ternyata..

7K 325 2
                                    

Bel pulang sekolah telah berbunyi dari 1 menit yang lalu. Sebagian siswa ada yang berteriak kegirangan karna waktu yang ditunggu mereka telah tiba.

Seperti Eylin dan Dea yang begitu senang karna alasannya Dea bisa refresing otaknya dengan berbelanja di Mall, sedangkan Eylin yang di ajak Dea untuk refresing bersamanya malah menolak dan memilih rebahan di rumah.

Setelah berjalan beberapa langkah, mereka sampai di depan pintu pagar.

Eylin sedikit malas, karna harus pulang lewat pintu pagar ini. Tapi mau bagaimana lagi, pintu pagar cuma satu saja. Tapi sumpah demi apapun, Eylin tidak berencana untuk mengabulkan permintaan Ryano tadi. Tapi ini karna pintu pagar sekolah cuma satu ini. Sebenarnya ada pintu pagar di bagian belakang, tapi pintu pagar itu sudah dikunci dan dipaku rapat dikarenakan anak laki-laki biasanya membolos pelajaran lewat pintu tikus itu. Jadi, tidak mungkin Eylin memaksa manjat pagar tikus itu. Anehh..

"lin.. Gue duluan ya. Papi gue udah dateng. Eh, tapi beneran lo gak mau bareng? " tawar Dea sekali lagi.

"gak usa. Gue udah ada janji sama papa gue, bentar lagi dateng kok"

"oh yaudah, gue duluan ya.. Bye Lin"

Dea kemudian pergi menaiki mobil yang di kemudikan oleh Papinya sendiri.

Sudah beberapa menit setelah kepergian Dea, Bastian belum kunjung datang untuk menjemput anaknya.

"sory ya, agak telat" tiba-tiba seorang laki-laki dengan berpenampilan tidak menaati peraturan, sudah berdiri di sampingnya, sambil membopong jacketnya dan tas yang di gendong di di bahu sebelahnya saja.

"bukan untuk nepatin" ucap Eylin to the point dengan tatapannya yang agak horor. Orang yang ditatapinya itu malah terkekeh kecil.

"tapi nunggu kan? " goda lelaki itu, Dia adalah Ryano.

"gak kok"

"kalau gak, ngapain nunggu dipagar"

"suka-suka aku lah"
Ketus Eylin 

"yaudah, yuk balik"
Ajak Ryano yang tiba-tiba menarik tangannya.

"jangan mendekat" ucap Eylin tiba-tiba.

"kenapa? "

"aku gak suka geng motor. Apa lagi LEADER nya"

"gak semua geng motor itu jahat"
Kata Ryano meyakinkan Eylin.
Ryano tau Eylin pasti masih trauma dengan kejadian yang di alami Eylan kakanya. Tapi Ryano sudah berjanji menepati janji Eylan untuk menjaga Eylin dan Ryano juga berjanji pada dirinya untuk membuat Eylin tidak trauma lagi.

'gue janji, bakal buat lo gak trauma lagi sama geng motor' gumam Ryano dalam hati.

"terserah... "
Eylin hanya menjawab singkat. Jawaban yang entah, sesuai dengan gumam Ryano sendiri tadi.

"kamu adiknya Eylan kan? " pertanyaan itu sontak membuat Eylin menatap Ryano dengan lekat.

"kenapa? "

"aku mau ceritain sesuatu sama kamu. Tapi gak disini"

"gak usah." tolak Eylin.

"ini penting"

"banget? "

"iya, tentang Eylan."

Jawabna itu membuat Eylin mengerutkan dahinya. Tapi kali ini, Eylin ingin tau tentang kakaknya itu. Tapi, Eylin masih ragu-ragu.

"gimana? "

"papa ku gimana? "

"kabarin, bilang kamu pulangnya sama aku" perintah Ryano.

LEADERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang