EYLI(A)N🍁

12.3K 611 9
                                    

*Mencoba belajar dari masa lalu*

--------------------

Tiupan angin di pagi hari menggoyangkan gorden kamar Eylin, seakan ingin terbuka dengan sendirinya.

Sekarang sudah pukul 07.16 pagi, dan kebetulan hari ini hari sabtu, adalah hari libur, Eylin menyempatkan mengistirahatkan tubuhnya lebih lama lagi, karna semalam dia pergi kerumah omanya di bandung.

"Eylinn...
Ya ampun, nak. Masih tidur, katanya mau lari pagi sama Papa. Bangun sayang.. " kata Andien mamanya Eylin sambil menggoyangkan tubuh Eylin pelan.

"mmm.... " hanya suara kecil itu yang keluar dari mulut Eylin, yang masih dengan posisi tidurnya.

"Eylinn...  Jadi lari pagi gak nih?" teriak Bastian dari lantai bawah.

"iya.. Eylin bangun" jawab Eylin dengan setengah sadar sambil mengucak-ngucak matanya pelan.

"langsung siap-siap ya nak.. Mama ke bawah dulu"

"iya ma."

*****

Kini Eylin telah selesai bersiap-siap untuk jogging bersama papanya.
Dengan menggunakan kaos hitam yang agak besar dan celana leging putih selutut, membuat dia kelihatan lebih cantik dengan rambut yang di kuncir kuda.

"Ma, Eylin sama papa udah sarapan. berangkat dulu yaa.. " pamit Eylin dengan suara teriak pada mamanya yang berada di dapur belakang.

"iya hati-hati. Maaf mama gak ikut" jawab Andien.

***

Cuaca pagi hari yang lumayan panas di sekitaran taman dekat rumah Eylin, membuat dia sedikit kelelahan dan berkeringat. Dia memutuskan untuk berhenti berlari dan duduk di bangku taman.

"Pa.. Eylin capek" keluhnya.

"yasudah, kita istirahat dulu." saran papanya sambil duduk di sebelah Eylin.

"pa... Eylin beli minum dulu ya, papa mau minum apa?  Biar Eylin belikan," 

"samakan saja dengan punya mu"

***

Kini Eylin sudah memegang 2 botol air mineral untuknya dan papanya.

Sementara berjalan kembali menemui papanya, Eylin melihat kedai es krim kecil di taman itu, yang tampaknya ramai.

Eylin mencoba mendekat untuk membeli 2 buah es krim.
Es krim adalah makanan favorite nya bersama Eylan dulu. Biasanya Eylan membawa Eylin untuk makan es krim ketika Eylan tidak bisa menemaninya jalan-jalan, karna dia sering sibuk balapan. Untuk mengatasi marah Eylin, Eylan selalu mengajak nya untuk membeli Es krim di sebuah kedai dekat toko buku favoritenya, dengan alasan bisa sambil membaca novel kesukaan Eylin.

"hai, dekk... Kamu kenapa? Kok cemberut? " tanya Eylin kepada seorang anak kecil yang sedang berdiri mengantri untuk membeli es krim, tapi ada yang salah dengan raut wajahnya.

"Viola mau makan es krim, rasa taro. Tapi es krimnya sudah habis kak" keluh Anak kecil itu bernama Viola. Dia jangan imut kalau bersikap begini.

"yaudah, kamu jangan nangis. Ini punya kakak rasa taro, kamu boleh ambil" ucap Eylin sambil menyodorkan es krim rasa taro yang baru dibeli nya.

Rasa taro, adalah rasa yang sudah menjadi kesukaan Eylan kakaknya ketika memilih makanan manis.
Eylin memilih membeli es krim rasa taro, agar dia bisa merasakan rasa yang selama ini Eylan katakan,

"rasa taro itu, ibarat rasa sayang aku ke kamu, papa, sama mama" ucap Eylan waktu itu.

"maksudnya? "

"rasanya gak bisa di ungkapkan lewat kata.. Hanya bisa di rasakan" jelas Eylan, walaupun dia sendiri bingung dengan penjelasannya.

Kenangan itu yang sekalu diingat Eylin jika memakan Es krim rasa taro. Karna Eylin ingin merasakan hal yang sama seperti Eylan jika memakan es krim itu, dia akan tersenyum bahagia.
"makasih ya kak.. Ini uangnya, vio ganti" Viola memberikan beberapa jumlah uang yang di pegangnya.

"gak usah. Uang nya vio tabung aja, biar nanti biaa beli es krim lagi.
Oh ia, kamu sama siapa ke sini? "

"sama Bang Yayan kak. Nah itu bang yayan" tunjuk Vio ketika Abangnya berlari kecil ke arah mereka.

"Vio.. Aku kan sudah bilang, jangan jauh-jauh mainnya" kata lelaki sebagai kakak dari Viola itu.

"kakak, vio pulang dulu yaa. Makasih es krim nya" pamit gadis kecil itu dengan suara yang menggemaskan.

"iya cantik.. Hati-hati" jawab Eylin sambil tersenyum manis dan sedikit menunduk sambil mengelus puncak kepala Vio lembut.

Lelaki berstatus abangnya Vio hanya melihat kelakuan Eylin kepada adiknya sambil mengulas sedikit senyum, namun senyum itu di sembunyikan nya, dan berusaha bersikap datar.

"persis Bunda.. " gumamnya dalam hati.

***

"maaf ya pa, Eylin lama. Tadi Eylin masih tolongin anak kecil yang mau beli es krim" jelas Eylin kepada papanya yang sudah menunggunya lumayan lama.

"iya. Kamu gak papa kan? " tanya Bastian sambil menerima minuman yang di sodorkan Eylin.

Eylin hanya mengangguk mantap.

"Pa, coba aja ada kak Eylan. Pasti sekarang kita gak berdua, malahan kita bertiga. Kayak lengkap. Eylin merasa di jaga sama 2 orang pangeran" kata Eylin yang sudah duduk di sebelah papanya.

"sudah..
Ini semua rencana Tuhan. Mungkin ini sudah takdir untuk Eylan. Kita sebagai manusia, hanya bisa mengiklaskan saja, biar Kakak kamu tenang disana. Kamu tau kan, Eylan tak suka kalau liat adik satu-satunya sedih" Bastian begitu berusaha untuk mencoba menghibur anaknya.

"iya paa.. " jawab Eylin dengan mengulaskan senyumnya.

"lari lagi yukk" ajak Papanya sambil berdiri.

Eylin hanya mengangguk menyetujui.

"kak..  Maafin Eylin ya. Eylin sering nyusahin kakak terus. Eylin janji kok, Eylin bakal jagain papa sama mama.
Aku sayang sama kakak" ucap Eylin dalam hati nya sambil berlari.



.
Terimakasih sudah membaca:>
Maaf ceritanya agak pendek, dan kurang menarik,
Jangan lupa vote yaa..

:*

LEADERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang