Setelah selesai pertandingan, saat arena sudah sepi dan dirasa sudah aman, Kousei bergegas pergi ke ruangannya di temani Ken dan Kai.
Ken dan Kai yang saat itu menemaninya merasa ada yang aneh dengan gelagat Kousei, pasalnya, Kousei berjalan dengan sangat cepat dan sama sekali tidak berkata apa-apa selama di perjalanan, saat itu Kousei terlihat seperti menghawatirkan sesuatu.
Setelah sesampainya mereka di ruangan, Kousei langsung berjalan menuju sebuah jendela, di sana dia terdiam dan berdiri melihat hamparan seluruh wilayah kota Acela dengan tatapan kekhawatiran.
Ken dan Kai saling melirik satu sama lain, mereka merasa hal ini tidak biasa, lalu Ken bertanya. "Apa ada masalah, Master?"
"Ken, Kai," Dengan tatapan kosong dan suara yang pelan Kousei bertanya pada mereka. "Apa menurut kalian, kita mampu menjaga seluruh wilayah ini dari serangan Guild lain?"
"Tentu saja Master! apa yang membuat anda merasa ragu?" Jawab Ken.
"Kami akan membunuh siapapun yang menganggu wilayah kita!" Lanjut Kai meneruskan jawaban.
Kousei hanya tersenyum saat mendengar hal itu, jawaban Ken dan Kai telah mengurangi sedikit kekhawatirannya.
"Oh ya, satu hal lagi, orang yang bernama Scarra itu, apa menurut kalian dia kuat?" Tanya Kousei.
"Jujur saja, aku tidak merasakan aura yang kuat pada orang itu, tapi melihat Master melindungi Nobu dari serangannya tadi, aku yakin dia bukan orang sembarangan." Jawab Ken.
"Master pasti lebih tau dari kami." Lanjut Kai meneruskan jawaban.
"Baiklah, kalian boleh pergi! Saat Ken dan Kai hendak melangkah pergi, Kousei memanggilnya kembali. "Ken, tolong perintahkan seseorang untuk mengawasi nya!"
"Baiklah, Master!" Ken dan Kai pun melangkah pergi dari ruangan tersebut dengan penuh pertanyaan di benak mereka, mereka menjadi penasaran sebenarnya siapa pria yang bernama Scarra itu, hingga sampai-sampai Rimaster Kousei menaruh perhatian lebih padanya.
Saat Kousei sudah benar-benar sendiri di ruangannya, dia mengeluarkan tangannya dari saku jubahnya, lalu membuka kepalan telapak tangan kanannya dengan sedikit bergetar, dengan tatapan kekhawatiran, dia menatap telapak tangannya yang sudah memerah dan bahkan hampir berwarna keunguan.
Bekas luka itu dia dapatkan saat dirinya menggenggam pedang milik Scarra, namun Kousei menyembunyikan hal itu dan merahasiakannya dari para anggotanya, agar para anggotanya tersebut tidak merasa cemas dan tetap merasa aman.
"Apa yang telah aku lewatkan?, apa di luar sana masih banyak orang sekuat dia?, apa di luar sana orang-orang sudah melewati batas tingkat tiga?, apa yang selama ini aku lakukan?, jika begini, nasib Guild Gagak Hitam benar-benar sudah di ujung tanduk, aku harus lebih kuat lagi." Begitu banyak kekhawatiran di benak Kousei.
**
Di sisi lain, Scarra sedang merayakan keberhasilannya menjadi seorang Hunter bersama Tetsu dan Hama di sebuah bar.
Mereka berbincang, tertawa, dan bernyanyi di bar tersebut hingga membuat sedikit kegaduhan, namun tidak ada yang berani menegurnya, karena saat itu Scarra masih memakai Jubah Hunter Gagak Hitam lengkap dengan Pin Peringkatnya.
Hingga akhirnya hari sudah gelap, saat Scarra hendak pulang, dirinya menawarkan Tetsu dan Hama untuk menginap di tempat penginapannya, dan merekapun menyetujuinya karena kebetulan mereka memang belum memesan penginapan sebelumnya, sambil bernyanyi-nyanyi mereka pergi ke lokasi penginapan di mana Scarra menginap.
Saat mereka tiba di penginapan, Tetsu dan Hama membuka sebuah kamar baru tepat di sebelah kamarnya Scarra, merekapun berpisah dan memasuki kamarnya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
King Of The Crown
FantasyKisah ini bercerita tentang seseorang yang bernama Rhaka seorang pria muda berumur 19thn, dia adalah seorang anak yatim piatu yang sedang berjuang mencari pekerjaan untuk menyambung hidupnya. Namun siapa sangka, dulu dia adalah seorang top player di...