-oOo-
"Bagaimana bisa seseorang mencemaskan orang lain jika bukan ia mengenalnya."
-oOo-
Lio berjalan dengan girang menuju fakultasnya. Menurutnya, Raja adalah pria yang begitu baik. Raja tidak sombong walau dia tampan, dan dia pula tidak genit ke semua perempuan layaknya Zean yang popularitasnya membuat memori card setiap mahasiswi penuh karena fotonya.
Sampai parkiran kampus, mata Lio memencar mencari Roy. Kemudian pria bergigi rapih tersebut datang dengan membawa kunci motor di tangannya.
"Lo mau balik? Gue duluan ya. Bye Lio!" Hani melangkah melawan arah untuk pulang.
"Roy, gue yang bawa motor ya?"
Roy melotot kaget menoleh pada Lio.
"Apa? Lo mau bawa motor? Gak! Gue gak mau aset tubuh gue luka gara-gara lo."
"Ya elah, kali ini aja. Lo kan bisa ajarin gue buat lancarin motor. Gue bosen nyetir mobil terus."
"Dasar orang kaya songong. Li, ini lingkungan kampus, kalau ada apa-apa gue gak mau tanggung jawab!"
"Nanti gue traktir deh." Ucapan Lio membuat Roy segera menyerahkan kunci motornya.
"Pelan-pelan lo ya, gue gak mau mati konyol. Motor kesayangan gue jangan sampe dibuat masalah."
"Selow."
Roy akhirnya membiarkan Lio untuk membawa motornya, dan ia hanya membonceng di belakang takut-takut Lio lupa memberi sen. Selama ini, Lio memang sangat jarang mengendarai motor, ia lebih sering membawa mobil jika berpergian. Roy terus mendumal di belakang Lio, memberi arah bagaimana Lio harus mengendarai motornya dengan benar.
"Li, lemesin kek tangan lo. Masih di lingkungan kampus nih, gerbang masih jauh, awas aja lo bikin gue bungsrut!"
"Diem kek, arahin aja gue harus apa."
Di kecepatan 40 pun Lio masih terlihat ngeri, banyak mahasiswa yang belalu lalang membuat Lio sedikit gugup.
"Li ... jangan sok ngebut dah lo. Li banyak orang di depan."
"Gue ngeliat."
Tiba-tiba saja Lio tak fokus karena Zean tengah berjalan membawa gitar bersama Gion dan Yuda, di sisi jalan.
"Anjir, Zean?"
Tangan Lio bergetar membuat Roy cemas.
"Li lo kenapa? Fokus Li fokus. Liat ke depan!"
"Tangan gue gemeter Roy, gimana ini? Waaaaahh, awas woi!"
Kecepatan sudah tak terkontrol.
"Ze minggir Ze!" Yuda melotot kaget.
Brukkkkk.
Kepulan asap terlihat dari kenalpot motor Roy yang menubruk pohon dengan lumayan keras. Roy sendiri terjungkal bersama Lio. Dan Zean, ia terjatuh begitu keras ketika tersenggol sisi motor Roy.
"Lo gak apa-apa?" Gion menghampiri dan membantu Zean untuk berdiri.
"Anjir!" Yuda mengambil gitar Zean yang tergeletak, ia mengangkat dan ...
Tekkk.
Gitar itu terlihat patah membuat Yuda, Gion dan Zean melotot.
Zean menghampiri Lio walau dengan kaki pincangnya. Semua mahasiswa berkerumun karena peristiwa yang melibatkan Zean.
KAMU SEDANG MEMBACA
OFFICIALLY MISSING YOU
Teen FictionHilang dan Rindu. Dua kata berbeda, tapi memiliki makna yang sama. Kehilangan. Itulah yang dirasakan Liona, mahasiswi Sosiologi yang tengah merasakan kilas balik saat bertemu dengan mahasiswa calon dokter bernama Zean. Pingsannya Liona di lapangan b...