Angin sore bertiup lebih kencang dari biasanya, sukses menyibakkan rambut hitam pekat milik Eylin Elisabeth Eleanor yang sekarang sedang berada di taman komplek dekat rumahnya.
Eylin sedang asik mendengarkan musik sambil sesekali mengemil untuk menemani hobi membaca novelnya.
Eylin adalah wanita yang tidak terlalu suka dengan keramaian, terlebih lagi dia tak suka suara bisingan motor yang membuat dia jadi takut akan terjadi sesuatu terhadapnya. Semua itu terjadi akibat setelah kakaknya kecelakaan yang sengaja di rencanakan oleh geng motor lain, untuk memusnahkan AVATAR yang menjadi sasaran utama adalah Eylan karna dia adalah LEADER dari geng motor itu.
Sementara asik membaca novel, tiba-tiba langit yang sedikit cerah tadinya berubah menjadi lebih gelap lagi, menunjukan mendung telah menghampiri langit dan sedikit lagi akan menunpahkan airnya ke bumi.
Beberapa orang yang ada ditaman itu sudah menghindar dari tempat terbuka agar tidak terkena air hujan yang mengakibatkan semuanya basah.
Eylin yang menyadari itu, langaung menutup novelnya dan beranjak dari tempat duduknya dan berjalan terburu-buru pulang kerumahnya. Karna kebetulan rumah Eylin tak jauh dari taman itu.
Belum sampai rumahnya, air hujan sudah turun begitu saja membuat Eylin memjadi basah. Berawal dari rintik hujan yang kemudian tambah menderas mengguyur seluruh jalanan kota itu.
Tak ada tempat berteduh disekitar sini. Eylin sebenarnya menemukan beberapa tempat berteduh tadi tapi dia lewatkan begitu saja, karna dia pikir hanya rintikan, dan ternyata salah besar, rintik itu berubah menjadi derasan.
Eylin terus berjalan di tengah hujan deras sambil melindungi novel nya, tapi itu tak ada hasilnya. Novel itu sudah terkena air sejak hujan rintik tadi, dan sekarang sudah basah semua isinya. Percuma sia sia usaha Eylin, novel itu terbuat dari kertas, dan Eylin tidak membawa tas kecil ataupun semacam pelindung.
Tiba-tiba dari arah belakang jalan, terdengar suara deru motor yang jumblahnya melebihi satu motor, membuat Eylin merasa dihantui seperti ada yang ingin menghantuinya. Padahal itu hanyalah motor.
Makin dia berjalan maju, suara motor itu makin terdengar, hingga suara motor itu berhenti tiba-tiba yang Membuat Eylin menoleh kebelakang.
Yang Eylin pikirkan, itu pasti adalah Geng Motor, dia harus tetap berhati-hati."hujaann... Mau bareng gak? " tanya orang yang mengendarai motor itu di tengah hujan deras.
Sementara yang lainnya ikut berhenti di belakangnya."gak usa... Makasih" jawab Eylin sedikit berteriak karna suara hujan yang begitu deras dan posisi lawan bicaranya menggunakan helm, dan mungkin saja dia tidak akan mendengarnya.
Eylin melanjutkan jalannya tergesa-gesa karna rumahnya sudah beberapa langkah lagi. Namun motor itu masih mengikutinya dari belakang.
Kali ini, hanya ada satu motor. Entah kemana yang lainnya. Motor itu mensejajarkan jaraknya dengan langkah Eylin dan membuat Eylin berhenti lagi.
"nanti sakitt.. Kasian novel lo basah"
Suara itu membuat Eylin sadar, kalau novelnya sudah basah semua dari halaman depan sampai belakang.
Tapi bagi Eylin, dengan motor sama saja novelnya tetap basah. toh, ini bukan mobil. Tapi entahlah, setidaknya dia bisa sampai dirumah dengan cepat.
Dengan ragu-ragu dia berani menaiki tumpangan itu.
'ya Tuhan, mudah-mudahan tujuan orang ini baik. Aku takut'
gumam Eylin dalam hatinya dan kemudian menaiki motor sport berwarna hitam itu.
***
RUMAH EYLIN
"makasih yaa..," kata Eylin sambil turun dari motor itu.
Ternyata di teras rumahnya ada Omanya yang sedang duduk dan memperhatikan Eylin."iya sama-sama.. Pergi dulu ya" pamit lelaki itu dengan mengendarai motornya dengan cepat.
Tanpa menunggu lama Eylin langsung berlari menuju teras rumahnya tanpa bersusah payah, karna pintu pagarnya tidak di tutup.
"assalamualaikum, oma" sapa Eylin sambil menggigil kedinginan.
"walaikum salam Lin. Ya ampun.. Kamu kehujanan yaa, sini duduk dulu. Oma ambilkan handuk" kata oma, yang langsung buru-buru kedalam.
Eylin memilih duduk di kursi kayu jati nya, kalau duduk di sofa pasti akan basah semuanya.
Tak lama kemudian oma keluar sambil membawa handuk kecil, dan secangkir jahe hangat.
"makasih omaa.. " kata Eylin sambil menerima Jahe hangat dan langsung diteguk nya buru-buru agar tidak masuk angin.
Omanya mengambil handuk yang ditaruh nya di atas meja dan mencoba mengeringkan rambut cucunya itu.
"biar Eylin saja oma..
Eylin mau sekalian mandi" kata Eylin yang mengambil alih handuk itu sambil beranjak berdiri."iyaa.. Cepat gih, nanti kamu masuk angin."
***
Setelah bersih-bersih, kini Eylin sedang duduk di atas ranjangnya sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil.
Dia teringat sesuatu..
"astaga... Tadi aku lupa tanya namanya dia. Gak papa deh, siapa pun dia, pokoknya dia baik banget mau tumpangin aku sampe rumah."
***
"akhirnya Eylin bisa bergaul sama cowok. Padahal dia anti sekali punya teman cowok, karna kepergian Eylan itu," ucap Omanya memberitahu Andien yang sudah pulang dari kerjanya.
"syukurlah Ma.. Setidaknya, Eylin akhir-akhir ini sudah bisa mengiklaskan Eylan pergi. Tapi, sejujurnya.. Aku belum bisa iklasin Eylan Ma, tapi mau bagaimana lagi, kejadiannya sudah seperti itu" kata Andien. Sebagai orangtua dari Ibu dua anak itu, dia merasakan hal yang sama.
Setidaknya masih ada Eylin, Suaminya, Dan Mamanya yang membuat keluarga itu menjadi lengkap, walaupun tanpa Eylan.
.
Terimakasih sudah membaca part ini..
Semoga kalian suka:)
Jangan lupa tinggalkan vote+coment yaa readers..Tunggu part selanjutnya ;)
Salam manis dari Ryano dan Eylin :p
KAMU SEDANG MEMBACA
LEADER
Teen Fictionwelcome new story! "Jangan mendekat.., " "Kenapa? " "Aku gak suka Geng motor, apa lagi LEADER nya," "Gak selamanya, Geng motor itu orang jahat" "Terserahh," "Aku janji, bakalan buat trauma itu hilang dari hidup kamu." Trauma yang dirasakan Seorang w...