Ottawa, Kanada

365 39 0
                                    

Prank

Bruuk

Plak plak plak

Suara barang terjatuh, tamparan serta jeritan menjadi satu. Aira yang baru saja tiba merasa bingung sandiwara apa lagi yang dimainkan papanya sampai brisik seperti ini.

"APAAN NI ?!" teriak Aira melihat ibu dan neneknya duduk dilantai seraya berpelukan karena merasa takut dan terancam.

"Balik juga," ucapnya dengan seringai iblis dibibirnya.

"Siapa lo ? berani banget ngubrak ngabrik rumah nenek gue," ucap Aira dengan lantang.

"mereka gak akan terluka kaya gini kalau lo nurut apa kata bos kita." Mereka saling tatap serta menyeringai.

"Siapa bos lo ? pengecut bos lo." Aira menatap sinis tidak ada sama sekali rasa takut pada dua orang pria bertubuh kekar itu.

"manis manis bibirnya kurang ajar."

Tanpa aba – aba pria itu menampar Aira, karena tak sempat mengelak keluarlah darah segar dari sudut bibirnya. Lestari juga nenek teriak histeris "GILA LO," timpal Aira.

Jempol kanannya menahan darah itu agar tidak terus mengalir. Wajah bringas ia tampakkan, bukan merasa kapok malah merasa tertantang. "bilangin ya sama bos lo, gue gak takut. Mau dia bawa satu kampung pun gue gak bakal nyerah, ngerti lo ? jadi lebih baik lo keluar dari sini, pintunya disana," ujar Aira lalu menunjukkan kepada mereka pintu keluar.

"gue gak bakal pergi dari sini, kalau gue gak bisa bawa lo kehadapan bos gue." Mereka langsung menarik tangan Aira, menyeretnya ke mobilnya.

Tubuhnya berusaha membrontak tetapi sekuat apapun tenaganya akan kalah dengan dua pria itu. Didalam rumah terdengar suara jeritan ibu dan nenek memanggil Namanya berkali – kali. Beberapa tetangga juga memperhatikan. Namun, tidak ada yang berani ikut campur. Aira memandang dengan tatapan memohon agar tetangganya masuk ke dalam rumah dan menyelamatnya ibu dan neneknya.

Dirinya sendiri pun sudah pasrah dibawa kemana. Ia tahu pasti ke rumah mewah bak istana yang berisikan raja iblis. "lindungi hamba, ya tuhan."

***
Aira pasrah saja ketika diseret menuju bos mereka yang notabene ayahnya. Dihempaskan tubuh Aira hingga terjatuh tepat dibawah kaki Setyo. Mata Aira menatap sinis lalu berdiri seraya merapikan bajunya. Berdiri tegak menatap tajam "Anda tidak perlu melakukan ini, keputusan saya tidak akan berubah. SAYA TIDAK AKAN MENIKAH." Aira melangkah mundur satu langkah.

"sejak kapan kamu jadi gadis pembangkang ?" ucap Setyo dengan datar.

"Itu perusahaan anda, tidak ada sangkut pautnya dengan saya. Tolong jangan ganggu keluarga saya," ucap Aira tak kalah sengit.

Setyo terkekeh meremehkan lalu tangannya mengusir para bodyguardnya agar keluar. Setyo menarik dagu Aira "Selama ini kamu sekolah, memangnya siapa yang bayar kalau bukan saya ? bantu saya kali ini apa salahnya, anggap saja balas budi." Aira membuang muka ke sembarang arah agar dagunya terhindar dari tangan iblis.

"bagaimana ?" tanyanya dengan tatapan penuh makna.

"Saya tidak butuh uang anda, saya akan kembalikan semua uang anda," ucap Aira membuat Setyo tertawa sangat kenyang.

"uang darimana ? anak kecil kaya kamu mana mungkin dapat uang jutaan rupiah," ucapnya ditengah tawa garisnya itu.

"Anda gak perlu tau uang darimana, yang jelas saya tidak akan menerima penawaran apapun." Aira melangkah keluar dari rumah itu.

Di gerbang langkahnya terhenti karena terhalang oleh bodyguard sialan itu. "urusan saya dengan bos kalian sudah selesai. Saya mau pulang." Aira menerbos paksa kerumunan itu, salah satu bodyguard memperintahkan agar membuka jalan untuk Aira. Tanpa membuang kesempatan Aira keluar dari istana neraka itu.

"Arghh, gue harus nyari duit dimana ?" grutu Aira seraya menendang udara tak jelas.

Ia mengrutuki dirinya sendiri kenapa bisa bicara menantang seperti itu. "bodoh, bodoh, bodoh."

"Airaa," panggil seseorang.

Aira menoleh memperhatikan dua motor yang berhenti tepat disebrang jalan. Ketika tiga orang itu membuka helm "Weh, Zigong ngapain lo disini ? jauh amat main lo." Aira menyebrangi jalan untuk menghampiri mereka.

"Ngapain lo sendirian ?" tanya Zigo.

"nyari angin." Sengaja berbohong kepada temannya agar tidak merepotkannya.

"Lo mau pulang ? Bareng aja, oiya ini temen – temen gue. Mereka calon pengusaha sukses loh," ujar Zigo, Aira tersenyum lebar kepada tiga orang dihadapannya itu. Ia juga menerima tawaran Zigo untuk pulang bersama.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

*hargailah karya seseorang dengan tidak menjiplak ceritanya serta jangan lupa tinggalkan jejak kalian. terimakasih.

Sekolah MiliterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang