Jam pulang sekolah di SMA Tunas Bangsa akhirnya selesai. Seluruh siswa siswi berbondong-bondong keluar dan ingin melepas penat mereka sekarang.
Wanita rambut sebahu itu sedang berjalan santai dengan novel yang dia rangkul. Kelihatannya dia tak sendiri karna ada dua orang wanita yang bersamanya.
"Rani, Rini gue pamit duluan ya. Makasih udah mau jadi temen baru gue" ucap Eylin sambil tersenyum ramah kepada kedua teman kembarnya.
"iya, kita juga senang kok.. " ujar Rani.
"lo hati-hati ya, pulangnya" pesan Rini dan diangguki Eylin.Ketika sedang melangkahkan kakinya keluar pagar, tanpa sengaja dia melihat seorang lelaki sedang menjerit kesakitan akibat telinganya yang dijewer oleh salah satu guru yang Eylin tau itu adalah guru BK.
Sepertinya lelaki itu membuat kesalahan. "dia kan Ryano" gumamnya.
Tak lama kemudian guru BK itu meninggalkan Ryano sendiri diparkiran motornya. Eylin hanya melihatnya dan memilih melangkahkan kaki keluar pagar sekolah.
Brumm..
Brum..Suara motor sport hitam baru saja keluar dari pagar sekolah dan berhenti tepat disamping Eylin yang sedang menunggu jemputan.
"Eylin, kok gak nungguin aku ta--" Ryano menjeda kalimatnya dan mencerna ulang menggunakan otaknya.
Mantan Keader dari Meteor itu ternyata lupa kalau Eylin mengalami hilang ingatan. Dengan sedikit kecewa, senyum tulus itu yang mampu menutup kekecewaannya.
"sory, sory.. Gue lupa. Lo masih inget gue kan? " tanya Ryano sambil membuka helm full facenya dan memarkirkan motornya sebentar kemudian menghampiri Eylin.
"hmm.. To the point" jelas Eylin tanpa melirik kearahnya sedikit pun.
Kata yang masih sama seperti yang diucapkannya waktu pertama kali Ryano meminta nya menjadi Sahabat, dan kini hanya tinggal kenangan.
"mau bareng gue? " tawar Ryano sedikit hati-hati.
Lagi-lagi kelakuan wanita itu membuat Ryano mengingat masa lalu nya bersama dia. Ketika Eylin dengan wajah datarnya mengambil kertas dan menulis jawaban itu disana kemudian meninggalkannya pergi. Semoga kali ini Eylin tak menolak.
"Nih.. " ujar Eylin sambil menyodorkan kertas dari buku notes kecil yang selalu dia simpan di saku baju seragamnya.
Sirnah sudah harapan Ryano tadi. Eylin benar-benar pergi meninggalkannya sendiri. Sebelum mengejar wanita itu, dia memilih melihat isi dalam kertas yang diberikannya.
'enggak. Mending gue jalan kaki'
Ryano terkekeh sambil melihat tulisan itu. Walaupun kata-kata sederhana seperti itu, bisa membuat Ryano terkekeh.
"dasar gengsian" katanya kemudian menggunakan kembali helm full face nya dan melaju motornya diatas rata-rata. Kali ini dia tak berniat mengejar Eylin karna semua itu akan sia-sia.
***
"Asalamualaikum.. " sapa Eylin ramah ketika melihat kedua orangtuanya sedang mengobrol diruang tamu.
"walaikum salam.. " jawab Bastian dan Andien bergantian. "udah pulang anak Mama, sini duduk dulu" ajak Andien dan diangguki Eylin.
"gimana sekolah baru kamu hari ini?" tanya Bastian. "aku suka kok. Tapi, Eylin ketemu lagi sama orang yang waktu itu ngaku jadi pacar aku dirumah sakit" ujarnya.
Kedua pasang suami istri itu hanya berpandangan. Andien kemudian mengelus tangan mungil milik anaknya dengan sayang. "Lin, kamu belum tau juga Ryano itu siapa? " tanya Mamanya memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEADER
Teen Fictionwelcome new story! "Jangan mendekat.., " "Kenapa? " "Aku gak suka Geng motor, apa lagi LEADER nya," "Gak selamanya, Geng motor itu orang jahat" "Terserahh," "Aku janji, bakalan buat trauma itu hilang dari hidup kamu." Trauma yang dirasakan Seorang w...