32. Shadow of Love

413 31 0
                                    

Pagi itu, menjadi pagi yang tak menyenangkan bagi Liona. Kedua temannya tak membalas apapun pesan yang ia kirim lewat aplikasi manapun termasuk DM Instagram.

"Kenapa mereka baperan sih sama gue?" Liona tertunduk sendu.

Hani terlihat melewati koridor bersama dengan Hanum, teman kelasnya. Mata Liona lantas terbelalak dan berusaha untuk mengejar setiap langkah Hani.

"Han tunggu Han!"

Ya, Hani mengabaikan Liona saat itu juga.

"Kenapa sama lo Han? Gue salah? Gue minta maaf." Ucapan Lio membuat Hani terdiam. Ia menghentikan langkahnya menatap iba Liona.

"Li. Jangan minta maaf sama gue. Lebih baik lo temuin Roy sekarang."

"Tapi Han?"

"Udah sana."

Hani memaksa Liona untuk segera menemui Roy. Tak nampak di mata Liona seorang pria petakilan di sekeliling kampus, di kelasnya pun ia tak nampak.

"Liat Roy gak?"

"Lagi molor noh di tribun."

Lio segera mendatangi tribun lapangan yang memang sepi terlihat. Benar saja, terlihat menjulur kaki jenjang beralaskan sepatu dan celana jeans. Ia menopang kepala dan menutupi wajahnya dari sinar mentari menggunakan sebuah buku. Lio sebenarnya canggung untuk menemui Roy setelah pertengkarannya dengan Zean saat itu. Jujur saja, Lio bisa diabaikan oleh siapapun asal bukan Roy.

"Gue minta maaf."

Lio terduduk di samping Roy. Terusik akan suara, Roy mulai terbangun.

"Oh lo! Ada apa?" Roy tertunduk memainkan buku di tangannya.

"Buat lo!" Lio menyodorkan sekotak susu coklat pada Roy. Roy meminumnya sampai habis tanpa sisa.

"Maafin gue kek. Gue gak maksud apapun. Lo tau kan, 10 tahun lamanya gue baru ketemu Zean. Seenggaknya, bales budi sedikit mah gak apa-apa kan gue? Zean orangnya gitu, waktu dia umur 10 tahun gue pernah denger dia berantem sama temennya. Dulu, Zean bukan tipe orang yang mudah senyum. Dia sering ditinggal bokapnya ke luar negeri karena kerjaan. Waktu itu dia diejek sama temen kalau dia gak punya bapak. Alhasil, dia nonjok anak itu sampe memar."

"Kalau lo cuma ngomongin orang lain depan gue, lebih baik gue pergi." Roy mulai berdiri dan mulai melangkah.

"Gue bisa jauh dari siapapun tapi bukan sama lo orangnya." Ucapan Lio membuat Roy tertegun.

"Lo sahabat gue. Lo tau apapun tentang gue. Lo bagai kakak bagi gue Roy. Harusnya lo ngerti itu."

Roy menghampiri Liona, ia lantas memukul kepala Lio dengan buku yang dilipatnya.

"Bego! Jangan sok drama anjir. Mual gue! Gue paham, gue terima maaf lo!"

Liona melotot kegirangan, ia segera merangkul Roy dengan girang hampir membuat Roy sendiri tercekik karena lengannya.

"Lepas anjir, mati nih gue!"

Tak sadar, terlihat kedua mata menonton peristiwa mereka dari jauh. Wajahnya terlihat aneh, matanya belum mengedip. Tangannya mulai menjamahi dada bidangnya.

"Kenapa rasanya sakit. Gue gak suka liat Lio bareng orang lain." Ucapannya melamun, namun ia masih tersadar.

"Woi!" Gebrakan Gion membuat Zean terkaget.

"Kalau cemburu mah bilang," tukas Yuda.

"Gak pantes gue cemburu!"

"Jyah ucapan lo udah kek cowok puitis."

OFFICIALLY MISSING YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang