17. Sandiwara

183 27 2
                                    

Jinyoung's

Pintu lift baru saja terbuka ketika Jinyoung mendengar suara seorang wanita menggema di lorong hotel.

Tanpa berpikir Jinyoung berlari menuju nomor kamar yang baru saja Ia tinggal. Beberapa pintu kamar hotel ikut terbuka. Orang tua Mark, orang tuanya, orang tua Jisoo, bahkan Jackson, Jaebeom, dan Seulgi yang sedang istirahat di kamar Jinyoung ikut membuka pintu.

Mereka setengah berlari menuju kamar yang sama. Kamar Jisoo.

"Ji?" Jinyoung sampai lebih dulu

"Nak, Ada apa? Buka pintunya!" ucap Tante So Yeon

"Jisoo! Ada apa? Coba buka pintunya, sayang" ucap Ibunya

Sementara Jackson telah berusaha menghubungi seseorang.

Jinyoung menatap Jackson tajam.
Mengapa lama sekali!?!?

Tak sampai satu menit, seorang pelayan sampai dan menyerahkan kunci pada Jackson. Jackson menyerahkannya pada Jinyoung.

Begitu pintu terbuka, gadis itu sedang jongkok membelakangi pintu.

Jackson mencegah yang lain masuk, sementara Jinyoung masuk melihat keadaan kamar. Memeriksa setiap sudut kamar. Memastikan tidak ada siapa-siapa. Memastikan tidak ada yang salah. Memastikan tidak ada yang aneh.

Setelah puas memastikan keadaan sekitar, Jinyoung menghampiri Jisoo.

Tubuh gadisnya bergetar. Baru akan mengatakan sesuatu Jisoo membuka suara.

"T-t-tikus" ucap Jisoo

Jinyoung mengerti. Kemudian mengatakan pada semua orang
"Tak apa, hanya tikus kecil" ucap Jinyoung

"APA?!? Hotel semahal ini ada tikus?" ucap Ibunya

"Ma, nanti biar Jinyoung yang bicara pada managernya" ucap Jinyoung menenangkan Ibunya

Semua orang kembali ke kamarnya masing-masing. So Yeon dan suaminya kembali setelah diyakinkan oleh Jinyoung.

Kini tersisa Jackson, Jaebeom dan Seulgi di balik pintu.

Jinyoung kembali menghampiri Jisoo, tatapan mata gadisnya kosong. Jinyoung melihat arah pandang gadisnya itu. Sebuah kotak berwarna hitam tergeletak di dekat kasur.

Jinyoung melihat isi kotak itu. Ternyata gaun berwarna hitam dengan corak darah dan ulat yang masih hidup menggeliat di atasnya. Aromanya pun amis.

Jinyoung menendang kotak itu ke arah pintu. Jackson dengan sigap menerimanya. Seulgi dan Jaebeom meringis melihatnya.

Jisoo tidak bergeming dari posisinya bahkan ketika ponselnya bergetar. Jinyoung meraih ponsel gadisnya yang ternyata layarnya sedang menunjukkan pesan dari orang yang tidak dikenal.

"Bagaimana hadiah dariku? Kau suka?"

"Harusnya kau tidak mengabaikanku, Kim Jisoo"

"Aku bisa memberikanmu hadiah yang lebih menarik"

Jinyoung melempar ponsel Jisoo ke arah Jackson. Jackson membacanya sekilas, kemudian menyerahkannya pada Jaebeom.

"Kalau ini, kau yang lebih ahli" ucap Jackson

Setelah merasa urusannya sudah beres. Jackson, Jaebeom dan Seulgi pergi meninggalkan keduanya.

KLIK.

Begitu pintu tertutup, Jisoo menjatuhkan tubuhnya ke lantai.

"Harusnya aku tidak teriak"

"Harusnya aku tidak membangunkan mereka"

Under The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang