Hilang dan Rindu. Dua kata berbeda, tapi memiliki makna yang sama.
Kehilangan. Itulah yang dirasakan Liona, mahasiswi Sosiologi yang tengah merasakan kilas balik saat bertemu dengan mahasiswa calon dokter bernama Zean. Pingsannya Liona di lapangan b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OFFICIALLY MISSING YOU
"Hilang dan Rindu. Dua kata berbeda, tapi memiliki makna yang sama, menurutku."
"Kau tahu, bahagia itu ketika kita bisa merasakan kenyamanan saat berada di samping seseorang. Namun, apakah kebahagiaan itu akan bertahan lama jika seseorang itu menghilang?"
-oOo-
Pagi seindah senyum sang surya. Jendela terbuka lebar mendapati sebuah gorden yang berterbangan terhempas angin pagi menyejukkan. Sebuah jam dinding terus berdetik selaras. Kedua mata terbuka lebar menatap jendelanya. Raut wajahnya meringis ketika ia membangunkan setengah badan. Gadis yang terduduk di kasurnya itu tengah meregangkan badannya beberapa kali. Beberapa menit kemudian, suara handle pintu terbuka.
"Lio bangun. Nanti telat kuliah."
"Emm, Lio masih jalanin semester tiga bu. Masih bisa telat kok."
"Kamu tuh ya, bukannya makin rajin malah makin males. Bangun ah buru. Roy udah nunggu."
"Apa?"
Mata Lio memencar ke setiap sudut mencari sebuah jam dinding. Ia terkejut dan lantas bergegas ke kamar mandi juga merapihkan dirinya sesegera mungkin.
Liona Roselind, gadis berusia 19 tahun itu tengah menjalani kuliahnya di salah satu Universitas Swasta di Bandung. Liona, gadis berambut panjang, cantik, tinggi standar juga punya keahlian dalam bidang olahraga. Namun, ada kelemahan yang membuatnya beberapa kali dicerca netizen. Ia lulus dengan nilai ujian yang tidak cukup tinggi, tapi anehnya, ia masih bisa lulus dari sekolah. Ia sedikit bermasalah pada IQnya, namun ia bisa menerima pelajaran walaupun harus mengulangnya beberapa kali. Awalnya, Lio tak ingin kuliah, namun orangtuanya memaksa. Keahlian yang ia punya hanya memainkan beberapa cabang olahraga, termasuk bermain sepak bola. Sepak bola? Bukannya sepak bola itu yang sering dimainkan laki-laki? Ya, memang benar. Tapi Lio punya skill yang lumayan handal dalam satu cabang olahraga ini. Ia gadis aneh, sungguh aneh. Maka dari itu ia tak banyak memiliki teman. Ia tak suka gosip ataupun curhat soal cinta di kampus. Teman yang ia punya hanya Roy dan beberapa gadis yang menyukai keanehannya saat SMA atau di kampus saat ini.
Ia memiliki kakak lelaki bernama Leo. Leo sudah bekerja di salah satu perusahaan. Lio juga memiliki seorang adik laki-laki yang tengah menjalani pendidikannya di SMP. Liona sekarang berubah lebih merawat dirinya sendiri. Ia tak ingin sang ibu mendapat cercaan dari para tetangga karena memiliki anak yang berkelainan, karena ia lebih condong menjadi gadis tomboy dulu. Padahal, Lio adalah wanita tulen. Ia juga bisa menjadi cantik dan ia sekarang bisa memakai rok ataupun memoles bedak di pipinya. Lio menatap dirinya di depan cermin. Ia memoleskan sedikit lisptik berwarna nude pada bibirnya yang memang memiliki warna nude alami. Liona tertunduk senyum sejenak saat ia mengingat sesuatu.
