"Kak Eylin....," panggil perempuan remaja yang sedang berdiri ditaman tulip itu.
Eylin pun berlari kecil dan mengurungkan niatnya sebentar untuk ke supermarket.
"Asya.. Kamu ngapain kesini? "
"Aku kesasar kak. Aku lupa jalan lewat sini" keluh Asya.
Bisa dilihat mata Asya sangat berkaca kaca dan sepertinya dia ketakutan.
"Ya ampun. Emangnya kamu dari mana? Kok pulang sendiri" tanya Eylin sambil mengelus puncak kepala Asya.
"Aku tadi habis bimble kak. Biasanya kan bang Yayan jemput aku, tapi Bang Yayan gak dateng, makanya aku pulang sendiri" tutur Asya sambil mengelap keringatnya.
Eylin memberikan senyuman hangat agar Asya tenang.
Ah sudahlah, Eylin kini harus menghilangkan rasa canggungnya, dia harus mengantar Asya pulang kerumahnya walaupun harus bertrmu keluarga Ryano lagi.
"Yaudah, kakak anterin kamu pulang ya.. Tapi rumah kakak agak jauh dari sini, kita ke rumah aku dulu. Biar aku anterin pake mobil soalnya aku gak bisa bawa motor"
Setidaknya Asya sudah lebih tenang karna dia sekarang bersama Eylin.
***
Mobil milik Ryano terparkir tepat didepan gudang yang sudah lama tak terpakai.
Dengan masih mengenakan pakaian sekolah, lelaki berbadan tegap itu langsung masuk kedalam gudang dengan tangan yang sudah dikepal kuat karna tak sabar untuk menghajar orang itu.
"Gue disini..," teriak Ryano yang sudah berada didalam gudang penuh barang-barang bekas.
Tampak dari arah pintu kecil, keluar seorang lelaki dengan menggunakan jacket hitam bertulisan LEADER.
Ryano bisa menebak langsung, kalau lelaki yang sudah berada dihadapannya ini adalah LEADER dari geng motor dan wajah yang mulai terlihat jelas dari sinar mentari yang masuk kedalam gedung yang agak gelap itu.
"Varo...," ucap Ryano kaget dengan semua ini. Ternyata yang mengancamnya adalah Varo.
"Iya gue Varo. Alvaro Erlangga anak dari kakak kandung Ayah lo, dan gue dendam sama lo karna lo ambil semua yang gue mau" kata Lelaki itu yang ternyata Alvaro.
Alvaro yang selama ini menjadi teman Eylin adalah sepupu dari Ryano Geovano.
Hubungan darah itu, sudah disembunyikan oleh Ryano dari dulu karna Alvaro pernah hampir mencelakai Ayahnya hanya karna dia menginginkan perusahaan Ayahnya jatuh ketangan keluarganya.
Sejauh ini hanya Kevin, Dan Danil yang mengetahui hubungan darah itu. Mereka sudah berjanji untuk tidak memberi tahu siapa pun.
"Mana Asya? " Ryano langsung to the point dengan nada datar tapi menusuk. Tangannya sudah siap untuk memberikan pukulan kepada Alvaro.
"Hahaha.. Ternyata Seorang Leader Meteor bisa gampang ditipu"
"Maksud lo? " Ryano bingung dengan semua ini.
"Asya gak ada disini, dan gue cuma cuma mau balas dendam sama lo, karna lo telah ambil wanita yang hampir jadi milik gue yaitu Eylin Elisabeth Eleanor."
Deg..
Mata Ryano menatap Alvaro horor. Dia dijebak hanya karna seorang Alvaro mengingini Eylin yang sudah menjadi sahabat nya beberapa bulan ini.
"Gue gak bakalan biarin satu orang pun yang bakal sakitin Eylin." geram Ryano penuh penekanan.
Bughh..
Satu pukulan berhasil mendarat di sudut bibir milik Ryano. Alvaro baru saja memukulnya.
Tanpa menunggu lama, emosi yang sedari tadi Ryano tahan kini ditumpahkannya.
Ryano menghajar balik Alvaro dengan membabi buta sampai Alvaro terhempas ke sudut tembok.
Dengan tangan yang sedikit luka, Ryano mengangkat kerak baru Alvaro yang sudah tersungkur dengan mengeluarkan sedikit daeah segar di dahinya.
"Gue gak bakal biarin Eylin disakiti oleh laki-laki yang brengsek kayak lo" gerutu Ryano dengan penuh penekanan dan kemudian melepas cengkramannya dan keluar meninggalkan Alvaro sendiri.
***
"Asalamualaikum..," sapa wanita yang sudah berada di rumah yang pernah dia datangi.
Tanpa menunggu lama, pintu dibuka dan menampilkan seorang wanita berusia 40an tahun.
"Walaikumsalam.. Ya ampun Eylin, kok bisa sama Asya," itu adalah Melani, Bunda dari Ryano, Asya, dan Vio.
Asya langsung menghamburkan pelukannya pada Melani.
"Bundaa...,""Tadi Eylin gak sengaja ketemu Asya ditaman dekat rumah Eylin Bun. Makanya Eylin anterin Asya kesini"
"Loh.. Bang Yayan gak jemput kamu Sya? " tanya Melani bingung.
Asya hanya menggeleng pelan.
"Makasih ya Lin, kamu udah anterin Asya. "
Tiba-tiba dari arah pintu pagar datang sebuah mobil hitam dan memasuki pekarangan rumah.
Hati Eylin langsung berdetak takaruan sambil melihat siapa yang turun dari mobil itu.
Deg..
Itu adalah Ryano yang baru pulang masih mengenakan seragam sekolahnya dengan luka dan memar di wajahnya.
Eylin yang melihat itu langsung khawatir dan ingin menghampirinya. Tapi niat itu tiba-tiba diurungkannya.
"dia bukan siapa-siapa gue lagi" gumam Eylin dalam hati.
"Ya ampun.. Ryano, wajah kamu kenapa? Habis berantem? " tanya Melani sambil memegang wajah Ryano dengan khawatir.
"Biasa Bun, urusan cowok" jawab Ryano enteng tanpa melirik Eylin sedikit pun.
"dasar.. Udah bonyok begitu masih bilang biasa" umpat Eylin dalam hati.
"Aku masuk dulu Bun. " pamit Ryano yang langsung melangkahkan kakinya kedalam.
"Yan, ada Eylin ini. Masa kamu diemin aja. Kalian kenapa?"
"Gak papa Bun. Ryano capek, Asya aja yang main sama Eylin" teriak Ryano dari dalam.
"Ihh.. Bang Yayan kok gitu sih? " ketus Asya.
Eylin berusaha menguatkan hatinya. Mungkin, semua ini adalah cobaan baginya. Dia harus kuat mengjadapi sikap Ryano yang berubah padanya seperti orang asing.
"Yaudah Bun, Eylin pulang dulu ya," pamit Eylin sambil menyalami tangan Melani.
"Loh.. Gak mau main dulu? "
"Gak usa Bun. Eylin masih mau ke supermarket beli bahan dapur. Aku pulang ya Asya, salam Vio,"
"Yasudah.. Makasih banyak ya Lin. Hati-hati."
***
Jalanan yang tak terlalu macet disore hari ini, membuat Eylin mengendarai mobil Alm. Eylan dengan santai.
Dia teringat Ryano dengan beberapa luka dan memar diwajahnya tadi.
Perasaan khawatir dan kesal pun muncul.
"Dasar ya.. Luka lebam gitu dibilang biasa. Berantem sama siapa sih dia"
Kesal Eylin sambil fokus menyetir."Mulut aku bilangnya marah, tapi hati aku gak bisa Yan. Kamu terlalu sulit untuk dilupakan. Walaupun aku tau, kamu gak mungkin punya perasaan lebih sama aku. Aku terlalu bodoh untuk mencintai tanpa balasan."
Perasaan biasa saja bisa berubah menjadi tak biasa saja, karna terbiasa.
Ryano sudah berhasil membuat Eylin menaruh harapan lebih yang Eylin yakin, bahwa suatu saat pasti Ryano akan merasakan hal yang sama dengan nya."Aku diam tapi aku peduli.. "
.
Good morning guyss.. Aku updatenya pagi kali ini. Seneng gk??Jangan lupa vote+coment yaa..
Semangat pagi semua nyaa..
Lopyu :*
KAMU SEDANG MEMBACA
LEADER
Teen Fictionwelcome new story! "Jangan mendekat.., " "Kenapa? " "Aku gak suka Geng motor, apa lagi LEADER nya," "Gak selamanya, Geng motor itu orang jahat" "Terserahh," "Aku janji, bakalan buat trauma itu hilang dari hidup kamu." Trauma yang dirasakan Seorang w...