"All your forgiveness,
I don't belong.
I swear,
I swear I'll never leave again"
I Swear I'll Never Leave Again - KeshiJinyoung mengangkat wajahnya, menangkup kedua pipi Jisoo dan menghapus jejak air mata di sana.
"Mulai sekarang Aku tidak akan membiarkanmu menangis sendirian" ucap Jinyoung
"Aku tidak akan meninggalkanmu terluka dan takut sendirian" lanjut Jinyoung
Keduanya tersenyum. Jinyoung mendekap Jisoo seakan tidak akan pernah Ia lepaskan. Jisoo juga melakukan hal yang sama.
Setelah merasa keduanya sudah lebih tenang, Jinyoung melepaskan dekapannya. Ia menatap Jisoo lamat-lamat. Dari tatapannya, Jinyoung seakan meyakinkan. Seakan memohon Jisoo untuk percaya padanya. Seakan berkata Jisoo miliknya. Tatapan itu semakin dalam, tapi semakin lama semakin menenangkan.
"Boleh cium?" bisik Jinyoung.
Jisoo mengangguk.
Kali ini Jinyoung melakukannya dengan lembut. Jinyoung menelusuri setiap sudut bibirnya perlahan. Sentuhannya sangat lembut, hati-hati dan tidak memaksa. Kali ini Jisoo bisa mengikuti alur yang Jinyoung buat.Entah bagaimana dan sejak kapan Jisoo berhasil mengambil alih. Jisoo menangkup rahang Jinyoung dengan kedua tangannya. Kali ini giliran Jisoo yang memaksa Jinyoung memberikan akses lebih padanya.
Jisoo merasakan tubuh Jinyoung tersentak begitu Jisoo mengigit ujung bibirnya nakal.
Sementara, tubuh Jisoo memanas begitu merasa lengan Jinyoung yang hangat menyentuh kulit punggungnya tanpa pembatas. Lengannya yang nakal bergerak sesekali meremas pangkal paha Jisoo. Jisoo larut dalam sentuhan Jinyoung hingga menyandarkan seluruh tubuhnya pada Jinyoung.
Dalam satu kali gerakan, Jinyoung berhasil membawa Jisoo dalam pangkuannya dan kembali mengambil alih. Perlahan bergerak menuju tengkuk leher Jisoo. Mengecup ringan,
"Mphhhh"
Jisoo tersentak begitu Jinyoung berhasil menemukan tempat yang paling sensitif baginya.Jinyoung tersenyum puas, kemudian kembali bermain disana.
"Jin-nyoung a-mmph"
Mengecup, menggigit, bahkan menyesapnya hingga meninggalkan tanda.Setelah puas memberikan tanda, Jinyoung kembali mengecup bibir Jisoo lembut.
"I -ve you" ucap Jinyoung di sela-sela kecupannya.
Jisoo tersenyum, mengaitkan kedua lengannya pada leher Jinyoung dan menenggelamkan wajahnya di sana. Meski tidak terdengar jelas, Jisoo mengerti.
"I love you" bisik Jisoo.
Jinyoung melepaskan dekapan mereka, menatap Jisoo lamat-lamat.
"Apa? Aku tidak dengar" ucap Jinyoung tersenyum manis.
Ck. Dari senyumnya Jisoo yakin seratus persen Jinyoung sudah mendengarnya. Ia hanya ingin mendengarnya lagi, kan? Jujur saja, mengatakan hal itu perlu nyali yang besar bagi Jisoo. Kata yang baru pertama kali muncul dari mulutnya. Jisoo menunduk menyembunyikan wajahnya.
"Aku belum dengar" ucap Jinyoung merengek. Jisoo mengelengkan kepalanya enggan mengatakannya lagi.
Jinyoung menyentuh dagu Jisoo, mengangkatnya perlahan. Mempertemukan wajah mereka. Dari ekspresinya, Jisoo tau wajahnya kini sudah memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Rain
أدب الهواةPertemuan pertama kita saat hujan. Kisah kita berlangsung selama musim hujan. Akankah kita bahagia berkat hujan? Tapi, orang bilang hujan menyedihkan. Katanya hujan menandakan langit yang menangis. Jadi, mungkinkah kisah kita berakhir menyakitkan...