1. Pertemuan

324 33 1
                                    

Lisa menopang tubuh Jisoo yang kini tinggal setengah sadar. Jisoo bukan peminum yang baik, tapi Ia juga bukan gadis yang bisa diperingatkan kalau tentang bersenang-senang.

Lisa yang sudah ahli melalukan tugasnya tiap akhir pekan, meletakkan Jisoo di depan pintu apartemennya kemudian menekan beberapa tombol untuk membuka kunci.

Seorang wanita paruh baya terlihat begitu pintu terbuka. Lisa yang masih setengah terkejut, tersenyum menyapa. Mata Jisoo terbuka lebar dan berusaha bangkit begitu melihat sosok dihadapannya.

Lisa meletakkan tas Jisoo diatas meja ruang tamu dan bergegas pergi karena Lisa tahu jelas apa yang akan terjadi selanjutnya. Perang dingin.

"Sampe kapan kamu kayak gini, Jisoo?" Ucap wanita paruh baya tersebut

Nadanya cukup tinggi hingga menyadarkan Jisoo untuk mempercepat langkah menuju sofa di ruang tamu.

Jisoo menghela napas panjang. Siap untuk kalimat selanjutnya.

"Anak gadis. Pulang tengah malem. Mabuk. Kalo kamu lagi kaya gini ketemu temen mama atau kolega papamu gimana?" Ucap wanita tersebut yang ternyata So Yeon, Ibu Jisoo.

"Malu, Ji!" Lanjut So Yeon.

Tepat. Kalimat yang sama selama bertahun-tahun. Bahkan Jisoo sudah hafal diluar kepala.

"Besok sore, mama jemput. Pakai baju yang rapih!"

Jisoo mengangguk setengah sadar. So Yeon bergegas pergi setelah menyampaikan maksud kedatangannya. Mengabaikan kondisi Jisoo.

Diam-diam Ia khawatir dengan putri tunggalnya. Di usia 24 tahun Jisoo belum juga dewasa. Jisoo suka menghabiskan waktunya dengan bersenang-senang, seperti pergi ke club malam dan berpergian.

Jisoo tidak pernah mengenalkan seorang pria diumurnya yang sekarang, mungkin Jisoo tidak peduli dengan hal-hal percintaan. Entah tidak peduli atau belum siap.

Tapi diumur So Yeon sekarang, Ia merasa perlu mencari pengganti dirinya dan suaminya untuk menjaga Jisoo. Terlebih dengan kegiatan yang Jisoo gemari. Membayangkan anaknya pergi ke club malam atau berpergian ke luar kota seorang diri membuat bulu kuduknya berdiri. Apalagi pergaulan saat ini sudah sangat liar.

-under the rain-

Pukul tiga sore, satu buah pesan masuk.

Mam's :
Mama tunggu di lobby

Jisoo melihat pantulan dirinya di depan cermin, memastikan penampilannya sekali lagi sebelum menemui Ibunya.

Setelah puas dengan penampilannya, Ia bergegas menuju lobby.

So Yeon tersenyum begitu melihat anak tunggalnya yang manis. Short dress semi formal berwarna biru, riasan wajah secukupnya, rambut yang sengaja diurai begitu saja, harum parfum yang menenangkan, tidak lupa tas selempang berwarna putih.

So Yeon menghela napas panjang. Bagaimana bisa anaknya yang semanis ini belum pernah mengenalkan satupun pria padanya. Benar. Gadisnya yang baik dan manis ini tidak boleh bersanding dengan pria sembarangan.

"Kita mau kemana?" Ucap Jisoo

So Yeon dan suaminya bangkit dari tempat duduk.

"Makan malem, di rumah temen mama" jawab So Yeon selagi merapihkan rambut Jisoo.

Jisoo hanya mengangguk, kemudian mengikuti kedua orang tuanya menuju ke tempat mobil diparkir.

Under The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang