"Ngga perlu juga nganterin makan siang"
"Ada apa? Memangnya salah?
Apakah kehadiran Ku begitu mengganggu?" Batin JisooNamun, tidak ingin berburuk sangka Jisoo bertanya
"Kenapa? Ngga enak? Atau Aku ganggu?"
"Bukan, tapi kamu ngga perlu nurutin semua perintah mama"
Ah, kini Jisoo paham. Mungkin Jinyoung mengira Jisoo terpaksa dan hanya menjalankan tugas dari Ibunya.
Padahal, tentu saja tidak.
Bertemu dengan Jinyoung membuat dirinya bahagia meski harus melawan detak jantung yang tidak lagi dapat dikontrol, apalagi setelah berbincang dengan teman-temannya yang ternyata menyenangkan.
"Aku ngga melakukan ini demi mama"
Deg.
"Sial, Aku harus jawab apa? Haruskah Aku berkata 'demi kamu' ? 'Karena Aku suka' ? 'Aku ingin mengenalmu lebih jauh' ? Tidak tidak.
Kim Jisoo.
Mari bermain Hard to Get."
Batin JisooJinyoung menoleh, menunggu penjelasan selanjutnya
"Kim Jisoo berpikirlah! Ayo berpikir!" Batin Jisoo
Satu menit berlalu.
Jisoo menyerah dengan otaknya yang tidak juga menemukan jawaban.
Akhirnya Jisoo mengambil tas jinjing dari tangan Jinyoung, membuka bekalnya satu per satu, kemudian menyusunnya di atas meja.
"Aku lapar"
Ucap Jisoo sambil menyerahkan sepasang sumpit kepada Jinyoung.Beruntung Jinyoung tidak lagi membahas ucapan Jisoo sebelumnya.
Kini mereka makan dalam diam.
Jisoo tersenyum melihat Jinyoung tidak berhenti memasukkan makanan ke dalam mulutnya hingga habis tak bersisa. Seperti anak kecil yang kelaparan. Entah dia sangat lapar atau masakan Jisoo terlalu enak.Jisoo melirik jam ditangannya, sepuluh menit lagi jam istirahat kantornya berakhir. Ia bergegas merapihkan meja dan menyusun kembali kotak bekalnya.
"Ji"
Langkah Jisoo terhenti di depan pintu.
"Oh iya, maaf besok Aku bakal kesini lagi soalnya temen-temen kamu asik" ucap Jisoo
Jinyoung mengerutkan keningnya tidak mengerti.
"Temuin Pak Jo, dia udah stand by di lobby" ucap Jinyoung
Kini malah Jisoo yang mengerutkan keningnya, namun karena waktu yang terbatas Jisoo hanya mengangguk dan mengikuti perintah Jinyoung.
Sampai di lobby seorang pria paruh baya berseragam hitam berdiri di depan Mercedes berwarna hitam.
"Nona, Jisoo?" Ucap pria tersebut
"Oh, Pak Jo?" Tanya Jisoo
Pria tersebut mengangguk dan dengan sigap membuka pintu, memastikan Jisoo telah duduk dengan nyaman, kemudian menekan pedal gas menuju kantor Jisoo.
"Nona, besok kesini lagi jam berapa?" Ucap Pak Jo
"Eh, kenapa Pak?"
"Saya diminta tuan Park untuk antar jemput mbak Jisoo kalau mau main ke kantor"
"Katanya ngga boleh balik lagi, tapi dikasih fasilitas. Gimana sih tuan Park ini"
Pak Jo terkekeh
"Tuan Park memang ngga bisa diprediksi, mbak"
"Iya Pak, baru awal udah bikin saya pusing"
Pak Jo kembali terkekeh
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Rain
FanfictionPertemuan pertama kita saat hujan. Kisah kita berlangsung selama musim hujan. Akankah kita bahagia berkat hujan? Tapi, orang bilang hujan menyedihkan. Katanya hujan menandakan langit yang menangis. Jadi, mungkinkah kisah kita berakhir menyakitkan...