Ketenangan dan kedamaian di pagi hari tidak akan berlaku bagi keluarga Aldra. Seperti suasana rumah yang chaos sepagi ini karena ulah masing-masing penghuninya. Bahkan ramainya pasar tidak sebanding dengan ramainya kegiatan keluarga bramanto kala pagi hari."MA, TAS MY LITTLE PONY ADEK DIMANA?"
"Ada di lemari, dek," sahut Sarah dari dapur di sela-sela kesibukannya memasak.
"ENGGA ADA, MAMA." Sarah menghela nafas nya. Sarah menoleh kearah Aldra dan bik Larsih yang masih berkutat dengan bahan masakan bermaksud memberi tahu untuk melanjutkan masakannya yang tertunda. Keduanya mengangguk lantas Sarah bergegas menyusul putrinya itu keatas.
"Kamu aja yang nyarinya gak beneran." Sarah menghampiri Sabrina yang tengah kebingungan mencari tasnya.
Belum selesai Sarah mencari tas milik anak bungsunya tiba-tiba Galang menyembul di balik pintu kamar Sabrina dengan masalah baru. "Mah, tahu dasi Abang dimana nggak?"
Sarah memijit pelipisnya pening dengan kelakuan kedua kakak beradik ini. "Cari dulu Abang!" Ujar Sarah penuh penekanan di setiap katanya.
"Tolong atuh, mah. Udah mau telat ini."
"KAMU TUH-hihhhhh." Sarah geregetan dengan kedua tangan terangkat seperti meremas sesuatu di depan wajah Galang.
"KAKAK," Panggil Sarah dirasa butuh pertolongan.
Berbicara tentang panggilan baru untuk Aldra itu bisa tercipta dikarenakan ketidaksengajaan. Berawal dari sulit membedakan panggilan 'abang' untuk Galang atau untuk Aldra Sarah mulai berinisiatif memanggil Aldra 'kakak' untuk membedakan panggilan keduanya. Namun Sabrina masih memanggil Aldra dengan sebutan 'Abang'.
"Kenapa, mah?" Aldra datang dengan keringat di pelipis sehabis berkutat didapur.
"Boleh tolong Mama bantuin cari tas Little Pony adikmu? Setahu Mama ada disini coba kamu cari, ya, kak? Mama mau bantu Abang kamu dulu."
"Siap, Ma."
"Cil... Cil... Tiba-tiba banget pengen pake tas dari gue?" ujar Aldra sembari meneliti laci bawah lemari milik Sabrina dan tak lama setelah nya menemukan tas yang dicari Sabrina di sela-sela tumpukan tas sekolah milik adiknya yang lain. Setelahnya Aldra menyerahkan tas itu pada empunya.
"YEAY KETEMUUUU." Sabrina bersorak riang dan merebut tas dari tangan Aldra. Ia begitu senang hinga membawa tas itu berputar-putar kegirangan. Aldra tertawa dengan reaksi berlebihan dari sang adik.
"Yakin lo mau pake tas kayak gitu kesekolah?"
"Ya emang kenapa sih, bang? Adis sama Zoya pada pakai tas My Little Pony aku juga gak mau kalah."
Ah, rupanya ikut-ikutan teman. Aldra tersenyum simpul seraya menyetarakan tinggi nya dengan si adik. "Cuma gara-gara ikutan Adis sama Zoya aja toh ternyata? Adek dulu kan sempat gak mau pake tas pemberian dari abang katanya malu sama coraknya yang ramai?"
Senyum Sabrina menurun. Ia kembali diingatkan tentang rasa bersalahnya pada kakak laki-laki nya itu. Kala itu Aldra yang baru berkerja paruh waktu menyisihkan separuh penghasillannya untuk memberi hadiah kepadanya dihari ulang tahunnya, namun hadiah dari Aldra tidak mau ia kenakan lantaran tidak sesuai dengan selera Sabrina. Tas pembelian Aldra itu dinilai terlalu keramaian corak dan warnanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/179162682-288-k748406.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Angan Impian [Revisi]
Teen Fiction"𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘴𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘮𝘣𝘶𝘵 𝘬𝘦𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯?" "𝘈𝘳𝘢, 𝘩𝘶𝘫𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘪𝘵 𝘴𝘦𝘯𝘫𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘰𝘮𝘣𝘪𝘯𝘢𝘴𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘱𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘱𝘪𝘴𝘢𝘩𝘢𝘯. 𝘋𝘪𝘮𝘢𝘯...