36. A Little Thing From You

429 26 0
                                    


-o0o-

Rasa kasihan, peduli dan suka itu berbeda. Jangan sampai sakit hati karena salah paham.

-o0o-

Hujan belum reda, sekitar jam 9 malam Zean menyusuri setiap jalan bahkan gang di kota Bandung. Nomor Lio tak aktif membuatnya semakin cemas. Kemudian langkahnya terhenti ketika ia melihat seseorang tengah berteduh di halte dengan terus menggoyang-goyangkan ponselnya dengan cemas. Mata Zean memicing tajam, alisnya sudah mulai terangkat. Perlahan ia melangkah menghampiri orang itu. Suara langkah sepatu yang menginjak kubangan air di dasar jalan begitu terdengar membuat Lio mulai menatap dari ujung sepatu hingga kepalanya. Zean memakai celana jeans selutut, hoodie berwarna biru dan memakai sebuah topi bersamaan dengan payung yang dipegangnya.

"Lo mau main petak umpet sama semua orang?" Alis Zean masih terangkat kesal membuat Lio seketika berdiri.

"Kenapa-- kenapa lo ada di sini?"

Zean membuang pandangannya dan raut wajah kecemasannya ketika ia melihat wajah polos Liona yang tak mengetahui apapun.

"Ngapain lo di sini? Semua orang cemasin lo karena lo belum pulang malem-malem gini. Hani telpon gue." Zean menutup payungnya dan terduduk di kursi halte.

"Hani sama Roy mana?"

"Kebetulan, gue yang nemuin lo duluan. Mereka gak bawa payung. Kenapa sih hidup lo selalu nyusahin orang di sekitar lo terus?"

"Bisa gak sih lo jangan ngegas. Thanks." Lio mengerucutkan mulutnya membuat Zean tersenyum tipis.

Mereka berjalan bersama, di bawah satu payung walau Liona yang lebih dominan berdiri di bawah payung yang Zean pegang. Setengah pundak Zean sudah terlihat basah karena terkena siraman air hujan. Rasa canggung sejenak menghampiri mereka, namun Lio segera buang dengan menjadi pembicara pertama saat perjalanan itu.

"Bukannya lo lagi dinner sama Delisa. Ya, gue harap sih hubungan kalian langgeng."

"Gimana sama Raja?" tanya Zean seketika membuat Liona tertegun. Ia terdiam dan membuat Zean malah tersenyum.

"Gimana bisa langgeng kalau jadian aja gak pernah," jawab Zean santai.

"Apa? Jadi lo sama Delisa gak pernah pacaran?"

"Kenapa lo excited gitu dengernya?"

Liona langsung tertunduk kaget. Matanya melebar seperti bola. Ya, Zean mengejeknya lagi disaat ia sudah sangat canggung berjalan bersamanya di bawah satu payung.

"Orang yang gue tunggu, dia udah dateng lagi di kehidupan gue. Dia cantik sih tapi ceroboh."

"Apa dia orang yang lo suka? Lo gak pernah curhat sama gue selama ini."

"Ngapain? Rahasia itu gak boleh di umbar-umbar. Lagipula, gue kan baru ketemu lo lagi, gimana gue mau cerita?"

Liona terdiam, matanya memencar canggung sambil menghindar dengan  langkah kecil ke samping.

"Siapa yang Zean suka? Apa dia punya kenalan lain selain Delisa? Pasti cantik, IQ-nya di atas rata-rata, bodynya OK dan dia berwibawa," batin Lio.

Sampai di minimarket, Hani langsung memukul bahu Liona dengan kasar.

"Ih, dari mana sih lo? Udah gede juga pake segala ilang."

"Apa? Hilang? Hp gue mati, gue kejebak hujan di halte dan mau hubungin ibu gak bisa Rohaniiii. Ah ibu gue pasti parnoan nih. Jadi malu kan gue, maafin ya, makasih."

OFFICIALLY MISSING YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang