Sudah tiga puluh menit Jisoo berdiri di depan pintu unitnya. Namun, Ia masih belum siap menghadapi entah apa yang ada di balik pintu.
Jisoo melirik jam ditangannya, pukul delapan pagi. Terlalu pagi memang. Tapi, Seulgi harus berangkat kerja, jadi Jisoo mau tidak mau harus pulang.
Tiba-tiba saja terdengar suara pintu terbuka. Ten bergerak keluar membawa sekantung plastik besar berisi sampah. Dengan wajah yang membengkak, rambut berantakan, dan mata merah Ten menyadari keberadaan Jisoo dan berkata
"Oh, noona?"
Jisoo tersenyum melihat tetangganya yang menggemaskan itu.
"Tumben jam segini udah bangun" ucap Jisoo
"Ah, Aku harus buang sampah. Kalau terlambat lagi bisa-bisa kamar ku dipenuhi sampah" ucap Ten sesekali menguap dan memijat kepalanya
Jisoo menyerngit mencium bau alkohol dari tubuh Ten.
"Minum banyak, huh?"
"Hehehe" yang ditanya hanya tersenyum memamerkan giginya
Ten melanjutkan perjalanannya menuju tempat pembuangan.
Jisoo menghela napas panjang dan memutuskan untuk segera masuk ke unitnya sebelum Ten kembali. Suara pintu terbuka memenuhi lorong. Jisoo melangkahkan kakinya perlahan. Berhati-hati agar tidak menginjak pecahan kaca.
"Noona..."
Jisoo menoleh, belum sempat pintunya tertutup ternyata Ten telah menahannya. Ten yang tadinya setengah sadar kini terlihat sadar sepenuhnya. Matanya terbuka, menjelajah setiap sudut ruangan.
"Tidurlah, kamu pasti masih pusing" ucap Jisoo
Jisoo menggantung tasnya dibalik pintu, menggulung lengan bajunya, dan melangkah perlahan untuk mengambil alat pembersih.
"Noona!"
Jisoo menoleh, Ten menatap tepat ke arah matanya. Tidak ada kehangatan di dalamnya. Jisoo tersentak, baru kali ini Jisoo merasakan tatapan Ten yang dingin dan gelap.
Belum sempat menyadarkan diri, Ten menarik lengan Jisoo dan membawa Jisoo ke unitnya. Sementara, Jisoo yang masih terkejut hanya bisa pasrah mengikuti.
Ten membawa Jisoo duduk di sofa, kemudian Ten duduk setengah berlutut menghadap Jisoo.
"Aku harus beres-beres" ucap Jisoo
"Itu.. apa? Apa yang terjadi?" ucap Ten
"A..aku hanya sedikit pusing"
Kutuklah Jisoo yang tidak bisa berbohong. Ten mengerutkan keningnya begitu mendengar ucapan Jisoo. Tentu saja, Jisoo adalah Jisoo. Jisoo yang tidak ingin merepotkan, mengecewakan, dan menganggu orang lain dengan segala urusan miliknya.
Melihat Ten yang terlihat tidak percaya, Jisoo melanjutkan.
"Aku minum terlalu banyak.. jadi tidak sengaja menabrak beberapa barang"
Ten mendengus kesal.
"Noona" suaranya dingin dan tegas
"Jangan berbohong padaku."
"Katakan kebohongan itu pada siapapun. Tapi, tidak padaku." Lanjut TenJisoo menunduk menyembunyikan wajahnya. Ia tidak ingin membuat orang lain cemas atau khawatir. Tapi, gagal lagi. Setelah dengan Jinyoung. Kini dengan Ten.
Ten menggenggam kedua tangan Jisoo lembut.
"Semalam tidur dimana?" ucap TenJisoo tercekat. Wajahnya terangkat menoleh ke arah Ten. Bagaimana bisa Ten tahu Jisoo tidak tidur di unitnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Rain
FanfictionPertemuan pertama kita saat hujan. Kisah kita berlangsung selama musim hujan. Akankah kita bahagia berkat hujan? Tapi, orang bilang hujan menyedihkan. Katanya hujan menandakan langit yang menangis. Jadi, mungkinkah kisah kita berakhir menyakitkan...