2. Kejutan

240 24 0
                                    

Bukannya meraih tangan Jisoo yang telah terulur, Jinyoung hanya tersenyum sekilas.

Berkat ucapannya semua orang di meja makan menoleh ke arah Jisoo menunggu jawaban.

"Iyaa. Kok tau?" Ucap Jisoo

Bodoh. Pertanyaan macam apa.

Baiklah sudah terlanjur. Lupakan Jinyoung si peminjam payung dan Jinyoung yang membuat jantungnya tidak normal. Di depan Jisoo saat ini hanya Jinyoung si ketua BEM.

"Oh umm Jinyoung yang pernah jadi ketua BEM itu ya?" Jawab Jisoo senormal mungkin.

Sudah beberapa menit Jinyoung terlihat tidak berniat menjawab sedikitpun. Ia sibuk mengetik sesuatu di ponselnya dibawah meja makan.

Asya yang melihat hal itu buru-buru menimpali

"Iyaaaa, benar kak"

Ah. Orang ini kenapa? Mengapa mudah sekali mengabaikan pertanyaan orang.

"Kalian udah saling kenal?" Ucap Tante Park

Lagi-lagi Jinyoung tidak berniat menjawab. Cih. Ia yang memulai topik ini. Mengapa sekarang seakan-akan dia tidak minat?

Tidak enak hati membuat ucapan tante Park menguap begitu lama. Akhirnya Jisoo kembali membuka suara

"Tante, Siapa sih yang ngga kenal Jinyoung di teknik" jawab Jisoo memaksakan diri sedikit terkekeh berharap dapat menenangkan dirinya.

Jinyoung tetap tidak menanggapi, sementara tante Park dan So Yeon saling bertemu mata seperti sedang membicarakan sesuatu.

Setelah tante Park dan So Yeon selesai berbincang melalui isyarat, tante Park mempersilahkan kami untuk makan.

Jisoo memulai makan perlahan karena sebagian besar nafsu makannya telah hilang. Butuh enam suap sendok makan penuh, hingga perasaan Jisoo mulai tenang dan nyaman kembali dan tanpa sadar melahap seluruh makanan di dekatnya.

Lima belas menit kemudian piring-piring yang mulanya penuh dengan makanan berat digantikan oleh makanan penutup.

Selagi masing-masing dari kami sibuk menyantap makanan penutup Tante Park membuka pembicaraan.

"Jadi, tujuan kami mengundang keluarga super sibuk ini makan malam adalah untuk mengundang kalian secara langsung ke acara pernikahan Asya bulan depan" ucap Tante Park penuh gairah

"Wahhhh, Congratullations" ucap So Yeon yang kini sedang mendekap Tante Park hangat

"Ji, Asya mau nikah loh" ucap So Yeon

Jisoo yang sibuk menyantap makanan penutup, kini menoleh ke arah Ibunya.

"Sebentar lagi ceramah dimulai" Batin Jisoo

Namun, tubuh dan otaknya memberikan respon yang jauh lebih baik dari batinnya.

"Wah, selamat ya Asya" ucap Jisoo tersenyum ke arah Asya

"Makasih kak" jawab Asya singkat

So Yeon mendengus kesal.

"Makanya jangan main terus" ucap So Yeon ke arah Jisoo

"Harus kah, ceramah di rumah orang? Huh" batin Jisoo

"Duh, Jinyoung juga tuh kerja terus sampe dilangkahin adeknya" ucap Tante Park

"Bagus dong, pekerja keras. Pacarnya pasti beruntung banget" ucap So Yeon

"Pacar dari mana, tiap hari cuma ketemu kertas dan laptop" ucap Tante Park

Hening. Tante Park dan So Yeon kini saling bertemu mata.

"Kalo gitu, kita jodohin aja" Ucap Tante Park

Deg.

Untuk sepersekian detik Jisoo tidak bisa menelan makanannya. Ia meraih segelas air putih, kemudian meneguknya secepat mungkin.

"Ji-nyoung? Seorang Jinyoung. YA TUHAN" batin Jisoo

Jisoo menoleh ke arah Jinyoung disampingnya. Ia sedang melahap makanan penutupnya tanpa ekspresi. Bahkan setelah mendengar ucapan Ibunya.

Disisi lain, So Yeon mengangguk bersemangat, kedua pria paruh baya tidak berniat sedikitpun untuk angkat bicara, dan Asya sedang menatap Jisoo lamat-lamat.

"Se tu ju!! Ya kan, Pah?" ucap So Yeon

"Papa sih terserah anaknya aja" jawab Ayah Jisoo

"Gimana, Pah?" ucap Tante Park mengikuti

"Yah, papa juga terserah anaknya aja" jawab Ayah Jinyoung

Sementara Jisoo dan Jinyoung diam tidak menanggapi. Asya membuka mulut

"Ma, dari buku-buku yang ku baca. Diam berarti meng-iyakan"

"Wahhhh kita bakal jadi besan" ucap So Yeon

Jisoo dalam diam mengatur detak jantungnya yang tidak stabil. Ia mengutuk dirinya. Dia berusaha mati-matian menguatkan dirinya untuk bersikap normal, sementara Jinyoung tidak bergeming sedikitpun.

Menikah? Dengan seorang Jinyoung? Park Jinyoung. Seseorang yang Ia kagumi, yang dulu hanya bisa Ia pandangi dari jauh, bahkan mampu membuat jantungnya berdetak lebih cepat hanya dengan mendengar namanya. Tentu tidak pernah terlintas sedikitpun dalam benaknya.

Haruskah Ia menolak? Namun, tidak ada alasan baginya untuk menolak. Bahkan mungkin jauh dalam benaknya Jisoo tidak ingin menolak.

Menerima? Mungkin Iya. Namun, tidak semudah ini. Bukan ini proses yang dia ingin kan. Tidakkah ini terlalu singkat dan instan? Ia ingin merasakan proses yang sebenarnya. Proses bertahap dimulai dari perkenalan, mengenal lingkungannya, teman-temannya, dirinya, keluarganya, hingga beranjak ke jenjang yang lebih serius.

Ditengah-tengah perdebatan dirinya. Jisoo merasakan seseorang menepuk bahunya lembut.

So Yeon tersenyum lembut, kemudian berbisik

"Kalo udah selesai, bantu Asya di belakang ya"

Jisoo mengangguk.

Setelah kembali dari pikirannya yang rumit Jisoo menghela napas panjang.

Hanya tersisa dirinya yang masih duduk di meja makan. So Yeon dan tante Park tidak lagi terlihat, Asya sibuk meletakkan piring kotor, sementara Jinyoung duduk di sofa ruang tamu bersama kedua pria paruh baya.

Mungkin tadi hanya lelucon dan Jisoo tidak seharusnya menganggap serius.

Jisoo bangkit dari duduknya, mengambil beberapa piring kotor, kemudian membersihkan piring-piring tersebut.

Setelah selesai membersihkan meja makan, Jisoo dan Asya menghampiri kedua orang tuanya dan Jinyoung di sofa ruang tamu.

Perbincangan panjang dimulai dari pekerjaan, bisnis, teman, hingga pernikahan Asya.

Jisoo tidak menjawab banyak, apalagi menanggapi. Ia hanya ingin hari ini segera selesai. Tidak ada Jinyoung dan jantungnya bisa lebih tenang.

Butuh sekitar enam puluh lima menit untuk menyelesaikan perbincangan.

Jisoo dan keluarganya berpamitan.

"Jangan lupa cari tanggal" ucap Tante Park

"Ngga akan lupa" jawab So Yeon tersenyum

"Tanggal apa?" Tanya Asya

"Tanggal pertunangan kakakmu sama Jisoo" ucap tante Park

Deg.

Loh.

Bukankah tadi hanya lelucon?

-under the rain-
Please press the star to support^^

Under The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang