Event Suardana Sport Day digelar. Banyak mahasiswa-mahasiswi yang memadati lapangan utama maupun tribun. Ada yang memberi sorak antar fakultas mereka, ada cheerleaders, juga ada para peserta yang berkelompok memakai baju warna-warni sesuai tim mereka. Tim biru untuk anak fakultas ilmu sosial yang berjumlah 50 orang mahasiswa, dipimpin oleh Liona. Untuk tim merah, dengan jumlah sama diketuai oleh Abram Zean mewakili fakultas kedokteran. Dan Tim ungu di ketuai oleh Toni dari fakultas ekonomi dan masih banyak lagi perwakilan antar fakultas.
Program untuk event sport day ini adalah marathon, bermain games yang berhubungan dengan olahraga, menari bersama, bernyanyi dan bahkan ajang pertandingan sepak bola juga lainnya. Liona sendiri meringis kepanasan, ia berdiri di atas panggung untuk mewakili tim biru.
"Anjir! Maluin gua doang nih fakultas," batin Lio.
"Wooo wooo Tim biru mana suaranya?" Liona bersorak, diikuti tim biru.
Semua tim telah memberikan yel-yel mereka, dan hanya tim Zean saja yang terlihat diam. Sedangkan, Tim merah sibuk memainkan ponsel.
"Kenapa gak sorak?" tanya Lio pada Zean.
"Buat apa sorak kalau ujungnya kalah? Mending stay cool dan lo liat aja hasilnya!" Zean turun panggung diikuti suara mahasiswi yang berteriak.
"Anjir! Abi yang gue kenal bukan kayak gini. Kebanyakan makan tawon gue rasa tuh anak selama 10 tahun."
Permainan, olahraga, ataupun turnamen sudah dilaksanakan dengan suka cita. Terlihat semua tim biru terkapar di dasar lapangan, wajahnya tak satu pun memperlihatkan rasa semangat menggebu.
"Tuh kan, kita sih dipimpin Lio, kalah mulu bidang apapun!" celetuk salah satu mahasiswa.
"Heh. Ngapain salahin gue? Yang milih siapa? Yang nunjuk siapa?"
Semua mata tertuju pada Roy.
"Eh eh eh. Kenapa nengok ke gue semua? Gue tau gue ganteng selow!" Timpahan bekas botol air mineral kemudian mengerumuni Roy.
"Woooooo!"
Seorang pria datang menyodorkan air pada Liona yang terkapar duduk.
"Raja?" Ia ikut duduk di kerumunan anak sosiologi.
"Capek banget kayaknya. Tim lo hebat!"
Sungguh tampan terlihat Raja ketika memakai pakaian olahraga, semua itu membuat Abs dan betisnya terlihat begitu sexy.
"Ah hebat apanya, gak menang bidang apapun."
"Ya tapi menurut gue lo hebat bisa mimpin 50 orang begini." Ucapan Raja membuat Liona malah tersipu. Satu hal yang Lio suka dari Raja adalah keramahan juga pujian yang ia selalu sematkan untuk Liona, menjadi salah satu hal untuk membahagiakan diri bagi Liona.
"Besok kampus libur. Lo ada waktu gak?"
"Apa? Waktu?"
"Iya. Niatnya gue mau ngajak lo ikut ke dokter hewan, periksa kucing gue di rumah."
"Hah? Lo punya kucing?"
Raja mengangguk.
"Kenapa? Lo gak suka ya?"
"Malah suka banget. Tapi gue selalu gak dibolehin sama ayah ibu kalau melihara hewan. Gak bersih rumah katanya."
"Emm gitu. Jadi gimana? Mau ikut gak?"
"Boleh."
"Yes, kalau gitu gue besok ke rumah lo!"
"Ke rumah gue?" Liona melotot kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
OFFICIALLY MISSING YOU
Teen FictionHilang dan Rindu. Dua kata berbeda, tapi memiliki makna yang sama. Kehilangan. Itulah yang dirasakan Liona, mahasiswi Sosiologi yang tengah merasakan kilas balik saat bertemu dengan mahasiswa calon dokter bernama Zean. Pingsannya Liona di lapangan b...