~I n t e r m e z o~
PSS: cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan chapter atau kelanjutan Angan Impian .
PSS (lagi) : jangan lupa koreksi bila ada typo, dan lakukan protokol baca dengan vote, komen, dan share
Terimakasih. Enjoy reading.
~ I n t e r m e z o~
Keduanya mengendarai sepeda tua hasil dari menyewa dari salah satu kios yang ada disana. Mereka kini tengah berada di kota tua. Perkotaan ini layaknya perkotaan tempo dulu konon katanya kota ini sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Bangunan-bangunan di sini pun kebanyakan sudah tak berpenghuni. Kota ini sekarang hanya menjadi tempat wisata saja bagi peminat klasik.
Fara saat ini mengenakan dress floral berwarna soft milo dengan rambut tergerai, sementara Aldra hanya mengenakan celana panjang berwarna hitam dengan kaos putih polisi dibalut kemeja bewarna senada dengan dress Fara Mereka kini nampak serasi khas pasangan '90.
"Ternyata kamu pecinta retro juga ya, Yaz." Terdengar lucu di telinga Aldra. Panggilan tak biasa yang tertuju untuknya itu akibat dari dirinya yang memaksa Fara agar menghilangkan kata 'Kakak' pada panggilannya."Santai aja kali manggilnya, yang. Udah mau jadi calon istri juga. Dibiasain." Fara didepannya membalas perkataan Aldra dengan tamparan pelan pada lengan Aldra yang sedang menyetir sepeda.
Sepeda itu sempat oleng sebelum berhasil dikendalikan kembali oleh Aldra. Masalahnya mereka kini tengah berada di tempat wisata yang ramai di kunjungi orang-orang yang berlibur. Tidak lucu rasanya bila ia harus melakonkan adegan pada film yang jatuh dari sepeda dan menggelinding bersama.
"Duh kok kamu bar-bar sih, yang. Gapapa deh biar nanti pas malem pertama langsung launching perdana."
Tak!
Fara kini menyentil kening Aldra. "Ngomongnya bisa di saring nggak? Nyesel akutuh merasa diromantisin sama kamu."
"Oh jadi nyesel nih ceritanya pergi kesini sama aku?" Wajah Fara sudah cemberut menahan kekesalan. Entah mengapa Aldra suka itu.
"Bercanda kali yayang Aranya babang Aldra." Aldra menusuk-nusuk pipi Fara gemas.
"Kak Niaz, JIJIK." Dengan tidak santuy-nya Fara menabok pipi Aldra hingga sang empu menoleh dengan dramatis nya.
Plak!
"Kamu ganas banget sih, Ra. Bisa babak belur aku nanti serumah sama kamu." Aldra mengusap pipinya mendramatisir. Semakin bertambah pula kekesalan yang bercokol di hati Fara.
"Kamu kesambet atau gimana sih?" sinis Fara kesal.
"Aku kesambet cinta kamu." Inilah sebagian dari suka duka Fara menjadi kekasih Aldra. Lelaki bobrok itu kerap membuatnya tertawa dan kesal bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angan Impian [Revisi]
Fiksi Remaja"𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘴𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘮𝘣𝘶𝘵 𝘬𝘦𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯?" "𝘈𝘳𝘢, 𝘩𝘶𝘫𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘪𝘵 𝘴𝘦𝘯𝘫𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘰𝘮𝘣𝘪𝘯𝘢𝘴𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘱𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘱𝘪𝘴𝘢𝘩𝘢𝘯. 𝘋𝘪𝘮𝘢𝘯...