Pacar?!🌟

79 3 0
                                    

Bintang, Bulan dan Teo sudah kembali akrab walaupun Bulan belum bisa mengingat mereka.

Lalu Teo pamit terlebih dahulu karena handphonenya tertinggal.

Teo berjalan menuju mobilnya tiba tiba dia mendengar suara tangisan.

Teo menelan ludahnya ngeri apakah itu hantu? Kenapa ada orang menangis di tempat sepi ini?.

Perlahan Teo mendekati sumber suara tersebut, lalu melihat ada seorang gadis sedang berjongkok menyembunyikan wajahnya.

Teo menatapnya kakinya menyentuh tanah membuat Teo bernafas lega.

"Kenapa gue jadi parno kayak gini?" batin Teo.

Teo berjongkok di depan gadis yang masih sibuk menangis itu.

"Permisi!"ucap Teo membuat isak tangis gadis di depannya berhenti.
"Ada yang terjadi?"ucap Teo.

Tetapi gadis itu terdiam lalu tiba tiba dia berlari pergi membuat Teo melongo.

"Emangnya suara gue nakutin ya?" ucap Teo pada diri sendiri.

☕☕☕

Angit berlari sekencangnya dia tak menyangka akan bertemu dengan Teo.

"Hosh... Hosh... Hosh... Gila gue capek aduh kaki gue lecet lagi sakit..."ucap Angit.
"Aduh... Kenapa mesti ketemu sama dia sih..."keluh Angit lalu celingukan kanan kiri.
"Sekarang gue ada dimana lagi?"ucap Angit bingung.

Flashback on...

Angit memasuki pesta yang menurutnya terkutuk ini.

Ingin sekali dia pulang sekarang juga.

"Nona Adijaya!"ucap seseorang membuat Angit menoleh.
"

Anda siapa?"ucap Angit.
"Saya Meliana Putri nona! Saya yang disuruh menemani anda di pesta ini oleh tuan dan nyonya Adijaya!"ucap Meli.
"Ahh... Syukurlah... Gue nggak sendirian di sini gue nggak kenal siapa siapa masalahnya!"ucap Angit membuat Meli mengangguk.
"Mari nona saya ajak berkeliling!" ucap Meli dan Angit mengangguk.

Meli mengajak Angit melihat lihat pesta.

Meli juga mengenalkan Angit kepada rekan rekan bisnis Elang.

Angit hanya tersenyum dia benar benar tak perduli dia malas dan ingin tidur.

Angit melihat lihat sekeliling lalu matanya menangkap sosok Teo.

"Siapa cewe itu?"ucap Angit melihat Teo bersama Bulan.
"Nona ada apa?"ucap Meli melihat raut wajah Angit.

"Apa dia pacarnya? Nggak mungkin!!" batin Angit berteriak.

Angit mengabaikan pertanyaan Meli lalu pergi keluar.

Meli langsung mengejar Angit yang tiba tiba pergi.

"Nona anda mau kemana?"ucap Meli.
"Hiks... Gue mau pergi!"ucap Angit menangis membuat Meli panik.
"Nona! Nona apa yang terjadi kenapa anda menangis?"ucap Meli.
"Hiks... Gue mau pulang Mel hiks... Gue nggak mau di sini hiks... Hiks... Hiks..."ucap Angit menatap Meli dengan air mata yang terus mengalir.
"Gue nggak kuat..."ucap Angit.
"Baik nona tunggu di luar saya akan mengambil mobil!"ucap Meli dan Angit mengangguk.

Meli berjalan keluar lalu berkokok menundukan kepalanya dan terus menangis.

"Susah emang jadi fangirl!"batin Angit.

Flashback off.

Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote and komen!

BulBin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang