Kicauan burung terdengar indah dipagi hari. Seorang wanita baru saja bangun dan sedang mengucak-ngucak matanya.
Sedikit mata terbuka dan kemudian melihat sekeliling kamar yang dia tempati itu. "Ak-aku dimana? " Mata Eylin terbelalk kaget saat melihat kamar yang bukan kamarnya.
Tangannya menarik selimut yang dia kenakan. Ada kelegaan disana. "Alhamdulilah ya Allah.. Aku masih lengkap" tuturnya. Eylin pikir dia sudah dimutilasi atau di culik oleh orang yang tak dikenal.
Kakinya melangkah turun dan melihat kamar itu lebih jelas. "ini kamar siapa? Kok aku ada disini?" tanya nya sendiri.
Tanpa sengaja dia melihat ada sebuah jacket diatas sofa kecil disana. Ada tulisan 'LEADER' Eylin langsung berpikir siapa pemilik jacket itu.
Ada sebuah nama juga tercetak dibagian kanan jacjet itu. 'RyanoGeovano'.
"ohhh.. Jadi kemaren yang nolongin aku pingsan, si anak baru?!" ucapnya.
***
"morning Bun.. " ucap seorang gadis remaja yang baru saja datang menggunakan pakaian putih biru nya.
"morning Sya, Vio mana? " tanya Melani. "Vio masih tidur Bun. Eh iya, Bun. Kok kak Ryano tidurnya di kamar tamu? Kenapa emang? " rupanya Asya belum tau, kalau dirumahnya ada Eylin. Tiba-tiba ada ide terlintas dikepala Melani."oh itu, bentar lagi kamu juga tau kok. Sini sarapan dulu" ajak Melani sambil tersenyum.
Dari arah kamar tamu, Ryano sudah datang dengan pakian seragam putih abu nya. Tapi belum rapi sepenuhnya. Dasi masih belum digunakan, dan rambutnya masih acak-acakan.
"Pagi Bunda.. " sapa Ryano. Rupanya dia tak menghiraukan Asya. "kebiasaan, gak liat apa aku disini? " ketus Asya.
Ryano terkekeh kemudian mengacak rambut Asya yang terurai "Selamat pagi anak kecil... ".
"Bun, Ayah kapan pulang?" Asya bertanya sambil mengambil roti yang sudah diolesi selai. "jam 11 pagi udah kesini" hanya ada anggukan kecil dari Asya dan Ryano.
Dari arah lantai atas, seorang wanita sedang menuruni anak tangga dan akan menghampiri mereka. Sontak, mereka semua menoleh.
"kak-kak Eylinn... Itu beneran Bun? Bang? " Asya kurang yakin dengan siapa yang dilihatnya itu. Matanya berkaca-kaca dan tak menyangka sepagi ini, dia bisa melihat wanita yang dia rindukan selama ini.
"pagi semua.. " sapa Eylin ramah dan tersenyum kearah mereka.
"hay Asyaa... Boleh peluk kan? " tanpa berpikir panjang, kata-kata Eylin barusan membuat Asya langsunf menghamburkan pelukannya dengan erat."aaaaa... Kak, kenapa gak bilang kalau kakak ada disini? Asya rinduuu" rajuknya. "surpriseeee... " ucap Eylin sambil tersenyum.
"yasudah, kita sarapan dulu. Oh iya, semalam Mama kamu anterin seragam sekolah kamu. Bunda lupa kasih tau" ujar Melani.
"oh yang Eylin pake kan Bun? Soalnya tadi Eylin liat seragamnya ada notes nama aku" katanya. Melani hanya mengangguk.
"habis ini Ryano berangkat bareng Eylin ya? Kan kalian satu sekolah lagi" pesan Melani.
"iya Bun" jawab Ryano. Sedangkan Eylin hanya tersenyum sebentar kemudian memperhatikan Asya yang sedang mengambil roti untuknya.
Mata Ryano tak berhenti menatap wanita yang sedang duduk berhadapan dengannya yang sedang tersenyum manis.
"Eylin udah ingat sama aku atau belum ya?" gumamnya dalam hati.
***
Seorang wanita sedang siap terburu-buru dirumahnya. Mungkin sebentar lagi dia akan terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEADER
Teen Fictionwelcome new story! "Jangan mendekat.., " "Kenapa? " "Aku gak suka Geng motor, apa lagi LEADER nya," "Gak selamanya, Geng motor itu orang jahat" "Terserahh," "Aku janji, bakalan buat trauma itu hilang dari hidup kamu." Trauma yang dirasakan Seorang w...