awal dari semula

3.6K 173 1
                                    

Suasana meja makan dirumah Eylin Elisabeth Eleanor dipagi hari sudah dipenuhi dengan obrolan.

"Oh ia, sore nanti Papa sama Mama mau kerumah Om Raymond sama Tante Melani, mau bahas soal bisnis baru kita. kamu ikut ya? " kata Bastian disela-sela obrolan mereka.

"Eylin gak usah ikut deh Pa. Eylin dirumah aja sama Bi Marni," tolak Eylin sambil melahap roti yang diolesi selai kacang.

Sebenarnya, Eylin senang ketika diajak kerumah Ryano, tapi dia kembali mengingat bahwa hubungannya dengan Ryano sedang tidak baik.

"Gak pake penolakan. Tante Melan sama Om Ray kan udah baik sama kita, udah mau kerja sama sama kita, lagian kamu kan sahabatan sama Ryano jadi gak masalah kan? " kini Andien yang bicara.

Runtuh sudah penolakan Eylin. Dengan pasrah dia harus menerima ajakan mama dan papanya ke rumah Ryano. Lagian,  Kedua orangtuanya Ryano sudah baik sekali dengan Eylin dan keluarganya.

"auaudah deh, Eylin ikut."

"Makasih sayang, nanti sore kamu siap-siap ya." ucap Andien sambil mengelus tangan Eylin.

Tiba-tiba Andien mengernyitkan dahinya sambil memegang tangan Eylin.

"Sejak kapan kamu suka pake gelang? Biasanya jam tangan. Siapa yang ngasih? "

Pertanyaan itu membuat Eylin mengurungkan niatnya untuk meminum susu dengan tangan sebelahnya.

"Oh.. Ini, Eylin sebenarnya gak tau juga siapa yang ngasih. Soalnya ada yang nelfon gak tahu siapa. Eh pas Eylin ke teras, udah ada kado diatas meja. Pas dibuka gak namanya" jelas Eylin sambil mengambil susu putih dan meneguknya.

"Pengagum rahasia itu." goda Bastian yang masih asik baca koran.

***

Berhubungan hari ini adalah hari Minggu, Dea makin perpanjang masa tidurnya dipagi hari.

"Dealitaa... Anak Mami paling cantik bangun... Sebentar lagi mau jemput Kedua kakak kamu," teriak Devinta, Maminya Dea yang super duper ceria dan waspada.

"Nghh.. Iya-iya Aku bangun." jawab Dea sambil mengucak matanya.

Perlu kalian tahu, Dea sebenarnya punya 2 saudara. Yang pertama Putra Gliano Pratama adalah kakak kandung Dea sendiri. Mereka hanya 2 bersaudara dan yang satu adalah Rania Samita Handran adalah Sepupu Dea yang ikut pindah dari Surabaya ke Jakarta untuk sekolah.

Kedua orangtua Rania tentu mengijinkan Rania pindah ke Jakarta bersama Dea karna Kedua orangtuanya sibuk dan jarang menemani Rania dirumah sama seperti Willi Papinya Dea.
Putra dan Rania satu sekolah di Surabaya, tapi beda kelas. Rania yang sudah kelas 12 dan Putra baru saja tamat SMA. Memang sekolah mereka telah menerima hasil raport duluan makanya mereka langsung pindah agar tak repot-repot.

Dea segera bersiap-siap untuk menjemput Putra dan Rania dibandara. Dea tak sabar ingin melepas rindunya sebentar.

"Mi.. Dea udah siap. Papi mana? " tanya Dea yang sudah siap dengan pakaian simple tapi rapi.

"Kenapa? Kangen sama papi? " itu adalah Willi yang baru saja keluar kamar bersama Devi, istrinya.

"Tapi Dea lebih kangen kak Putra sama Rania,"

"Udah ah.. Yuk jalan, kasian Putra sama Rania udah nunggu." ajak Devi.

***

Tak terasa, waktu berputar begitu cepat hingga semua orang dapat merasakan udara sore hari.

Waktu menunjukan pukul 5 sore, seorang Eylin telah siap sambil menunggu kedua orangtuanya diruang tamu sambil memainkan handphone.

"Ya ampun.. Anak Mama cantik banget. Yuk langsung berangkat." ajak Andien yang baru saja datang diikuti Bastian dari belakang.

LEADERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang