Bulan benar benar merasakan sesak yang sangat di dadanya.
"Khuk! Khuk! Khuk!"
Bulan terbatuk dan mengeluarkan darah.Salah satu suster langsung membersihkan darah di tangan dan mulut Bulan.
"Nona yang tenang ya..."ucap suster dan Bulan mengangguk lemah.
Bulan perlahan menutup matanya kepalanya terasa berdenyut nyeri.
Lalu keluarlah darah segar dari hidung Bulan dan lagi suster langsung membersihkannya.
Bulan diam dirinya sudah pasrah jika Allah ingin mengambilnya maka silahkan saja Bulan ikhlas.
Beberapa saat kemudian Dokter keluar menemui keluarga Pratama.
"Maaf kami tak sanggup menanganni nona pratama..."ucap Dokter.
"Maksud anda apa dok?!"ucap Niko tersulut emosi.
"Mas tenang..."ucap Gina.
"Kita harus segera memindahkan nona Pratama!"ucap Dokter.Flasback off.
-⭐🌕⭐-
Dan sekarang Bintang duduk termenung di kamarnya.
"Kenapa Lan?"
"Kenapa kamu pergi tanpa ngabarin aku?"
"Kamu kemana?"
"Kamu baik baik ajakan?"
"Aku khawatir Bulan..."
"Aku mau ketemu kamu Bulan..."
Ucap Bintang sambil menatap sendu foto Bulan di tangannya.Sintia mendengar semuanya di depan kamar Bintang.
"Kenapa harus seperti ini ya Allah?"ucap Sintia.
"Mah ada apa?"ucap Arlan yang baru pulang dari kantor.
"Bintang pah..."ucap Sintia.
"Bintang kenapa?"ucap Arlan bingung.
"Bulan menghilang!"ucap Sintia.Dua kata itu langsung berputar putar di kepala Arlan dan dua kata itu sudah menjelaskan keadaan Bintang.
"Biar papah masuk"ucap Arlan dan Sintia mengangguk.
Arlan masuk ke kamar Bintang tetapi Bintang tak sadar akan hal itu matanya tertuju pada foto Bulan.
"Bintang!"ucap Arlan membuat Bintang menoleh.
"Papah..."lirih Bintang lalu memeluk Arlan.
"Pah Bintang mau ketemu Bulan pah..."rengek Bintang.
"Papah tau Bintang papah akan cari Bulan kamu yang tenang oke? Bulan pasti ketemu! Bulan pasti baik baik aja!"ucap Arlan dan Bintang menganggukkan kepalanya.-⭐🌕⭐-
Teo menatap kosong pantai di depannya tubuhnya disini tetapi pikirannya entah kemana.
"Lo kemana Lan?"
"Kenapa lo tega pergi gitu aja tanpa ngabarin gue?"
"Tanpa sepatah katapun! Kenapa Lan?"
"Kenapa lo sejahat ini?"
"Lo nggak kasihan sama gue? Atau seenggaknya lo kasihan sama Bintang Lan!"
"Hidup dia hancur kalo lo nggak ada disampingnya!"
"Gue mohon kembali Lan kita butuh lo..."
Ucap Teo.Lalu Teo menundukkan kepalanya dia menangis dalam diam.
Di tempat yang ramai ini Teo merasa kesepian melanda dirinya.
-⭐🌕⭐-
Keesokan harinya...
Bintang berangkat sekolah tanpa ada semangat didirinya.
Bintang duduk di bangkunya lalu menoleh kesamping.
Tempat biasanya ada seseorang yang Bintang tatap wajahnya walau tanpa ekspresi datar.
Bulan nama itu ada di hati dan pikiran Bintang selalu dan selamanya.
"Bintang ada surat buat lo!"ucap seorang cowo lalu Bintang menerimanya dan membukanya.
Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote and komen!
KAMU SEDANG MEMBACA
BulBin (END)
Teen FictionCERITA UDAH END BUT PART MASIH LENGKAP! SO HAPPY READING❤ BulBin -> My Moon / Bintang Untuk Bulan "Kamu nggak laper?"ucap Bulan. Tunggu Bulan kenal suara ini lalu dia melihat dengan ekor matanya dan benar dia Bintang. "Nggak"ucap Bulan lalu kembal...