Tolong ingatkan Aldra untuk mencatat setiap kebohongan yang ia lakukan hari ini. Perihal motor yang sedang di bengkel padahal hal itu hanya alibi Aldra semata. Kenyataannya motor miliknya sudah laku terjual. Motor hasil tabungan bertahun-tahun nya itu dijual kepada salah seorang anggota BELATI. Setelah melalui proses negoisasi yang panjang akhirnya motor itu berhasil terjual dengan harga yang diinginkan.
Aldra tentu tidak seorang diri ia ditemani Pasha yang kebetulan berada di markas. Pasha awalnya menolak keras keinginan Aldra untuk menjual satu-satunya transportasi miliknya, namun Aldra tetaplah Aldra yang tetap kekeuh dengan keinginannya. Sekali ia mengambil keputusan maka keputusan itu tak terbantahkan. Aldra adalah sesosok manusia dengan penuh rahasia yang hanya dirinya dan Tuhan yang tahu. Terbukti saat Pasha menuntut penjelasan dibalik penjualan motor itu secara tiba-tiba ia mengalihkan topik dan segera pamit dengan alasan sedang ditunggu mamanya di rumah dan ia harus segera pulang ke rumah jika tidak mau dimakan hidup-hidup oleh Sarah.
Aldra dan rahasianya adalah kombinasi menyebalkan menurut Pasha. Namun, sekesal apapun Pasha dengan Aldra, Pasha tetap mendukung setiap keputusan Aldra asalkan itu benar. Pasha sekali lagi harus mengalah ketika Aldra hanya menyuruhnya menunggu untuk kesekian kalinya. Aldra hanya berpesan hari ini juga ia akan mengatakan semuanya kepadanya. Namun sampai waktu menunjukkan malam hari anak itu tak kunjung menghubunginya.
Pasha mungkin adalah satu dari sekian banyaknya tipikal orang yang pemikir, sekecil apapun itu masalahnya bukan tidak mungkin Pasha akan merenungkan nya seharian penuh. Jadi, ketika Aldra menyuruhnya menunggu maka ia akan tetap menunggunya sampai dirinya lelah sendiri. Hingga denting notifikasi pesan grub di ponselnya membuat Pasha bergegas membuka ponselnya.
"Mampus!" umpatnya saat namanya ikut terseret obrolan itu.
"Al... Al... Udah tau temen-temen lo riweh kenapa lo ngumpetin hal ini dari mereka, sih?"
***
Pukul setengah sepuluh malam Aldra keluar rumah dengan langkah kaki samar-samar agar tak mengganggu jam tidur keluarganya. Aldra menghela nafas lega setelah ia dapat keluar rumah dengan aman. Ia bergegas menutup pintu belakang dan berangkat ke tempat kerjanya yang jaraknya sekitar satu kilo dengan mengendari sepeda Galang yang sudah lama tidak Galang pakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angan Impian [Revisi]
Teen Fiction"𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘴𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘮𝘣𝘶𝘵 𝘬𝘦𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯?" "𝘈𝘳𝘢, 𝘩𝘶𝘫𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘪𝘵 𝘴𝘦𝘯𝘫𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘰𝘮𝘣𝘪𝘯𝘢𝘴𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘱𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘱𝘪𝘴𝘢𝘩𝘢𝘯. 𝘋𝘪𝘮𝘢𝘯...