Gwen menatap jendela kamarnya yang ada di apartemen, beberapa jam yang lalu dirinya baru saja sampai di apartemen. Hanya dirinya sendiri, sedangkan Arga pergi entah kemana setelah mengantarkan dirinya.
"Mbak Gwen?" Panggil Iyem setelah masuk ke dalam kamar Gwen yang tidak tertutup dengan mengetuk beberapa kali sebelum masuk ke dalam kamar karna tidak ada satuan dari Gwen.
"Ah, ia." Jawab Gwen setelah sadar dari lamunannya dan menatap Iyem yang berdiri di samping kanannya.
"Mbak Gwen mau makan apa? Biar Iyem masakin sebelum Iyem pulang." Ucap Iyem karna kini langit sudah mulai redup, matahari juga sudah mulai ingin sembunyi.
"Gak perlu Iyem, aku gak lapar. Kalau aku lapara aku akan memasaknya nanti, kamu bisa pulang sekarang." Jawab Gwen dengan lembut.
Iyem menggigit bibirnya pelan, sebelum kembali membuka suaranya. "Mas Arga akan marah sama saya kalau Mbak selalu masak sendiri."
"Tidak, dia tidak akan marah. Kamu bisa pulang sekarang." Ucap Gwen lagi namun Iyem juga tidak kunjung pindah dari posisinya saat ini.
"Apa masakan saya kurang enak yah Mbak?" Tanya Iyem dengan suara yang memelan.
Gwen secara refleks langsung menggelengkan kepalanya pelan, masakan Iyem sangat enak, bahkan masakannya tidak dapat di bandingkan dengan masakan Iyem.
"Kalau begitu buatkan saya cream soup kentang saja." Ucap Gwen dan seketika Iyem menarik bibirnya dan pergi setelah pamit pada Gwen.
Gwen menghembuskan nafasnya dengan berat, menutup matanya dan membaringkan badannya di atas kasur. Mood nya sukses hancur setelah menguping pembicaraan singkat antara Raka dan Arga mengenai Bundanya-Ayumi.
"Bunda itu obat apa?" Tanya Gwen dengan tangan yang melipat beberapa helai pakaian di sofa dengan mata yang menatap botol obat yang ada di tangan Ayumi.
"Hem?" Ayumi yang awalnya menatap obat tersebut langsung terahlikan menatap Gwen yang masih menatap dirinya.
"Itu obat apa?" Tanya Ayumi lagi dengan kening yang ia kerutkan.
"Obat yang akan membuat Bunda bisa tidur dengan nyenyak." Jawab Ayumi sebelum meletakan obat tersebut di atas meja yang ada di samping kasurnya.
"Bunda gak bisa tidur?" Tanya Gwen lagi, setahu Gwen Ayumi tidak pernah minum obat kalau penyakitnya tidak parah.
"Ia, beberapa hari ini Bunda tidak bisa tidur dengan nyenyak." Jawab Ayumi dengan senyum tipis.
"Kalau begitu istirahatlah." Gwen berdiri dari posisi duduknya, meletakan beberapa helai pakaian di lemari Ayumi namun baru saja Gwen ingin keluar kamar Ayumi, Ayumi menghentikannya.
"Boleh kamu temani Bunda sebentar sebelum tidur?" Tanya Ayumi dan dalam sekejap Gwen menarik bibirnya.
"Tentu."
Gwen melangkah mendekat pada Ayumi dan duduk di atas kasur dekat di hadapan Ayumi yang duduk menyandarkan punggungnya di kepala kasur.
"Apa Bunda ada masalah?" Tanya Gwen tepat setelah dirinya sudah duduk.
"Di dunia ini tidak ada orang yang mampu menghibur dirinya sendiri, bahkan orang yang sangat humorispun tidak akan mampu menghibur dirinya sendiri." Ucap Ayumi dengan mata yang menatap lembut kearah Gwen.
"Bunda?" Gwen meletakan tangannya di atas tangan Ayumi, mengelus lembut tangan Ayumi seakan paham dengan kesedihan yang Ayumi rasakan.
"Kamu adalah kebahagiaan Bunda, hanya kamu poros penghiburan bagi Bunda. Jangan sakit apalagi terluka, jangan marah apalagi mendendam, kamu bisa menangis karna menangis adalah cara terahkir untuk melupakan segalanya. Setalah kamu menangis, lupakan segalanya. Tidak baik menyimpan terlalu banyak kesedihan." Ucap Ayumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Say Goodbye (END)
Genç Kız EdebiyatıGwen, ia ingin mendapatkan kebahagiaannya. Apakah salah jika ia ingin mendapatkannya? Apa salah kalau Gwen harus menyakiti banyak orang demi kebahagiaannya? Kalau ia, maka ingatkan Gwen untuk berhenti walaupun kemungkinan dirinya berhenti hanya seti...