21. Terima Kasih nih?

450 35 5
                                    

-oOo-

"Jika kita bertemu seseorang lebih dari dua kali, apa itu bisa dikatakan takdir?"

-oOo-

Sementara itu, Zean terduduk kelelahan. Ia sudah banyak berkeringat. Semua orang bertepuk tangan untuk Zean, karena Zean berani mengambil resiko untuk melakukan pertolongan pertama.

"Lo udah nyelamatin nyawa orang, gue bangga sama lo." Yuda memegang pundak Zean yang masih terduduk di dasar aspal dengan kelelahan.

"Jangan biarin wajah Lio terpampang lagi di blog kampus, gue mohon."

"Gue bicara sama mereka sekarang."

Gion berusaha berbicara pada para mahasiswa yang sempat merekam peristiwa itu. Semua mengerti dan berusaha menghargai kegigihan Zean, seorang mahasiswa kedokteran.

Sementara di rumah sakit, Lio langsung dibawa ke UGD. Ia langsung mendapat pertolongan pertama. Keluarga Lio datang dengan wajah cemas.

"Mana Liona?" tanya Bu Lani.

"Di UGD bu." Roy menjelaskan semua kronologis dari awal Liona mendapat masalah saat belajar motor.

"Ibu udah tau, Lio anak yang keras kepala. Dia orang yang berprinsip teguh setiap menghadapi apapun. Tapi prinsip itu yang kadang buat dia malah terluka." Bu Lani berkaca saat membicarakan perihal anak perempuan satu-satunya. Leo datang dengan Rayan.

"Kak Roy, kak Lio gak apa-apa kan?" tanya Rayan.

"Kak Lio baik-baik aja. Oh iya bu, Lio dapet pertolongan pertama dari mahasiswa kedokteran, saya lupa berterima kasih karena panik bawa Lio."

"Tolong sampaikan terima kasih sama dia Roy," ucap Pak Fendi.

Beberapa jam, kepala Lio terlihat sudah di perban. Matanya masih menutup, ia belum kunjung sadar.

"Sepertinya kepala anak ibu terbentur trotoar, tapi tidak begitu parah. Dia belum sadar mungkin sangat terkejut sehingga detak jantungnya melemah. Syukurlah anak ini diberi pertolongan pertama. Karena jika tidak, detak jantung yang tidak stabil bisa berakibat fatal. Sebentar lagi mungkin siuman, saya permisi."

"Makasih Dok."

Roy menatap Lio cemas.

"Gue bilang juga jangan bawa motor Li. Batu banget lo."

Datanglah Hani dengan panik, ia membawa goodie bag berisi makanan sangat banyak.

"Mana Lio, mana Lio? Roy? OMG Lioooooooo, lo kenapaaaaa? Pantes gue LINE gak mau dibales. Lio ini gue Hani bangun!"

"Han, jangan lebay kek. Lio gak apa-apa, cuma luka di kepala."

"Ini semua gara-gara lo kan? Lio kan pulang sama lo!" Mata Hani memicing tajam menatap Roy.

"Dih, mengapa gara-gara gue? Lio ketabrak mobil, terus ditolongin sama Zean."

"What? Zean?"

"Em. Kata dokter kalau Zean gak nolongin, Liona bisa aja kena serangan jantung."

Mata Hani melotot tajam. Dari sana ia mulai berpikir bercabang.

"Zean? Nolongin Lio? Wait. Siapa Zean? Siapa Lio? Mereka belum pernah ketemu sebelumnya kan. Kok Zean yang sering berantem sama Lio itu mau nolongin Lio?"

Roy menjelaskan semua kronologisnya dan Hani mulai mengerti. Kedua mata yang terpejam perlahan terbuka. Lio akhirnya sadar dari pingsannya.

"Lio?"

OFFICIALLY MISSING YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang