seperti semula

3.7K 172 0
                                    

Pagi yang cerah menyelimuti kota Jakarta yang sudah diramaikan oleh kendaraan sepagi Ini.

Eylin Elisabeth Eleanor, wanita yang kerap disapa Eylin sudah bangun dari tidurnya yang panjang dan telah siap untuk menjalankan aktifitas nya dipagi ini.

Dia sudah tiba dijakarta sejak tadi malam, karna Omanya yang sudah agak mendingan dan dia juga harus mengikuti Ujian.

Hari ini, senin, adalah hari mengawali ujian kenaikan kelas yang akan dilaksanakan oleh beberapa sekolah terutama SMA GEMILANG.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, Eylin akan menjadi kakak kelas Senior dan akan menyibukan diri dengan ujian naninya karna untuk menentukan kelulusannya nanti.

"Ma, Eylin pamit ya.. " ucap Eylin disela-sela kesibukan Mamanya.

"Hati-hati sayang. Jangan lupa berdoa. Semangat ujiannya" Kata Andien menyemangati anak wanitanya. Tak lupa dengan kecupan di dahinya.

***

Disinilah Eylin. Dikelas dengan suasana yang hening dari biasanya. Semua tampak sibuk dengan soal masing masing begitupun dengan Eylin dan Dea.

Berbeda dengan Danil yang ternyata satu ruangan Ujian dengan mereka, yang sedari tadi menanyakan jawaban kepada Dea dan Eylin.

"stt... Nomor 17 dong"

Dea yang merasa dipanggil menoleh kesamping kirinya.

"Gitu doang, gak bisa kerja. Urusin sana balapan lo yang gak jelas itu dan gak usah belajar" ketus Dea bisik-bisik.

Ucapan menyakitkan Dea membuat Danil mengusap dadanya pelan.
"Sabar.. Sabar.. Namanya juga singa betina."

Kini Danil memilih menanyakan Eylin yang duduk di sampingnya itu.

"Eylin cantik, manis, imut, baiknya kayak Aku.. Bagi jawaban nomor 17 dong," rayu Danil berusaha agar Eylin memberi tahunya.

Karna kebetulan Mood Eylin sedang bagus, dia memilih untuk membantu Salah satu sahabatnya Meteor.

Eylin mengancungkan dua jarinya, yan menandakan isyarat tangan bahwa jawabannya B.

Dengan sigap Danil memuji kembali kecantikan Eylin dan buru-buru menulis jawabannya.

***

Bel tanda ujian telah selesai akhirnya berbunyi. Semua orang merasa lega dengan pelajaran di ujian pertama mereka yaitu,  Bahasa Indonesia.

Walaupun baru hari pertama, tetap saja mereka sangat was-was menghadapinya. Karna ujian ini akan menentukan kenaikan kelas mereka nantinya.

"Ngantin yuk Lin," ajak Dea yang sudah siap mengisi perutnya.

"Yuk..  Kebetulan perut gue udah minta jatah ni"

Sesampai mereka di kantin, mereka langsung duduk disalah satu tempat duduk di pojok yang masih kosong karna berhubungan hari ini mereka hanya diujikan satu mata pelajaran saja. Dan yang lainnya memilih pulang sehabis ujian.

"Eh, ngomong-ngomong Varo masih gangguin lo gak? " tanya Dea yang memulai obrolan.

Eylin tampak memikir sebentar sambil mengetuk-ngetuk dahinya pelan.
"Mm.. Gak lagi. Soalnya gue gak liat dia lagi sekarang"

"Lo tau gak, kenapa Ryano gak suka gitu sama Varo? Selain karna Varo deketin lo? "

Ryano. Nama lelaki yang hampir tidak dipikirkannya sejak pagi tadi, karna dia terlalu sibuk dengan ujian. Sunggu nama yang mengingat kejadian terakhir sebelum mereka seperti orang asing kembali.

LEADERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang