-oOo-
"Jika sudah menatap, mata itu tak akan bisa berpaling. Tapi jika sudah berpaling, mata itu pasti membekas dipikiran."
-oOo-
Setelah UKM minat olahraga yang mereka geluti selesai, Liona yang sengaja membuat rambutnya di kuncir tengah itu terlihat meminum secangkir es kelapa muda bersama Roy.
"Bayarin gue Roy!"
"Hai!"
Sebuah gebrakan di meja membuat Hani langsung tersedak. Pria aneh yang tiba-tiba menggebrak meja kantin yang mereka tempati membuat Liona begitu terkejut begitu juga dengan Roy yang hampir menelan es batu yang sedang ia makan.
"Raja?"
Roy menatap heran Raja. Tak terlebih pada Liona sendiri yang mengenal pria itu mampu membingungkannya.
"Siapa lo?"
"Eh guys. Emmm ... dia Raja, anak Kedokteran. Gue kenal dia beberapa pekan lalu. Duduk duduk!" Liona terlihat begitu friendly terhadap Raja membingungkan kedua temannya yang menganga bingung dengan sikap Liona. Tidak ada yang mengherankan. Hanya saja yang aneh adalah Liona yang akrab dengan cowok selain Papa, Kak Leo, Rayan dan Roy.
"Hai, gue Hani. Ini temen kita yang petakilan, Roy."
Roy melotot menatap Hani.
"Eh lagi pada minum es, gue baru aja selesai. Udah pada bayar belum?"
"Belum, kami belum bayar!" Dengan secepat kilat Roy menimpali pertanyaan Raja membuat Liona melotot padanya.
"Duit mulu di otak lo!" bisik Liona merutuki Roy.
"Ya udah. Bi, ini sekalian juga ya!" Raja berteriak pada Bibi tukang es.
"Tapi masih ada lebih Den!"
"Gak apa-apa Bi, simpan aja." Ucapan Raja membuat Roy melirik senang. Serasa ia telah menemukan mangsa empuknya.
"Lo punya temen tajir gak bilang-bilang sama gue," bisik Roy pada Liona. Liona sendiri sudah tahu apa yang sebenarnya ada di kepala Roy saat Raja mentraktir mereka dan memberikan uang kembalian sia-sia pada bibi kantin.
Hani langsung menyenggol Roy merasa tak enak. Karena Hani tahu, Roy adalah tipe cowok yang memang sungguh matre. Tapi lebih dari itu, dia memang cowok baik.
"Eh maksud gue, punya temen keren gak bilang-bilang. Btw, makasih bro!"
Liona memasang wajah malu atas sikap Roy yang memang haus sekali ketika mendengar uang.
"Liona, lo ada waktu gak? Bisa kita bicara bentar?"
Hani dan Roy saling melirik canggung, tak terlebih Liona sendiri.
"Ada apa ya Raja? Gue baru mau pulang sama mereka."
"Ah nggak, gue mau pulang bareng Hani. Iya kan Han? Lo bisa anter Liona pulang kan entar pake mobil? Ya udah gue duluan, sekali lagi makasih bro."
Roy langsung menarik paksa tangan Hani meninggalkan Liona yang kesal atas sikap Roy.
"Roy, bakalan abis lo sama gue nanti," batin Liona.
Sampai di parkiran, Hani terus memukuli Roy dengan kesal.
"Ada apa sama lo? Kenapa lo ninggalin Liona?"
"Heh. Gue rasa anak Kedokteran itu suka sama Liona. Dia tajir, ganteng, dia juga baik. Kita bisa sering-sering ditraktir sama dia, kalau Lio jadian sama Raja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
OFFICIALLY MISSING YOU
Teen FictionHilang dan Rindu. Dua kata berbeda, tapi memiliki makna yang sama. Kehilangan. Itulah yang dirasakan Liona, mahasiswi Sosiologi yang tengah merasakan kilas balik saat bertemu dengan mahasiswa calon dokter bernama Zean. Pingsannya Liona di lapangan b...