Dering ponsel yang nyaring membangunkan Jisoo dari tidur lelapnya.
Pukul lima lewat lima belas menit.Jisoo meraih ponselnya, tertera nomor tak dikenal di layar.
Jisoo mendengus kesal.
"Halo?"
"Jisoo sayang, tante titip Jinyoung yaa"
Untuk sepersekian detik Jisoo menerjapkan matanya, menyadarkan diri. Tante Park.
"Eh, gimana tante?" Jawab Jisoo
"Tante mau ngurus pernikahan Asya di Pearson. Tante titip Jinyoung sama kamu ya, Ji" ucap Tante Park
"Pokoknya Jinyoung harus banget dibawain bekal makan siang dan ditungguin sampe makannya abis. Kalo ngga, dia bakal lupa makan. Oh iya, jangan lupa bawain vitaminnya. Semalem udah tante kirim ke apart kamu. Jinyoung anaknya jarang sarapan, jadi kamu bawain dia bekal makan siang sama ingetin makan malem aja. Eh, makan malem bareng juga boleh" lanjut tante Park menjelaskan
Belum sempat menjawab, tante Park kembali melanjutkan
"Kalo bisa tu anak diajak keluar deh, Ji. Udah kayak zombie yang dikurung dia ngga tau dunia luar, sedih tante"
Hening. Sepertinya tante Park sudah menyampaikan semua yang ingin dia sampaikan.
"tante berapa lama di Pearson?" Ucap Jisoo
"Satu bulan. Tolong ya, Sayang. Tante titip Jinyoung" jawab tante Park
"Iyaa tante" jawab Jisoo
"Oke, tante udah mau boarding. See you cantik" ucap tante Park mengakhiri pembicaraan.
Jisoo menghela napas panjang.
Tante Park begitu menyayangi putra tunggalnya. Ditinggal satu bulan saja anaknya sampai dititipkan. Tunggu. Satu bulan bukan waktu yang singkat. Ah lelucon macam apa lagi ini.
Tak lama, ponsel Jisoo kembali berdering. Ternyata, alarm yang menandakan bahwa Jisoo harus bersiap-siap.
Jisoo bangkit dari tempat tidur, mengambil sekotak vitamin yang berada tepat di depan pintu apartemennya.
Setelah itu, ia beranjak ke dapur menyiapkan dua kotak bekal nasi goreng dengan telur setengah matang diatasnya, memotong buah dan meletakkannya di kotak bekal, tidak lupa dengan dua botol berisi air mineral dan peralatan makan.
Semua telah tersusun rapih, hingga Jisoo teringat akan satu hal. Jisoo tidak tahu dimana letak kantor Jinyoung. Ingin bertanya tapi nomor ponselnya saja ia tidak punya. Lalu bagaimana cara ia sampai ke kantornya siang nanti?
Jisoo melirik jam di dinding yang telah menunjukkan pukul enam tepat. Tidak ada lagi waktu berpikir, Ia harus segera bersiap-siap.
-under the rain-
Waktu jam makan siang semakin dekat, sudah lima belas menit Jisoo mencari cara untuk mengetahui letak kantor seorang Park Jinyoung.
Bertanya pada Ibunya? Ah tidak. Tante Park pasti sangat sibuk. Asya? Ia tidak punya nomornya. Mencari nama Jinyoung di akun sosmed pun nihil. Jalan terakhir jalan yang paling tidak masuk akal.
Jisoo menuliskan nama Park Jinyoung di website pencarian. Tidak membutuhkan waktu yang lama hingga laman berisi foto dan biodata Jinyoung muncul beserta alamat perusahaannya.
Jisoo menatapnya lamat-lamat. Seorang teman kampusnya bisa sehebat dan se-mengagumkan ini. Tidak perlu ditanya lagi, Jisoo semakin kagum dan umm jatuh hati?
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Rain
FanfictionPertemuan pertama kita saat hujan. Kisah kita berlangsung selama musim hujan. Akankah kita bahagia berkat hujan? Tapi, orang bilang hujan menyedihkan. Katanya hujan menandakan langit yang menangis. Jadi, mungkinkah kisah kita berakhir menyakitkan...