siap siaga," katanya dengan kepercayaan tingkat dewa.

"Ogah."

"Lagi pula banyak cowok disini, kenapa nungguin yang gak pasti, bisa aja kana pa yang gue bilang tadi terjadi ? apalagi cewe di LN cakep – cakep."

"Gak usah merendahkan orang lain kalau lo gak tau dia siapa, gue mau turun." Aira membuka pintu mobil, pas banget lagi macet.

Saat ia turun, motor ninja yang ia kenali berhenti didepannya, ya itu Zigo. Tanpa mendengar teriakan Haikal, Aira menaiki motor itu dan menyuruh Zigo untuk ngebut. "Lo kenapa bro ? bete banget mukanya."

"Haikal ganggu mulu, pake ngejelekin Sea lagi," sahutnya.

"Tenang aja, Sea dikit lagi pulang sabar aja."

"Oiya gimana kondisi bokap lo ?" tanyanya.

"Ya gitu gak ada perubahan, matanya bisa ngeliat, kupingnya bisa ngedenger apa yang orang lain omongin, tapi mulutnya bisu, gak bisa bergerak, gak tega gue litany, kalau tuhan sayang kenapa gak diambil aja nyawanya ? gue lebih gak tega liat papa gak berdaya kaya gitu, sakit banget tiap kali liat." Aira tersenyum gentir.

"yaudah lo fokusin sama kuliah lo, skripsi lo, jadi pas Sea balik lo tinggal kawin," ledek Zigo.

"Kawin mulu pikiran lo, ini juga gue skripsi tinggal sidang doang abis tuh wisuda dah, gak ketemu Haikal lagi. Yuhu." Aira terdengar begitu antusias.

***

Setelah bulak balik kampus, begadang hampir tiap malam, yang tadinya gak suka kopi jadi suka karena mau gak mau harus minum biar gak ngantuk, revisi sana sini, observasi, analisis data, dan semuanya berakhir hari ini. Ya hari ini Aira sidang ditemani oleh Zigo, Dino, Masha, Alisha, Ayman dan Kak Farzan.

Rasa gugup menyelimuti, ia harus tetap tenang agar tidak blank, juga bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penguji. Raut wajah pengujinya seperti kecewa, Aira tak berani menatap, hatinya sudah pasrah, "Aira, berapa lama kamu mengerjakan skripsi ini ?" tanya salah satu penguji.

"4 bulan lebih pak."

"Kamu tau gak kalau saya gak tertarik ?" tanyanya.

"Maaf pak."

"Saya tidak menyuruhmu minta maaf." Aira menundukkan kepalanya dalam – dalam.

Setelah 5 menit sunyi penguji yang lain memecahkan keheningan. "Kami semua sudah memutuskan bahwa kamu Aira Putri Elena dinyatakan tidak mengulang lagi alias lulus." Aira tersenyum dengan mata menatap tidak percaya.

"Selamat ya sudah sarjana, jadikan ilmumu berguna bagi orang lain."

"Terima kasih Aira, sekarang tugas saya membimbingmu sudah selesai, semangat melanjutkan ke dunia yang sebenarnya."

Aira keluar dengan wajah sumringah, dipeluklah dirinya dengan Masha dan Alisha, lalu diberikan buket bunga, boneka "Karena Sea gak bisa hadir, gue berinisiatif buat bikin stand figure, biar lo tetep bisa foto juga," ucap Dino.

"Ah emang lo doang temen gue yang paling pengertian."

Aira berfoto dengan gaya mencium stand figure itu, lalu ia menghampiri Ayman untuk melihat hasil fotonya. "LAH KOK ADA SEA ASLI DIBELAKANG GUE ?!" mata Aira langsung melihat Sea yang sudah berdiri didepannya.

"Halo, lo kangen gak sama gue ?"

"KANGEN LAH, GILA LO UDAH BALIK." Aira memeluknya sangat erat.

"Lepas bagong, sesek."

"Yailah lo."

"Bukannya kangen – kangenan malah berantem heran banget ama nih couple," ungkap Zigo.

"Yeuh syirik," ucapnya bersamaan.

"Selamat ya Aira, lo pinter banget bisa lulus samaan bareng gue, gak nyangka si otak segede udang bisa lulus cepet, jangan – jangan lo nyogok dospem ya ?" selidik Sea.

"Gila lo, gue tiap malem nangis- - nangis, minum kopi, usaha gue lah." Tiba – tiba saja Sea bersimpu didepan Aira.

"Mau ngapain lo ? berak ?"

"Lo gak bisa romantic amat si, nih gue mau lamar lo. Will you marry me, Aira Putri Elena ?" ungkap Sea.

"Bentar, gue mau nanya dulu. Udah kerja belum lo ?" tanya Aira.

"Udah, punya perusahaan sendiri, punya rumah gede, sama 1 payung Rolls Royce," jelasnya.

"PAYUNG BUAT APAAN WOY ?!" geram Aira.

"Kasih tau bang," ucap Sea merujuk ke Farzan.

"kamu kalo mau dapet paying Rolls Royce harus beli mobil dulu, dan itu bukan sembarang mobil. Jadi udah terima aja, Sea udah lolos seleksi kok, terjamin kamu," jawab Farzan.

"gimana Ai ? Will you marry me ?" tanyanya lagi.

"Yes, I Will." Aira tersenyum tulus.

"ASIK MAKAN GRATIS, BATIK GRATISSS," teriak Zigo.

"Malu – maluin aja lo." Dino menoyor kepala Zigo.

Mau sejauh apapun jarak yang memisahkan, jika memang berjodoh ia akan kembali. Dan seberapa dekat pula ia bersamamu bila tak berjodoh, ia akan tetap meninggalkanmu bagaimanapun caranya. Akan ada kebahagiaan yang menunggu, bersabarlah. Lelahmu akan terbayar dikemudian hari. Tetap semangat apapun yang kamu alami saat ini, kamu hebat telah melalui hari – hari beratmu sampai detik ini. Semoga cepat dipertemukan dengan kebahagian sejatimu.

--THE END--

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

*hargailah karya seseorang dengan tidak menjiplak ceritanya serta jangan lupa tinggalkan jejak kalian. terimakasih.

Sekolah MiliterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang