Bel pulang sekolah berbunyi satu persatu siswa siswi keluar. Aira sengaja keluar paling akhir agar tidak berdesak – desakan dipintu. Kelas sudah sepi tinggal Aira seorang diri, koridor juga sudah lenggang. Lapangan futsal diisi dengan anak – anak yang ekskul. Aira mengelilingi sekolah terlebih dahulu. Menatap intens satu persatu sekolah yang sebentar lagi akan ia tinggalkan. Baru rasanya kemarin menjalankan MPLS sekarang sudah mau lulus saja.
Aira berhenti sejenak didepan kelas 10. 10 IPS 5 kelas dimana ia bertemu dengan laki – laki berperawakan tinggi dengan senyum ramah menyapanya selama 3 hari. Kak Zamas, laki – laki yang siap pasang badan untuk adik kelasnya jika dimarahi oleh ketua OSIS. Sekarang dia sudah lulus dan menempuh pendidikan di UGM fakultas Hukum.
Laki – laki pertama yang sukses membuat jantung Aira berdebar – debar tak karuan. Dirinya bagaikan pahlawan, saat Aira terkunci dikamar mandi orang pertama yang ia lihat setelah pintu terbuka adalah kak Zamas. Pribadi yang ramah membuatnya dikenal banyak orang, hingga masa MPLS itu berakhir Aira tak dapat sedekat dulu. Menyedihkan pikir Aira ketika kenangan itu terbesit dibenaknya.
Aira memutuskan untuk pulang, larut dalam kenangan hanya membuatnya kecewa akan waktu. Kepala menunduk, telinga yang disumpal earphone berjalan gontai kearah gerbang sekolah. "Huft," Aira menghelai napas panjang.
"Aira ?" Panggil seseorang.
Aira terpana "ya ?" Jawabnya kikuk.
"Lo belom pulang ?" Tanya laki laki itu.
"Ini mau pulang, bang." Laki - laki yang dipanggil bang itu merupakan kakak alumninya bernama Rendra.
"Ngapain bang kesini ?" Tanya Aira penasaran
"Nyari kodok," ujar Rendra sekenanya.
"Gila lo." Aira memukul lengan Rendra. Keduanya akrab karena Renda sahabat kakaknya.
"Gue mau captijar bareng Zamas." Mata Aira membulat sempurna.
"Kak Zamas dimana ?" Tanyanya bersemangat.
"Lagi di TU." Aira mangut mangut.
Mereka berbincang bincang di pos satpam seraya menunggu Zamas cap tiga jari. Menurut Aira ini sebuah kesempatan langka. Kapan lagi bertemu Zamas ?
"Ren, yuk." Zamas datang dengan pakaian casualnya. Celana levis panjang serta kaos berwarna hitam polos, tangan yang dihiasi dengan jam tangan hitan legam semakin terlihat menarik.
"Hai kak," sapa Aira malu malu.
"Hai ? Siapa ya ?" Tanya Zamas dengan alis yang menyatu.
"Aira, kak," jawabnya kikuk.
Respon Zamas hanya tersenyum tipis. Ekspektasi Aira jatuh berharap dikenal malah dilupakan. Rendra menyikut lengan Zamas dengan wajah bingung Zamas berpamitan dengan Aira. Mimik wajah Aira berubah lesu, ia memandang punggung kedua kakak alumninya itu.
"Makanya kalo ngarep jangan ketinggian," sindir Sea yang tiba - tiba berada disamping Aira.
Aira menoleh sinis "ape ni ?"
"Sedih banget si dilupain kakak kelas. Makanya jangan SKSD, sok famous lo." Sea menjulurkan lidahnya lalu menggas motornya hingga hilang ditikungan. Aira menghentakkan kakinya sebal, sudah dilupakan kakak ganteng, diledeki Sea dan nanti apa lagi. Ya tuhaaannn nyelekit banget.
Matahari yang mulai meredup diganti dengan lampu jalan yang mulai menyala Aira masih setia berdiri didepan gerbang. Niat menghemat ongkos agar dijemput kakaknya malah ketimpa sial gini.
Tiinnn....
"Lama lo." Aira langsung naik ke motor matic kakaknya itu. Farzan Kalandra laki laki tak banyak omong tapi sekalinya ngomong nyelekitnya gak ketulungan. Suasana hatinya memburuk sejak bertemu Zamas. Farzan memberhentikan motornya didepan kedai es krim.
"Ngapain si, kak ?" tanya Aira sebal.
"nyari jodoh," jawab Farzan sekenanya.
Farzan memesan dua cup eskrim dengan ukuran jumbo. Lidah yang terbiasa dengan manisnya eskrim sejak kecil membuat mereka candu. "nih."
"lo kenapa si, dek ?" tanya Farzan yang tidak tahan melihat wajah Aira yang lecek.
"lo bayangin aja, orang yang ramah sama gue selama MPLS sekarang gak kenal gue. Gimana gak nyesek ?" Aira mengeluarkan unek – uneknya.
"ya jelaslah, itu udah tiga tahun lalu. Kalau gue jadi orang itu juga lupa, apalagi lo yang gak memoriable," cibir Farzan.
"Ah cerita sama lo Cuma nambah bete doang, njir."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*hargailah karya seseorang dengan tidak menjiplak ceritanya serta jangan lupa tinggalkan jejak kalian. terimakasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah Militer
Dla nastolatkówSekolah dengan peraturan super ketat, guru super killer dan olahraga yang tak ada hentinya. selain itu, murid disana harus kuat fisik maupun mental. sekolah itu terlihat biasa saja. Namun, begitu mencengkeram jika terjadi sebuah kesalahan. peraturan...