8. Terjebak

202 27 1
                                        

Meja makan penuh dengan sajian yang telah siap disantap. Tidak diragukan kualitas makanan hotel bintang lima ini. Tampilan dan aromanya menggugah selera.

Kedua keluarga kini telah berkumpul, kali ini ditambah dengan kehadiran Mark.

"Gimana persiapannya, Sya?" Ucap So Yeon membuka pembicaraan

"Lancar tante, doain ya tante biar lancar terus sampe hari-h" jawab Asya

"Pasti dong, tante jadi ngga sabar mau ngurusin pernikahan juga" ucap So Yeon

"Seruu loh" ucap tante Park

Jisoo dalam diam mendengus kesal.

Begitu makan malam habis tak bersisa. Topik utama makan malam ini dibuka,

"Jadi gini Mark, mama dan tante So Yeon rencananya mau mengumumkan pernikahan Jisoo dan Jinyoung di resepsi kalian"

Jisoo membuka matanya lebar-lebar memastikan apa yang baru saja Ia dengar.

Mark dan Asya sedikit berbincang, kemudian keduanya tersenyum, "boleh, mungkin nanti bisa di selipin sebelum after party ma" jawab Mark

"Oh iya! Bisa tuh nanti kamu panggil papa biar papa yang ngumumin" ucap tante Park

"Kok papa?" Tuan Park menolak begitu namanya disebut

"Masa mama?" ucap tante Park

"Jinyoung lah" ucap tuan Park

Semua mata kini tertuju pada Jinyoung.

Hening. Butuh beberapa menit hingga Jinyoung menjawab, "Iya, Jinyoung aja"

Tunggu. Kenapa Jinyoung bisa menjawabnya dengan mudah. Bukankah itu terlalu cepat? Pernikahan Asya dua minggu lagi. Ya Tuhan. Apakah hanya Jisoo yang merasa ini terlalu cepat?

Jisoo menghela napas panjang. Untuk sekarang, biarkan dulu seperti ini. Jisoo harus berbicara dengan Jinyoung secepatnya.

Makan malam ditutup setelah kedua keluarga sepakat untuk melaksanakan pertunangan Jinyoung dan Jisoo seminggu sebelum pernikahan Asya.

"Ji, tolong ambilin laptop mama di kamar dong. Mama males naik lagi" ucap So Yeon sambil menyerahkan kunci kamar hotelnya.

Jisoo mengikuti perintahnya.

Selagi Ia menelusuri lorong menuju kamar 401 sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal

"Kamu cantik malam ini"

Siapa? Jisoo menoleh melihat sekeliling, namun nihil tidak ada orang.

Jisoo mempercepat langkahnya.

Begitu sampai di kamar 401 Jisoo mencari laptop yang dimaksud oleh Ibunya.

"warna hitam terlihat indah di tubuhmu. Aku suka."

Deg.

Jisoo menatap dirinya di pantulan cermin. Ia memang sedang mengenakan pakaian serba hitam. Celana jeans hitam dan kemeja hitam kotak-kotak.

Klek.

Tak lama setelah pesan kedua masuk, seseorang membuka pintu kamar.

Jisoo menoleh dengan cepat.

Jinyoung.

Jinyoung masuk ke dalam kamar sambil berbincang dengan seseorang diponselnya.

Under The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang