39. The Day

327 25 5
                                    

"And now that I finally found you,
You're making me so all about you,
I don't know what I gotta do,
If I ain't got you"
Crush - Avril Lavigne

Jinyoung's

Jinyoung sedang berdiri di depan cermin, memastikan penampilannya. Jantungnya berdetak cepat, ujung jemarinya dingin, pikirannya kosong. Ia gugup.

"Lo bisa diem ngga sih? Pusing gua liatnya" ucap Jackson yang sejak tadi menemani Jinyoung di ruang ganti. Sepertinya, Ia teganggu dengan aktivitas Jinyoung.

Sejak tadi, Jinyoung hanya mondar-mandir. Sesekali berhenti untuk minum, lalu melakukannya lagi. Jangan tanya kenapa. Karena Jinyoung juga tidak tahu. Rasanya gelisah tiap kali Jinyoung duduk dan berdiam diri.

Enggan menanggapi, Jinyoung tetap melakukan aktivitasnya. Sementara, Jaebeom hanya terkekeh di sudut lain.

Jinyoung menghela napas panjang untuk yang kesekian kalinya begitu salah satu panitia muncul di balik pintu dan mengatakan Jinyoung harus segera menuju altar.

Jaebeom dan Jackson menepuk punggung Jinyoung berusaha menenangkan.

Kini Jinyoung telah berada di altar menunggu gadis manisnya.

Jantung Jinyoung rasanya berhenti begitu melihat gadisnya diambang pintung utama bersama dengan ayahnya. Cantik. Manis. Indah. Pemandangan yang sepertinya tidak akan pernah Jinyoung lupakan. Tidak heran selama ini gadisnya dikelilingi banyak pria dari Rowoon, Beom Seok, Ten, Rey, bahkan pria di cafe dessert itu.

Bagi Jinyoung, kini semua bagai mimpi. Bahkan, sejak pertemuan makan malam. Setelah lulus, Jinyoung pikir Ia tidak akan pernah lagi bertemu Jisoo. Mendengar namanya saja seperti mustahil. Tapi, hujan kembali mempertemukan mereka.

Gadis yang selama ini Ia tunggu kini berada dihadapannya. Gadis yang senyum manisnya tidak pernah pamit dari pikiran Jinyoung sejak pertemuan pertama. Gadis yang mampu mencairkan hatinya yang kaku. Gadis yang mampu menghangatkan Jinyoung dengan sentuhan dan tawanya.

Jinyoung tersenyum, tidak sia-sia perjuangannya selama ini. Setelah mendapatkan gadisnya, peristiwa belakangan seperti bukan apa-apa. Rasanya Jinyoung bisa melakukan apapun demi gadis di depannya. Jinyoung bahkan tidak pernah membayangkan gadis lain selain Jisoo. Hanya Jisoo yang akan bersanding dengannya. Hanya Jisoo yang akan menemani sisa hidupnya.

Setelah ini, masih banyak yang perlu Ia lakukan. Ia perlu belajar. Belajar untuk mengenal, memahami, melindungi dan menjaga gadisnya.

Terlalu sibuk mengagumi gadisnya. Tanpa sadar, ucap mengucap janji sudah selesai. Kini semua tamu undangan bersorak-sorai tidak sabar menyaksikan ciuman keduanya.

Jinyoung menatap gadisnya lamat-lamat. Mendekatkan diri, kemudian menautkan bibir mereka.

"I love you, Park Jisoo" ucap Jinyoung di sela-sela kecupannya. Kali ini lebih jelas.

Jinyoung merasakan Jisoo tersenyum, kemudian kembali menautkan bibir mereka. Terdengar sorak-sorai tamu undangan semakin memenuhi ruang.

Jinyoung melepaskan tautan mereka, begitu merasa pipi gadisnya mulai basah. Gadisnya tersenyum, tapi air matanya jatuh. Jinyoung menatap mata gadisnya lamat, mata Jisoo berbinar-binar. Bercahaya. Sangat indah.

Under The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang