Taipe, Taiwan

205 26 0
                                    

RILGUUUUT

Aira mengundang Dino

Aira :

Anjay, yang holang khayah diem diem aja

Zigo :

Bisa kali trktr di kfe grts

Aira :

Mana nih orgnya...

Zigo :

Kn lg rpt pak boss nya

Sea :

Ada apa nih, kok gue g tau

Zigo :

Urus aja doi lo yg kkinya pth

Misha :

DNGR2 DRI GRUP TETANGGA ADA YG JDIAN ?

Aira :

Wah siapa tuu
PERT KENYNG NIH DITRKTR SANA SINI

Zigo :
Woiya juga, pak boss lama bgt rapatnya

Aira :

Rapat mulu, kapan renggangnya ?

Zigo :
Renggang mah hubungannya pak boss ama doi

Misha :
Brngsk

Sea :
Ada yang merasa nihh

Dino :
BICIT Y KLIAN

Aira :

Wih nyaut jg nih pak boss

Zigo :
Jd gini gais, dino itu yg pnya kafe dipertigaan waktu jmpt aira
Lalu diam – diam saja, kalau di sklh seperti gembel
Tpi nyataanya LUAAARRR BIASAAA.

Sea :
Apakah ini definisi merendah untuk ngelunjak ?

Misha :
Halah, lo jg baru jadian kan sm si onoh.
Manahan yg nembk cewenya
Malu lo ama badan.

Aira :
Dih, anjg, lo beneran jdian sm si kupret ?

Dino :
Ada yg panas tpi bukan kopi

Zigo :
Gue mndegr suara krek, ada yg tau drimn ?

Misha :
Hancurr sudah hati ini, tak terbentuk lagi

Aira :

Bct bct bct

Aira keluar

***

Sesuai jadwal mata pelajaran hari ini kelas Aira olahraga pada jam pertama. Mereka sudah tiba sejak setengah jam yang lalu padahal sekarang baru jam 05.30. semalam hujan sangat deras bahkan televisi manayangkan banyak wilayah yang terendam banjir. Sekolah Aira memang tidak berdekatan dengan kali atau sungai tetapi sekolahnya berada diposisi rendah sehingga saat turun hujan semua air akan mengalir kesana.

Sepagi ini mereka sudah tempur dengan memengang alat kebersihannya masing – masing. Juga yang lebih gilanya lagi mereka semua disuruh mengepel lapangan basket. Bayangkan saja, lapangan yang lumayan lalu dipenuhi bekas tanah yang terbawa air, dibersihkan dengan cara di pel.

"Pagi – pagi gue udah disuruh ngepel, gue aja di rumah belom ngapa – ngapain, anjir," dumel Aira.

"Gak abis pikir gue, masa lapangan di pel, kurang kerjaan banget."

"Heh! jangan gibah, kerjain cepet," teriak Bu Suwiti.

Aira memilih untuk mengepel sudut lapangan saja, niatnya agar tidak terpantau olehnya, tetapi Aira salah ternyata malah yang paling terpantau.

"Kamu tuh gak pernah ngepel apa gimana si ? masa gitu aja gak bisa ? meres airnya dipasir jangan disitu lagi, gak kelar - kelar." Aira rasanya mau menyahuti ucapannya tapi murid bisa apa ? sedih sekali nasibnya, kenapa malam harus hujan lebat.

"Kenapa masih diem ? cepet!" titahnya.

Satu persatu murid mulai berdatangan, sesekali mereka terkekeh melihat murid kelas Aira mengepel lapangan. Banyak tatapan yang dilontarkan kepada mereka, ada yang tertawa terbahak – bahak, mengejek, atau sengaja mundar – mandir untuk membuat jiplakan kaki.

"Arghh, kurang ajar." Aira membanting kain pel itu.

"Punya adab gak si lo ? gak liat orang lagi ngebersihin, kenapa lo bulak balik ? BUTA MATA LO, HAH ?!" teriak Aira tepat didepan muka laki – laki yang entah siapa, dia juga tidak mengenalnya.

"Lo kalau bersihin yang ikhlas, gak liat masih kotor ?" ucapnya dengan tatapan merendah.

"Oh gitu ? lo siapa emang ? berani nyuruh gue ?" ucap Aira menantang.

"Gue Carlos," sahutnya seraya mengulurkan tangannya.

"Cih, anak yang pernah di skors karena bawa cerurit." Aira meludahi tangan Carlos.

"Berani banget lo." Tangannya sudah siap untuk dilayangkan ke pipi Aira. Namun, seseorang menahannya.

"Pengecut lo." Ternyata Sea yang menahan tangan Carlos.

Teman – temannya sudah berdiri tepat didepan Aira, mereka semua menatap sinis Carlos, wajah tengilnya membuat siapapun muak kepadanya. Teman Carlos tak ada satupun yang mau menolongnya, mereka berteman dengannya hanya karena takut.

"Mana temen lo ? kok pada gak bela ?" ejek Aira.

"Dih, kroyokan." Carlos menghentakkan tangan Sea dengan keras lalu berbalik badan.

"Gila tuh cowo," gumam Aira.

Setelah kejadian itu, Bu Suwiti menyuruhnya untuk beristirahat, sang bendaraha dipanggilnya untuk memintakan uang setiap kelas, uang yang terkumpul, mereka belikan makanan untuk satu kelas. Satu kata untuk mewakili suasana itu, nikmat.

Makan bersama ditengah lapangan seraya bercanda dan tertawa. Kapan lagi kelas mereka sekompak dan sesolid itu ?

"guys," panggil Dino.

"Apa ? lo mau traktir kita ?" timpal Aira dengan cepat.

"masih inget aja lo."

"gue mau traktir kalian nih, di kafe gue. Nanti jam 7 bareng siapa aja. Jangan ngaret ya," ungkap Dino.

"Anjir, gue dateng sama siapa ini ?" Aira menatap kearah Sea.

"Gue full."

"gue juga."

"Apalagi gue."

"Ah, gak bisa diandelin lo semua, yaudahlah gue sama Ayman aja." Aira menghelai napas Panjang, raut wajah kecewa tercetak disana.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

*hargailah karya seseorang dengan tidak menjiplak ceritanya serta jangan lupa tinggalkan jejak kalian. terimakasih.

Sekolah MiliterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang