14. Sakit

221 24 7
                                    

Jinyoung's

"Oh Shhhht"

Ucap Jinyoung setengah berlari begitu melihat lokasi gadisnya berada.

"Woy! Park Jinyoung!!" Teriak Jackson selagi menyeimbangkan langkah Jinyoung.

Jinyoung tidak menghiraukan. Ia mempercepat langkahnya lurus menghampiri taxi yang tengah berbaris rapih.

Jackson mengikuti.

"Club Lullaby" ucap Jinyoung

Supir taxi segera menekan pedal gas, menembus padatnya kota.

"Kim Seok Woo! Kim Seok Woo! Kim Seok Woo!"

Jinyoung mengepalkan tangannya. Merenggangkan dasinya yang mengikat.

Panik.

Itulah yang sejak tadi Jinyoung rasakan.

Tadi pagi, Jinyoung bertemu kedua orang tuanya. Mereka sepakat memberikan Jinyoung hukuman dan hukuman itu berkaitan dengan Jisoo. Tidak. Lebih tepatnya itu hukuman untuk mereka berdua.

Namun, ketika Jinyoung akan menemui Jisoo, Jisoo malah tidak ada di kantornya.

Jinyoung kembali mengepalkan tangannya kuat-kuat.

Bagaimana bisa Ia lengah. Kini gadis yang sukses mengambil alih hatinya sejak kuliah malah terjebak bersama seorang buaya liar Kim Seok Woo.

Benar. Gadis si pemilik payung ini berhasil mengambil alih hatinya.

Dulu. Sebagian besar wanita mungkin mengejarnya. Memberi bingkisan, membuatkan bekal, mengucapkan semangat, mengirimkan pesan pengingat istirahat. Tapi berbeda dengan Jisoo.

Jinyoung kira setelah peristiwa pinjam meminjam payung. Jisoo akan memanfaatkan keberadaan payung itu untuk dekat dengannya. Jinyoung salah. Semakin hari, keberadaan Jisoo bahkan tidak terdeteksi.

Keadaan jadi berbalik. Justru Jinyoung yang mencari keberadan Jisoo. Aneh bukan.

Beberapa kali Jinyoung melihat Jisoo di koridor, tapi Jisoo pergi dengan cepat terlihat terburu-buru.

Beberapa kali juga Jinyoung melihat Jisoo di kantin, tertawa bersama teman-temannya. Tapi, Jinyoung malah mematung. Tidak berani mendekat.

Beberapa kali juga Jinyoung melihat Jisoo membantu orang-orang sekitarnya.
Terus begitu sampai Jinyoung disibukkan oleh skripsi dan laporan akhir jabatannya.

Ketulusan dari senyum dan hati Jisoo diam-diam meluluhkan Jinyoung. Bahkan semua memori itu tersimpan dengan baik sampai sekarang.

Jinyoung mendorong pintu club dengan kasar. Kemudian, menajamkan penglihatannya mencari sosok gadis yang Ia cari.

Seorang penjaga berbadan besar hampir mencegahnya, tapi Jackson dengan sigap menahan penjaga itu.

"Kalau kau menghalanginya. Bisa dipastikan kau akan mati disini" ucap Jackson terdengar samar

Sial.

Tidak ada.

Jinyoung bergegas naik ke lantai dua. Menendang seluruh pintu ruang VIP. Persetan dengan orang-orang yang kini meneriakinya.

Untung Jackson dengan sigap meghalangi orang-orang itu supaya tidak menganggu aktivitas Jinyoung.

Tidak ada.

Under The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang