33. Jauh

183 25 0
                                    

Jisoo membuka mata begitu mendengar sayup-sayup suara orang berbicara. Ternyata kamar rawatnya sudah dipenuhi teman-temannya.

Lisa dan Seulgi sedang bermain alat rias, sementara Ten bermain game di ponselnya.

Jisoo berusaha bangkit dari tidurnya, memutuskan untuk duduk agar pandangannya lebih leluasa. Namun, kedua tangan dan kaki yang diperban membuat Jisoo kesulitan.

"Sudah bangun?" ucap Ten yang dengan sigap menghampiri Jisoo dan membantu Jisoo untuk bangkit.

Jisoo tersenyum mengangguk. Sudah tiga hari Jisoo tinggal di rumah sakit. Lisa, Seulgi dan Ten selalu bergantian menemani. Sementara, satu-satunya orang yang Jisoo harapkan belum juga muncul. Lagi-lagi menghilang.

"Ji, hari ini gua bawa siomay lohh. Mau?" ucap Seulgi yang kini bangkit menuju meja di samping tempat tidurnya dan menyiapkan makanan itu tanpa menunggu jawaban.

"Gua bawain boba brown sugar. Lo harus cobain! Enak banget parah!" ucap Lisa yang kini mengikuti Seulgi.

Jisoo tersenyum begitu dua makanan tersebut sudah tersusun rapih di mejanya. Terlihat menggiurkan.

"Lo bawa apa, Ten?" ucap Jisoo usil

Ten tersenyum menyerigai, "Bawa cinta" ucap Ten sambil menunjukkan hati yang dibentuk oleh kedua tangannya. Membuat yang lain memutar bola matanya malas.

"Kalian ngga makan?" ucap Jisoo mengabaikan Ten.

"Udah, tadi pas lo tidur" ucap Lisa sambil menunjuk ke arah tempat sampah yang penuh.

Jisoo mengangguk dan mulai menggerakkan tangannya yang kaku untuk melahap makanan dihadapannya.

"Tadi, dokter kesini katanya lo besok udah boleh pulang" ucap Seulgi yang kini telah duduk di sofa bersama Lisa.
Sementara, Ten duduk di ujung kasur memperhatikan gelagat noonanya jikalau tiba-tiba saja butuh bantuan.

"Akhirnyaaa" ucap Jisoo tersenyum. Membosankan berada di rumah sakit. Tapi, tunggu. Kemana Jisoo harus pulang? Sekarangpun, semua barang-barangnya ada di rumah Jinyoung.

Deg.
Entah mengapa membayangkan Jinyoung membuat dadanya sesak. Jisoo tidak mengerti. Sebenarnya bagaimana perasaan Jinyoung padanya? Bagaimana pendapat Jinyoung tentang pernikahan ini? Terlalu sering bertengkar ditambah dengan masalah yang berbondong-bondong datang membuat Jisoo ragu.

Haruskah dipertahankan? Mungkin alam tidak bisa membiarkan mereka bersama. Mungkin mereka bertemu diwaktu yang salah. Mungkin Jinyoung bukan untuknya. Toh, Jisoo hanya bisa membahayakan Jinyoung. Jisoo belum pernah membuatnya bahagia. Amarah Jinyoung hari itu menyadarkan Jisoo. Mungkin selama ini secara tidak langsung sebenarnya mereka saling menyakiti.

"Kamu bisa tinggal bersamaku atau Lisa" ucap Seulgi tersenyum membuyarkan lamunan Jisoo.

Jisoo menghela napas panjang. Mengembalikan dirinya dari pikiran-pikiran itu.

"Heem, ada beberapa pakaianmu di apartemen ku" sambung Lisa

"Sama aku juga boleh, noona" ucap Ten

Jisoo menyikut lengan Ten hingga Ten meringis. Tentu saja tidak.

Jisoo menghela napas panjang, kemudian berkata "Gampanglah, tidak usah dipikirkan".

Jisoo melahap semua makanan tanpa tersisa. Setelah ini, banyak yang harus Jisoo hadapi.

Tak lama, seseorang muncul dibalik pintu.

"Loh, ade bayi udah bisa makan sendiri?" ucap orang tersebut yang ternyata Jaebeom.

Under The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang