9. Met Him Again

699 77 19
                                    

-oOo-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-oOo-

"Lagi-lagi perihal takdir. Apa daya manusia jika tangan Tuhan sudah berkutik dengan takdir?"

-oOo-

Sampai di rumah, Liona membanting tasnya dengan kasar ka atas kasur. Ia terlihat memang kelelahan setelah mengajak tanding sepak bola pada Zean. Liona mengerutkan dahinya bingung bersambung kesal. Ia masih memikirkan, apakah tindakannya benar atau malah sebaliknya membuat dirinya terlihat memalukan. Setelah mandi dan merapihkan dirinya, ia memakai kaus dengan lengan sesiku dan mengenakan sebuah celana piyama yang begitu longgar. Liona langsung lari ke meja makan, melahap apapun yang ia temui di meja.

"Lio! Kamu itu cewek, badan kecil tapi makannya banyak." Kak Leo menghampiri Liona tengah asyik menyumpal makanan ke mulutnya.

"Aku laper kak, maaf!" Jawabannya terdengar samar, karena memang makanan penuh di mulutnya.

"Kakak gak habis pikir sama kamu. Kamu bisa ngelakuin semua jenis olahraga, sementara kamu gak bisa ningkatin nilai IPK."

"Tuh ajarin adik kamu Leo. Nanti kalau dia olahraga terus yang ada berubah jadi binaraga yang ototnya gede-gede itu, ibu mah geli." Bu Lani terlihat sibuk memasukkan benang ke lubang jarum.

"Ibu ngapain?"

"Jahit baju olahraga Rayan, sayang kan kalau harus beli lagi."

"Aku sanggup beli bu," jawab Leo.

"Hemat."

Sungguh, keluarga yang aneh. Mereka memang terlihat serba kecukupan dalam hal materi, tapi keharmonisan mereka itu yang fluktuatif, apalagi jika sudah menyangkut pendidikan atau pun masalahnya Liona.

"Kakak, bagi. Jangan makan banyak-banyak, nanti gemuk susah dapet cowok." Ucapan Rayan membuat Bu Lani dan juga Kak Leo terkekeh.

"Anak kecil sok tau banget! Kakak udah langsing begini kayak Lisa Blackpink, pasti bisa dapet siapa aja!" Lio mendumal dengan mata memencar canggung.

"Siapa aja?" Leo bertanya dengan terkekeh. Alisnya terangkat mengejek sang adik.

"Tau ah, kalian gak bisa support apapun yang aku lakuin deh." Liona menaiki anak tangganya dengan gagah menuju kamarnya. Ia menutup pintunya dengan keras sampai terdengar di lantai bawah.

Suara handle pintu terdengar membuka pintu kamar Liona. Terlihat Liona yang tengah menggunakan earphone di telinganya. Matanya memejam begitu tenang mendengarkan setiap alunan lagu.

"Lio!" Bu Lani duduk di kasur mendekati Liona yang membuka mata.

"Eh bu, tumben ibu ke kamar Lio malem-malem?"

"Jangan begadang Lio"

"Lio kira gak ada yang peduli sama Lio di rumah ini."

Bu Lani terkekeh senyum menatap Liona yang memang emosinya labil, terlihat memang dia benar-benar belum sepenuhnya berpikir dewasa.

OFFICIALLY MISSING YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang