45. Janji 10 Tahun (ENDING)

979 32 2
                                    

-o0o-

"Tak berharap banyak pada janji. Tapi suatu ketika saat aku mempercayai janji itu akan terjadi, semua itu akan terjadi bahwa kita akan bertemu kembali."

-o0o-

Semester demi semester mereka lalui. Kali ini adalah acara wisudanya Zean dari kampus Suardana Fakultas kedokteran, jurusan ilmu kedokteran. Sungguh kebanggan tentunya bagi Zean. Setelah acara wisuda berakhir, sesi foto akhirnya telah tiba.

"Papa bangga sama kamu nak. Sepertinya papa gak bisa lama-lama di sini. Lihat, ternyata anak papa yang ganteng ini banyak sekali fansnya ma, seperti papah muda dulu."

"Apaan sih papa, pede banget. Zean mama ini lebih populer dari papa. Ze, kami gak bisa lama di sini, kamu juga harus kumpul sama temen-temen kamu, kami pulang ya," ucap Bu Rosi.

"Hati-hati ma, pa."

Yuda dan Gion menghampiri Zean. Tak pernah Gion pungkiri bahwa ia akhirnya bisa wisuda bersama kedua temannya itu. Gion sempat bermasalah dan sempat mengharuskan dia untuk ikut wisuda di 6 bulan berikutnya.

"Akhirnya, gue bisa juga ngejar pak Husni buat ttd doang. Kalau gak, gue gak wisuda nih sekarang," ucap Gion.

"You did well bro," sahut Yuda.

Asik mengobrol, mereka akhirnya sadar bahwa Zean tak menanggapi pembicaraan mereka. Ia sibuk membuka notifikasi ponselnya yang penuh dengan ucapan selamat. Namun, jari jempolnya masih asik untuk menggeser monitor ponselnya terus-menerus membuat Yuda dan Gion sendiri kebingungan.

"Ze, liat semua orang udah nunggu minta foto bareng lo. Apa yang lo cari di hp lo?" tanya Gion memecah fokus Zean.

"Btw, mereka kebanyakan anak sosiologi kan? Dari sekian banyak anak sosiologi, gue gak liat Liona." Ucapan tambahan Yuda membuat Zean melihat kerumunan para fansnya dengan mata memencar.

"Dia kan pacar lo, masa gak dateng."

"Lo pada berisik banget dah," jawab Zean menimpali malas.

"Wasaap bro! Congratttsssss buat lo." Roy menghampiri Zean tiba-tiba dan memberikan pelukan selamat pada Zean.

"Selamat ya buat kalian," ucap Hani yang ikut bersama Roy menghampiri Zean.

"Nih bro, buat lo."

"Heh upil onta, orang-orang pada kasih buket bunga lo malah kasih Zean buket sayuran busuk. Malu-maluin tau gak," ucap Hani menggerutu kesal.

"Apaan? Salah? Ini tuh namanya unik koreng onta." Perdebatan Hani dan Roy membuat Yuda dan Gion malah terkekeh.

"Anjir, berantem aja lo pada. Gue bawa juga lo ke penghulu," tukas Gion membuat Roy dan Hani melotot jijik saling menatap.

"Dih!"

Mata Zean sedari tadi memencar melihat ke belakang Roy dan Hani memastikan mereka tak datang hanya berdua saja.

"Siapa yang lo cari?" tanya Roy seraya melirik Hani dengan mengangkat kedua alisnya.

"Ah nggak, thanks kalian udah mau dateng."

"Kalau yang lo maksud Lio, dia ada di tribun lapangan fakultas gue. Gue ajak ke sini dia gak mau, dia bilang terlalu malu buat nemuin lo dengan ribuan fans lo bawa hadiah gak tanggung-tanggung, terlebih lagi dia malu nunjukkin wajahnya depan semua orang karena dia ngerasa fans lo bakalan bully lo karena punya pacar kayak dia," ucap Roy membuat semua orang tertegun kaget termasuk Zean sendiri yang begitu terkejut sekaligus kesal dengan pemikiran Liona.

OFFICIALLY MISSING YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang