29. Notification

514 36 0
                                    

Lio berjalan bersama menuju parkiran bersama Zean. Mereka melepas rindu sekaligus bertanya tentang kabar. Mereka seperti pertama kali bertemu, padahal di setiap harinya mereka sudah melewati hari dengan bertengkar dan saling mengejek ataupun tolong-menolong secara kebetulan.

"Gimana 10 tahun lo? Gak diejek lagi kan sama anak-anak sekolah?"

"Setelah lo pergi gue malah tambah kuat," ucap Lio sambil tersenyum menatap dasar tanah sambil melangkah.

"Gue langsung berasumsi lo Abi saat pertama kali Hani bawa gue ke fakultas kedokteran dan liat lo main basket. Gue gak pernah penasaran sama cowok most wanted manapun, mau seganteng apapun, tapi Hani maksa gue. Tapi, setelah gue sebut nama Abi, lo malah kebingungan, gue kira lo orang yang beda."

"Kan gue udah bilang, lo berubah mana mungkin gue langsumg ngenalin. Hanya satu yang selalu menjadi asumsi gue ke lo. Lo adalah orang yang egois, ingetin gue sama Lio sepuluh tahun lalu. Dan lo suka sepak bola. Pertama kali lo ngajak gue tanding, sebenarnya gue mau bertanya akan hal ini. Tapi niat itu sirna karena gue pecundang, Hhh."

Lio mengangguk-anggukan kepalanya dengan senyum.

"Mau tanding gak? Di event Suardana sport day besok?" tanya Lio senyum sumringah.

"Oke, siapa takut." Zean menyenggol Lio dengan lengannya membuat Lio terpental kaget.

"Tau gak. Dulu lo sekecil ini, dan coba-coba mau nonjok orang segede ini, hahahah."

Zean menatap pekat Liona yang tertawa, ia menarik senyum bahagia setelah lama 10 tahun tak melihat sosok yang menjadi penyemangat waktu kecilnya. Liona pulang dengan sumringah. Ia memeluk kak Leo yang tengah terduduk di ruang keluarga memainkan ponselnya.

"Dih ada apa ini? Kok seneng banget?"

"Lio nemuin Abi!" Ucapan Lio membuat Kak Leo kaget.

"Serius? Kok bisa? Gimana ceritanya?"

Setelah Lio selesai membersihkan dirinya, ia coba bercerita pada sang kakak, Leo. Leo sendiri adalah penasehat terbaik Lio ketika sang Ayah sibuk di perusahaan dan ibunya sibuk arisan.

"Emm gitu ya. Kapan kamu mau ajak Abi eh Zean? Kakak baca di salah satu artikel, dia pernah jadi model jam tangan kalau gak salah. Tapi kakak gak jelas sama wajahnya, cuma denger nama sama fakultas juga kampus. Sekeren itu kah dia?"

"Hemmm males muji dia. Dia orang yang dipuji malah meninggi."

"Ah masa? Kamu gak kecantol emang sama most wanted kedokteran? Kamu kan pernah tes tapi gagal!"

"Udah deh kak. Males ah curhat sama kak Leo. Malah adeknya terus yang direndahin." Lio berjalan menaiki anak tangan menuju kamarnya.

"Yeh dia ngambek."

Datang Bu Lani menghampiri Leo.

"Apa? Dia suka sama cowok yah?" tanya Bu Lani berbisik.

"Yah ini lagi ibu ngapain ikutan urusan anak muda. Bu, Leo gak biarin Lio ngelangkahin Leo!"

"Lagian kamu. Kapan bawa calon istri?"

"Yah si ibu, gak ada pertanyaan lain nih?"

"Anak ibu semua tampan-tampan, juga cantik. Orang baik akan dapetin yang baik juga." Bu Lani mengusap punggung Leo.

"Leo sayang ibu."

"Ibu sayang kalian semua. Gak apa-apa adikmu berteman dengan siapa pun asalkan orang yang baik. Ibu bahagia, karena Lio dulu lahir prematur, waktu kecil dia pendiam, dia suka marah sendiri juga nakal ke semua orang. Ibu berharap Lio bisa berubah."

OFFICIALLY MISSING YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang