23. Curious About You

448 33 7
                                    

Tak sadar sudah setengah jam mereka menunggu, Liona terlihat tertidur di sofa, dan Zean mulai selesai dengan nyanyiannya melihat Lio tidur ia sempat kaget. Ia mendekatkan wajahnya untuk melihat Liona yang terpejam, Zean tiba-tiba menarik senyum.

"Bangun woy!" Zean menendang-nendang sepatu Lio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bangun woy!" Zean menendang-nendang sepatu Lio. Ia membuka setengah matanya, lalu terkejut dan segera berdiri.

"APA?"

"Apa-apa. Nih, bayar!"

"Berapa Mang?"

"Saya kasih gratis deh."

"Hah?" Liona menganga heran.

"Tapi saya mau minta tolong."

"Minta tolong apa Mang? Ini biayanya gak murah lo Mang."

"Emm gini. Saya kan punya aksi sosial ya ke panti asuhan. Tiap bulan saya sama tim ke panti asuhan buat kasih beberapa kebutuhan mereka. Tapi kali ini saya bener-bener gak sempat. Tim saya lagi kejar target buat pesenan ke Asutrali. Kalian mau kan nganter bantuan ini ke panti asuhan?"

Liona seketika melirik Zean. Ia sebenarnya tidak enak untuk menolak, apalagi jika gitar yang sudah diperbaiki itu adalah gratis.

"Siap Mang. Bawa aja barang-barangnya ke mobil saya. Makasih banyak nih Mang udah dikasih gratis begini."

"Alah kamu kayak sama siapa aja. Anak bontot bapak ini tèh, biasanya dia curhat kalau abis praktek kedokteran, larinya ke sini bukan ke ibunya hehehe."

Liona tersenyum ramah ketika Mang Yusuf mulai membicarakan Zean di depannya. Zean sudah menyalahkan mobilnya dan barang-barang pun sudah masuk.

Mereka sampai pada panti asuhan. Banyak sekali anak kecil yang berlarian di halaman panti. Zean dan Liona keluar. Mata Lio memicing tajam karena terik sinar matahari yang mengganggu penglihatannya.

"Lo yakin gak apa-apa? Lo pulang aja gue pesenin taksi online."

Ucapan Zean membuat Liona canggung sendiri, pasalnya perkataan Zean seakan membuat sebuah kalimat perhatian.

"Gue gak apa-apa. Ayo cepet bagiin barangnya. Gue males nih terus-terusan sama lo seharian."

"Heh simpanse, lo kira gue mau sama lo seharian. Kalau bukan karena gitar kesayangan gue, gue gak bakalan ada di sini."

Memang, tak ada ketertarikan satu sama lain jika mendengar dari pembicaraan mereka. Lio sudah sangat pasti tak menyimpan apapun pada Zean, hanya saja ia penasaran karena Zean mirip dengan Abi. Dan Zean, entah sejak kapan ia selalu terlibat dengan Liona, gadis berkepala batu yang seakan ia bersikap jual mahal depan siapapun.

Wajah Liona terlihat pucat, ia terduduk setelah memberikan beberapa makanan untuk anak-anak.

"Cabut yok!"

Zean sudah memainkan kunci mobilnya dengan tangan. Namun ia terhenti saat melihat Liona terduduk lemah di sebuah kursi.

"Lo gak apa-apa?"

OFFICIALLY MISSING YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang