Bintang dan Bulan sedang makan bersama.
"Bulan mau ke suatu tempat nggak?" ucap Bintang.
"Kemana?"ucap Bulan.
"Pantai mau nggak?"ucap Bintang.
"Mau banget!"ucap Bulan tersenyum senang membuat Bintang terkekeh.
"Oke nanti kita ke sana!"ucap Bintang.
"Eh! Tunggu emangnya kamu nggak ada kerjaan?"ucap Bulan.
"ku kan bosnya bubu... Kamu tenang aja cuti nggak bakal bikin perusahaan aku bangkrut kok!"ucap Bintang dan Bulan mengangguk.-⭐🌕⭐-
Seperti yang Bintang ucapkan sekarang mereka sedang ada di pantai. Mereka berjalan menelusuri bibir pantai saling bergandengan tangan.
"Capek nggak?"ucap Bintang menghentikan langkahnya.
"Lumayan"ucap Bulan tersenyum tipis.
"Mau aku gendong?"ucap Bintang.
"Eh! Nggak usah aku bisa kok- AHH!"ucap Bulan terhenti karena Bintang langsung mengangkatnya menggendongnya ala bridal style.
"Bintang ih!!"ucap Bulan memukul dada Bintang pelan.
"Haha... Kamu sih ngeyel nanti kaki kamu sakit gimana hm?"ucap Bintang mengecup kening Bulan cepat membuat pipi Bulan langsung memerah.
"Pipi kamu merah bubu!"bisik Bintang ditelinga Bulan membuat darah Bulan berdesir.
"Bintang..."rengek Bulan menyembunyikan wajahnya di dada Bintang. Bintang terkekeh geli lalu mulai melangkah kembali.
"Tang... Kalo aku nggak kembali kehidup kamu, kamu bakal ngapain?" ucap Bulan mendongak menatap Bintang. Bintang menghentikan langkahnya menunduk menatap Bulan.
"Aku nggak tau!"ucap Bintang.
"Kok nggak tau?"ucap Bulan.
"Karena kamu tujuan hidup aku dan aku nggak tau harus gimana kalo tujuan hidup aku nggak ada!"
"Kamu tau nggak? Selama ini aku selalu memandangi foto kamu, berharap kamu cepat kembali dimanapun kamu berada! Dan sekarang Allah udah ngabulin permintaan aku!"
Ucap Bintang tersenyum manis.
"Pasti hati kamu sakit... Kenapa kamu nggak buka hati kamu lagi untuk orang lain?"ucap Bulan dengan mata berkaca kacanya.
"Nggak bisa karena kunci hati aku kan di bawa pergi sama kamu dan lagi aku nggak akan siapa pun masuk kecuali kamu!"ucap Bintang mencium kening Bulan. Bulan menutup matanya meresapi ciuman Bintang.
"I love you forever!"ucap Bintang.
"Too..."ucap Bulan tersenyum manis lalu mengeratkan pelukannya menenggelamkan kepalanya di dada bidang Bintang.-⭐🌕⭐-
Angit segera mendorong Teo.
"Lo-lo apa apaan sih? Gue nggak ngerti yang lo omongin tau nggak?!" ucap Angit gugup.
"Nggak usah bohong!"ucap Teo. Angit menghela nafas gusar lalu berbalik ingin pergi, tapi Teo malah menariknya dan memojokkannya di tembok.
"Lo gila hah?!"ucap Angit mendorong Teo tapi Teo tak bergerak sedikitpun.
"Minggir! Atau gue teriak!"ucap Angit.
"Heh! Teriak aja nggak ada yang bakal denger lo tempat ini kedap suara!"ucap Teo.
"Sialan! Gue harus gimana sekarang?" batin Angit.
Teo menatap lekat wajah Angit yang begitu dekat dengannya.
"Gue suka lo!"ucap Teo.
Deg!
Jantung Angit terasa berhenti berdetak untuk sesaat lalu dia menoleh menatap Teo.Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote and komen!!
KAMU SEDANG MEMBACA
BulBin (END)
Ficção AdolescenteCERITA UDAH END BUT PART MASIH LENGKAP! SO HAPPY READING❤ BulBin -> My Moon / Bintang Untuk Bulan "Kamu nggak laper?"ucap Bulan. Tunggu Bulan kenal suara ini lalu dia melihat dengan ekor matanya dan benar dia Bintang. "Nggak"ucap Bulan lalu kembal...