5 hari telah berlalu dan menandakan ujian sekolah telah selesai.
Eylin kini sedang menyibukan diri dengan menyiapkan sebuah kado.
Besok adalah hari ulang tahun sahabat Eylin yaitu Dea.
Besok dia genap 16 Tahun. Dan setiap kali ulang tahun Dea pasti dirayakan.
Dan tentu saja dia di undang."Permisi non," suara itu datang dari arah pintu kamar.
Ternyata itu adalah Bibi Marni.
Bi Marni masih bekerja dirumah Eylin karna Andien merasa butuh bantuan untuk mengurus pekerjaan rumahnya yang lumayan banyak."masuk Bi" balas Eylin mempersilahkan Bi Marni.
"Non, ada telfon di bawah. Katanya cariin non Eylin,"
Eylin tampak berpikir sebentar. Lalu menjawab.
"Iya Bi.""Halo..," sapa Eylin ketika mengangkat telfon itu.
"Cuma mau kasi tau kalau ada paket didepan rumah lo. Di buka, semoga suka. Dan maaf."
Tuttt.. Tuttt.. Tutt..
Paggilan terputus begitu saja tiba-tiba.
Eylin mengernyitkan dahinya bingung. Siapa orang tadi? Yang tiba-tiba telfon tanpa memberitahukan nama, dan mematikan telfon begitu saja.
"Orang-orang makin aneh." gumam Eylin dan beranjak pergi ke teras luarnya.
Dan benar saja, sebuah kotak sedang berwarna biru tergeletak di atas meja teras rumah Eylin.
Karna penasaran, Eylin langsung membawa kotak itu kedalam kamarnya untuk dibuka.
Ada sebuah surat kecil yang tertempel didepan kotak itu dan Eylin langsung membukanya.
Makasih sudah terima kado yang gue beri nama paket. Semoga suka dan gue minta maaf sama kesalahan gue.
Eylin mengerutkan dahinya bingung.
"Siapa sih? Atau jangan jangan... Ah, gak mungkin Ryano. Ryano kan ngomong nya pake aku-kamu. Gak mungkin juga dia ngirimin paket kek gini "Dengan hati-hati Eylin membuka kado yang diberi nama paket itu dan matanya terpaku pada isi dalamnya.
Sebuah gelang indah berwarna biru tua berpadau hitam yang sangat indah dan memiliki lambang berbentuk bintang kecil yang hanya ada sebagian nya saja.
Eylin baru sadar, pasti ini adalah gelang yang ada pasangannya.
Dengan penuh rasa senang, Eylin menggunakan gelang itu di tangan kanannya.
"Siapa pun yang kasi aku gelang ini, aku berterima kasih banget. Balas kebaikan nya ya Allah "
Ucap Eylin digelapnya malam dan angin sepoi-sepoi yang masuk kedalam kamarnya melalui jendela.***
Malam yang sedikit dingin ini, membuat siapa saja merasakannya.
Waktu yang tak terlalu larut, membuat Dea masih betah dengan ponsel sambil duduk di balkon kamarnya dan menikmati pemandangan diluar kamarnya.
Dia tampak ragu-ragu memencet tombol panggilan di layar ponselnya.
"Mmm... Telfon gak ya?... Telfon aja deh" gumamnya dan menekan tombol panggilan itu.
Dia sedang menelpon seseorang.
"Halo..," sapa orang diseberang sana.
"Ha-haii..," sapa balik Dea dengan terbata-bata.
Tangan kanannya sudah meremas ujung baju kaos pink yang sedang dia gunakan. Mungkin efek gugup, karna yang sedang berbicara dengannya lewat telfon adalah Kevin.
"Ada apa? " tanya Kevin to the point.
"Gue cuma mau ngasi tau, kalau besok gue ulang tahun dan gue harap lo dateng ke acara ulang tahun gue jam 7 malam,"
"Oke.. Share lock besok."
Dengan perasaan yang senang mendengar Kevin mau datang ke acaranya dia berjingkrak kegirangan sambil menggigit bibir bawahnya untuk menahan senyumnya.
"Tapi gue ajak Ryano sama Danil boleh kan? " tanya Kevin di sela-sela kegirangan Dea.
"Iya gak papa kok, biar rame."
"Yaudah. Sampe ketemu besok."
Ucap Kevin mengakhiri telfonnya."Aaaaaaaaaa...... " Dea langsung berteriak kegirangan sambil berjingkrak-jingkrak dan membuang ponselnya asal ke tempat tidur.
"Ya ampunnnn... Seneng nya gue. Akhirnya Kevin gak nolak. Semoga ini awal kedekatan gue sama Kevin ya Allah."
***
Lelaki berbadan tegap, kulit putih, hidung mancung, serta bibir nya berwarna merah jambu membuat ketampanannya terlihat jelas.
Dia baru selesai dengan ritual mandinya dan sekarang sedang duduk di kamarnya sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk kecil.
"Bang..," panggil Asya yang sudah masuk dan duduk di samping ranjang Ryano.
"Hm?"
"Kenapa tadi gak jemput Asya? " tanya Asya hati-hati.
Ryano sempat terdiam sebentar. Lalu kemudian menjawab.
"Maaf, tadi ada urusan. Kamu gak papa kan? Gak terluka kan? " tanya Ryano sambil memutar pundak Asya kekanan-kekiri."Gak papa, untung ada kak Eylin tadi."
Ryano mengangguk dan kembali ke aktifitasnya mengeringkan rambutnya.
"Bang.. Kok kak Eylin gak pernah main kesini lagi? Atau Kak Eylin lagi marahan sama Bang yayan? Tadi kok kayak diem-dieman"
Ryano tampak mencerna pertanyaan Asya barusan. Dia paham, Asya dan Vio pasti kepengen main dengan Eylin lagi.
"Dia sibuk, nanti kapan-kapan ya.
Main sama Aku aja gimana? Sekalian ajak Vio" tawar Ryano agar Asya tak menanyakan tentang Eylin.Wanita yang tak kalah menggemaskan dengan Vio mengangguk dan kemudian menarik tangan Ryano untuk ke lantai bawah.
Sampai didepan pintu, jepitan Asya jatuh begitu saja.
"Jepit kamu jatoh," kata Ryano sambil menunduk mengambil jepit itu.
"Makasih bang.
Eh.. Tunggu. Sejak kapan Bang Yayan pakai kalung? "Pertanyaan Asya membuat Ryano melihat kebawah benda yang sudah terpampang jelas di dada bidangnya.
Dengan buru-buru Ryano memasukan kalung itu kedalam bajunya.
"Lagi pengen aja. Yuk, katanya mau main" tutur Ryano mengalihkan pembicaraannya.
Ada apa dengan kalung itu? Asya sendiri bingun dengan kelakuan Abangnya yang tidak mau memperlihatkan kalung barunya itu.
Tapi samar-samar, Asya dapat melihat mata kalung yang tak terlalu kecil berwarna abu-abu.
.
Kali ini aku update 2 kali.. Semoga seneng ya, hehe.Jangan lupa tinggalkan jejak.
Love you ReadersLeader♡
KAMU SEDANG MEMBACA
LEADER
Teen Fictionwelcome new story! "Jangan mendekat.., " "Kenapa? " "Aku gak suka Geng motor, apa lagi LEADER nya," "Gak selamanya, Geng motor itu orang jahat" "Terserahh," "Aku janji, bakalan buat trauma itu hilang dari hidup kamu." Trauma yang dirasakan Seorang w...