27. Sesak

214 21 2
                                        

"So that no one will take you,
I hide you with me.
When you get depressed and look for me, I will let go of everything and run to you."
Touch - JUS2

Jinyoung's

Tidak butuh waktu lama, terlihat Lisa kesulitan menopang Jisoo keluar. Dada Jinyoung menyerngit perih. Gadisnya tidak lagi menangis, tapi matanya sembab. Wajahnya membengkak akibat alkohol. Matanya sayu dan Ia bahkan tidak bisa menopang tubuhnya sendiri.

"Em, muntahnya banyak banget terus kena baju" ucap Lisa

Mata Jinyoung memincing begitu melihat kemeja putih yang Jisoo pakai kini terlihat transparan akibat terkena air. Memperlihatkan dada gadisnya yang tinggal dilapisi oleh bra. Ditambah lagi dengan celana yang bagi Jinyoung kelewat pendek, satu jengkal diatas lutut. Entah mengapa dan bagaimana tubuh Jinyoung seperti tersengat oleh Jisoo. Jinyoung menelan air liurnya, kemudian melirik kedua pria di sampingnya yang sedang melihat ke arah yang sama.

"Ck. LIHAT APA, HUH?" ucap Jinyoung kemudian maju menutupi Jisoo dari pandangan keduanya.

"Oh? Park Jinyoung?" ucap Jisoo parau Begitu Jinyoung berdiri tepat dihadapannya. Bau alkohol menyeruak dari tubuhnya.

"Hmm" jawab Jinyoung sambil melepas hoodie hitamnya menyisakan kaus putih tipis. Kemudian memakaikannya pada Jisoo.

Jinyoung mengangkat lengan Jisoo dan memasukkannya ke dalam lengan hoodie satu persatu. Membiarkan hoodie itu meluncur jatuh di tubuh gadisnya sekaligus memastikan tubuh gadisnya tertutupi dengan baik.

"Beneran Park Jinyoung?"

Jinyoung enggan menjawab. Kini Jinyoung telah mengambil alih Jisoo dari tangan Lisa.

Jisoo mengulurkan lengannya menangkup kedua pipi Jinyoung, berusaha memfokuskan matanya, dan menatap mata Jinyoung lamat-lamat.

"Benar" Ucap Jisoo tersenyum kemudian menyandarkan tubuhnya pada Jinyoung.

Deg.

Untuk sepersekian detik Jinyoung terkejut dengan perlakuan Jisoo. Tapi, tidak membutuhkan waktu lama hingga Jinyoung larut dalam dekapan Jisoo. Meski aroma strawberry yang Jinyoung kenal kini ditutupi oleh bau alkohol.

Entah berapa lama Jinyoung dan Jisoo berdiri saling mendekap satu sama lain hingga Jinyoung merasakan sesuatu yang keras menyentuh punggungnya. Jisoo memukul Jinyoung dengan seluruh sisa tenaganya.

"Kenapa baru datang?" ucap Jisoo dari dekapan Jinyoung tanpa berhenti memukuli Jinyoung.

Jinyoung melepaskan dekapan itu perlahan. Menatap mata gadisnya yang kini basah dan merah.

"Kenapa lama sekali?"

Dug. Kini Jisoo memukuli dadanya. Terlihat ada ketakutan jauh dalam mata gadisnya. Apakah selama ini Jisoo menunggu Jinyoung? Menunggu untuk apa?

Dug. Dug.
Dadanya menyerngit perih.
"Maaf" batin Jinyoung

"Menyebalkan!"

Dug.
"Aku tau" batin Jinyoung.

Jisoo memukul Jinyoung semakin keras begitu merasa pertanyaannya tidak ada yang terjawab.

"Aku- takut"

Menyadari Jisoo yang tubuhnya mulai bergetar. Jinyoung berkata

"Kita pulang" kemudian mengaitkan lengan Jisoo di lehernya, meletakkan lengan kirinya di bawah lutut, serta melingkarkan lengan kanannya di bahu Jisoo. Dengan satu kali gerakan, Jinyoung berhasil mengangkat tubuh Jisoo yang mungil.

Under The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang